KOMPAS.com - Sejumlah negara di Eropa tengah berjuang menghadapi krisis gelombang kelima virus corona pada November 2021.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya kasus harian infeksi Covid-19 di Eropa seperti Jerman, Inggris, Turki, Perancis, dan lainnya.
Merebaknya kasus virus corona di Eropa ini dikarenakan mutasi virus Delta atau AY.4.2, kurang masifnya kesadaran vaksinasi, dan perubahan suhu jelang musim dingin.
Baca juga: Mengenal Varian Baru Botswana B.1.1.529 dan Potensi Bahayanya...
Berikut rangkuman kondisi beberapa negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Kondisi sejumlah negara di Eropa
1. Kondisi Covid-19 di PerancisMelansir Reuters, Rabu (24/11/2021), hal yang mengejutkan terjadi di Perancis.
Kementerian Kesehatan Perancis melaporkan ada 30.454 kasus baru dalam 24 jam, angka ini termasuk tinggi sejak terkendalinya kasus Covid-19 hingga Agustus 2021.
"Hari ini, kami akan mengumumkan 30.000 kasus selama 24 jam. Itu adalah peningkatan yang sangat besar dalam tingkat infeksi, yang menunjukkan bahwa kita, sayangnya, berada dalam gelombang kelima epidemi," ujar Menteri Kesehatan Perancis, Olivier Veran pada Selasa (23/11/2021).
Baca juga: Kapan Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun Dimulai? Ini Penjelasan Kemenkes
Kasus baru harian naik 54 persen dibandingkan dengan Selasa lalu dan peningkatan kasus baru dari minggu ke minggu telah jauh di atas atau hampir 50 persen selama 11 hari berturut-turut.
Tingginya kasus ini juga sejalan dengan naiknya jumlah pasien di unit perawatan intensif di rumah sakit.
Untuk mengendalikannya, regulator kesehatan Perancis mengatakan vaksinasi dosis ketiga harus diberikan kepada semua orang yang berusia di atas 40 tahun.
Hingga Kamis (25/11/2021), total kasus positif Covid-19 di Perancis mencapai 7.483.282.
Baca juga: Amankah Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun? Ini Penjelasan Epidemiolog
2. Kondisi Covid-19 di InggrisMenurut pemberitaan The New York Times, Rabu (24/11/2021) kasus infeksi Covid-19 di Inggris menyentuh angka lebih dari 40.000 kasus per harinya.
Bahkan, ada seribu atau lebih kematian per pekannya.
Sementara itu, muncul teori yang mendukung terjadinya kekebalan kelompok.
Ahli epidemiologi di Imperial College di London, Profesor Neil Ferguson mengatakan, ia berharap Inggris menghindari lonjakan kasus virus corona yang terlihat menyapu seluruh Eropa dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Aturan Pelaksanaan Ibadah serta Perayaan Natal dan Tahun Baru 2022
Menurutnya, meningkatnya kasus Covid-19 di Inggris karena begitu banyak warganya yang terinfeksi sejak penguncian dicabut pada Juli 2021.
Hal ini membiarkan munculnya kekebalan kelompok atau herd immunity.
Namun, pakar kesehatan masyarakat lainnya skeptis terhadap teori Profesor Ferguson untuk menciptakan kekebalan kelompok.
Baca juga: Saat WHO dan UNICEF Desak Indonesia Segera Gelar Sekolah Tatap Muka...
Menurut Mayo Clinic, kekebalan kelompok bisa terjadi ketika sebagian besar komunitas (kawanan) menjadi kebal terhadap suatu penyakit, membuat penyebaran penyakit dari orang ke orang tidak mungkin terjadi. Akibatnya, seluruh komunitas menjadi terlindungi, bukan hanya mereka yang kebal.
Mengingat penyebaran varian delta yang cepat, Kepala Program Kesehatan Masyarakat global di University of Edinburg, Profesor Sridar mengatakan, ada kemungkinan Inggris akan mencapai ambang itu setelah musim dingin.
Tapi itu akan tergantung pada ketahanan vaksin dan kekebalan alami.
Baca juga: 6 Antisipasi Lonjakan Covid-19 Selama Nataru, Apa Saja?
3. Kondisi Covid-19 JermanDikutip dari Guardian, Kamis (25/11/2021), saat ini Jerman tengah berjuang mengatasi pandemi setelah beberapa hari mengalami lonjakan kasus harian yang ekstrem.
Upaya Jerman dalam menanggulangi pandemi ini dinilai lebih baik dibanding negara-negara tetangganya.
Total tercatat ada 100.119 kematian akibat Covid di Jerman pada Rabu (24/11/2021).
Kepala Institut Robert Koch telah menempatkan angka kematian di Jerman sekitar 0,8 persen, yang berarti bahwa pada pertambahan jumlah kasus harian sekitar 50.000 kasus, dan sekitar 400 orang per hari akan berakhir sekarat.
Baca juga: Profil Singkat Angela Merkel, Kanselir Jerman yang Akan Pensiun
Negara Eropa lain yang merasakan
Sementara itu, negara-negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus yakni Slovakia, Republik Ceko, Belanda, dan Hongaria.
Semuanya melaporkan muncul angka tertinggi dari infeksi baru harian saat musim dingin.
Melansir ABC, Kamis (25/11/2021), Pemerintah Slovakia mulai memberlakukan penguncian dua minggu untuk memadamkan laju kasus harian Covid-19, karena jumlah orang di rumah sakit mencapai tingkat kritis di negaranya, di mana tingkat vaksinasi tetap rendah.
Baca juga: Eropa Alami Gelombang Baru Covid-19, Beberapa Negara Kembali Lockdown
Polandia melaporkan, akan memperketat pembatasan jika jumlah kasus harian tidak menurun dalam waktu dekat.
Belanda mencatat lebih dari 23.700 infeksi virus corona dalam 24 jam, yang berarti angka tertinggi sejak awal pandemi berlangsung di sana.
Mereka akan mengumumkan langkah-langkah baru dalam penanganan Covid-19 pada Jumat (26/11/2021).
Baca juga: Berkaca dari Ledakan Kasus Covid-19 di Eropa, Bagaimana Status Vaksinasi di Indonesia?
Kemudian, Pemerintah Denmark sudah mewajibkan kembali pemakaian masker di transportasi umum, di toko-toko, dan di sektor kesehatan.
Di Hongaria dilaporkan rekor 12.637 kasus Covid-19 baru harian.
Pemerintah Hongaria masih memutuskan apakah akan melakukan penguncian atau tidak, karena mereka takut hal itu akan melumpuhkan ekonomi.
Baca juga: Saat WHO Pantau Varian Virus Corona Baru Bernama Mu...