Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Chemtrails Sengaja Disebarkan agar Kasus Covid-19 Melonjak

Baca di App
Lihat Foto
Facebook
Tangkapan layar unggahan Facebook tentang hoaks chemtrails
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Berbagai unggahan yang mengeklaim adanya chemtrails di berbagai daerah ramai di media sosial.

Selain itu disebutkan juga virus corona sengaja disebarkan melalui udara oleh pemerintah.

Video-video yang menunjukkan awan berbentuk garis di langit ditautkan untuk memperkuat klaim tersebut.

Klaim-klaim itu tidaklah benar. Tidak ada yang disebut chemtrails dan pemerintah tidak menyebarkan virus corona menggunakan pesawat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir Reuters, 1 Mei 2021, chemtrails mengacu pada teori konspirasi lama yang dibantah.

Teori itu mengatakan, pemerintah atau pihak lain terlibat dalam program rahasia untuk menambahkan bahan kimia beracun ke atmosfer dari pesawat dengan cara yang membentuk gumpalan yang terlihat di langit.

Narasi yang beredar

Akun Facebook yang membagikan unggahan yang mengeklaim tentang adanya chemtrails di berbagai daerah tersebut adalah ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

Ada yang menulis bahwa terlihat penampakan chemtrails di Ambon. Diklaim virus corona sengaja disebarkan untuk membuat kasus Covid-19 melonjak.

"Penampakan Chemtrails di Ambon pada Jum'at (1/10/2021).
Waspada, angka copet-19 sebentar lagi melonjak. Virus chemtrails kimia sengaja disebarkan !!"

Akun lain membagikan video yang disebut chemtrails di Blora. Diklaim juga chemtrails adalah cara rezim meracuni rakyatnya demi syahwat jabatan.

"Penampakan chemtrails di Blora.
Cara rezim meracuni rakyatnya sendiri demi syahwat jabatan, serta cara cari muka dan rela menjadi kacung kepada elit global"

Selain itu ada yang mengeklaim penampakan chemtrails di Pantura dan daerah lainnya.

"Penampakan Chemtrails (Chemical Trails) sepanjang jalur pantura tidak lama setelah pesawat melintas dan terbang rendah"

"Penampakan chemtrails.. Apa ne???"

"you should to know!!! Hmm
IG @_teluuur_: Penampakan Chemtrails mulai dari Surabaya, Palembang, Makassar, Sulawesi hingga Batam, Riau"

"bismillah...
tabarakallah...
let's educate yourself...
*sharing for caring
.
more info @_teluuur_ Penampakan Chemtrails mulai dari Cirebon, Bogor, Indramayu, Majalengka sampai Pasuruan"

Mereka tidak percaya bahwa virus corona ditularkan dari manusia ke manusia. Akan tetapi ditularkan melalui udara dengan cara menyemprotkan virus corona dari pesawat.

Jejak putih yang ditinggalkan pesawat diklaim sebagai chemtrails. Tak lama setelah disemprotkan pesawat, akan turun hujan.

Hujan itu diklaim dapat menyebabkan penyakit mulai dari mata perih, demam, batuk, atau sakit seperti Covid-19.

Klaim yang disebarkan akun-akun di atas yaitu:

  • Terdapat penampakan chemtrails di berbagai daerah.
  • Angka kasus Covid-19 sebentar lagi melonjak karena virus disebarkan melalui udara.

Adapun tangkapan layar unggahan Facebook itu seperti ini:

Arsip unggahan tersebut bisa dilihat di , , , , , dan .

Konfirmasi Kompas.com

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menegaskan bahwa itu adalah hoaks.

"Hoaks," tegasnya kepada Kompas.com, Kamis (25/11/2021).

Dia membenarkan bahwa chemtrails merupakan teori yang asal-asalan dari para pembuat teori konspirasi. Istilah chemtrails tidak ada, yang ada adalah contrails.

"Iya (teori yang asal-asalan dari para pembuat teori konspirasi)," tuturnya.

Hoaks ini termasuk hoaks berulang. Sebelumnya juga ramai diunggah di media sosial Instagram tentang penampakan chemtrails di Depok, Cirebon, Sumedang, Indramayu, Semarang, Brebes hingga Aceh.

Indan menjelaskan bahwa fenomena jejak putih di langit seperti yang terlihat pada video-video yang disebarkan itu dikenal dengan nama jejak kondensasi pesawat terbang atau condensation trail (contrails), bukan chemtrails.

"Ini merupakan hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails tapi jika bentuknya mulai berpendar atau melebar seperti awan biasa juga disebut dengan aviaticus cloud," katanya lagi.

Indan juga menjelaskan, adanya beberapa misi penerbangan dengan membawa bahan kimia, tapi memang untuk keperluan tertentu, seperti:

1. Misi TMC

Misi TMC adalah ketika pesawat membawa NaCl, kemudian disebar di area yang berawan untuk tujuan mempercepat terjadinya hujan.

2. Pemadaman kebakaran

Misi selanjutnya adalah pemadaman kebakaran di suatu area.

3. Menyebarkan pupuk

Penyebaran pupuk atau anti hama untuk area perkebunan juga bisa dilakukan dari pesawat.

Indan menambahkan, jejak di langit bisa terjadi kapan saja, tidak tergantung musim (penghujan atau kemarau).

"TMC itu bisa saat musim hujan (mencegah banjir) atau saat kemarau untuk mempercepat hujan," kata Indan.

Terkait semua yang mengatur penerbangan, dia meluruskan bahwa yang mengendalikan penerbangan di Indonesia adalah Airnav.

"Perlu saya infokan juga, semua penerbangan yang ada di wilayah udara RI dikendalikan oleh Airnav melalui petugas pengatur lalu lintas udara dan juga dimonitor oleh Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional), termasuk misi yang dilaksanakan oleh semua pesawat yang terbang di wilayah udara RI," pungkasnya.

Kesimpulan

Klaim adanya penampakan chemtrails di berbagai daerah dan virus corona yang sengaja disebarkan melalui udara oleh pemerintah adalah tidak benar atau hoaks.

Adanya jejak awan putih di langit bukanlah chemtrails, melainkan contrails.

Selain itu tidak ada pesawat yang menyebarkan virus corona menggunakan pesawat dengan cara menyemprotkannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi