KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penurunan kuantitas vaksinasi Covid-19 terjadi pada tiga pekan terakhir.
Budi mengatakan, hal itu disebabkan oleh stok vaksin Covid-19 Sinovac yang mulai menurun.
"Kami juga melaporkan bahwa 3 minggu terakhir ini terjadi penurunan laju suntikan vaksin, yang tadinya konsisten di atas 2 juta ada penurunan," kata Budi dalam konferensi pers perkembangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (22/11/2021).
"Ini disebabkan ada beberapa hal, salah satunya adalah karena Sinovac vaksinnya sudah mulai menurun diganti oleh AstraZeneca dan Pfizer," ujar Budi.
Baca juga: Stok Vaksin Habis, Vaksinasi Dosis Kedua di Puskesmas dan RS Banyumas Ditunda
Semua vaksin aman
Budi menegaskan, kedua vaksin tersebut memiliki keamanan yang sama dengan vaksin Sinovac, bahkan efikasinya lebih tinggi.
Karena itu pihaknya kembali mengajak semua masyarakat untuk segera mengambil suntikan vaksin dan tak perlu ragu dengan vaksin selain Sinovac.
Ia menuturkan, efek demam setelah divaksin merupakan sesuatu yang lumrah.
"AstraZeneca, Pfizer, Moderna memang ada demam, sama seperti kita waktu kecil divaksin cacar juga ada demam. Tidak usah khawatir, vaksin-vaksin ini terbukti aman, tidak usah ragu-ragu untuk segera divaksin," jelas dia.
Budi mengingatkan masyarakat yang belum menjalani vaksinasi agar segera mendapatkan suntikan vaksin.
Sebab pihaknya berharap, gelombang baru Covid-19 yang saat ini menyerang Eropa tidak terjadi di Indonesia.
Baca juga: Belajar dari Lonjakan Covid-19 Eropa, Vaksin Saja Tidak Cukup
Stok vaksin
Hingga saat ini, stok vaksin Covid-19 Indonesia mencapai 287 juta dosis, 273 dosis di antaranya sudah dikirim ke daerah.
Dari 273 juta dosis yang sudah dikirim ke daerah, 225 juta di antaranya sudah disuntikkan.
"225 juta dosis yang kita suntikkan, 134,5 juta orang sudah mendapat dosis pertama dan 89,3 juta orang sudah mendapat dosis kedua," jelas Budi.
Dengan demikian, saat ini ada 50 juta stok vaksin di daerah yang cukup untuk persediaan satu bulan.
Budi menjelaskan, Indonesia kini lebih banyak menerima vaksin donasi dari luar negeri. Sebab, produksi vaksin negara-negara maju sudah melebihi stok mereka.
"Paling banyak kita terima jenis Pfizer dan Moderna. Oleh karena itu penting sekali, tolong disosialisasikan agar rakyat kita juga nyaman disuntikkan Pfizer dan Moderna, karena ini vaksin baik dan efikasinya tinggi," tambahnya.
Baca juga: Lowongan Pendamping Lokal Desa Kemendes PDTT bagi SMA, Ini Infonya
PPKM luar Jawa-Bali
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Haratarto mengumumankan perpanjangan PPKM luar Jawa-Bali hingga 6 Desember 2021.
"Khusus di luar Jawa-Bali dilakukan perpanjangan 23 November 2021 sampai 6 Desember 2021 untuk dua minggu dengan penerapan dilihat dari dosis vaksinasi. Yang kurang dari 50 persen jadi dinaikkan 1 level PPKM," kata Airlangga.