Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 Persen Lebih Menular, Apakah Omicron Lebih Ganas dari Delta?

Baca di App
Lihat Foto
freepik
Ilustrasi virus
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Varian virus corona penyebab Covid-19 dengan nomor B.1.1.529 yang diberi nama Omicron disebut-sebut lebih cepat menular. 

Varian ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.

Sebelumnya ilmuwan Afrika Selatan mendeteksi sejumlah kecil varian, yang disebut B.1.1529, pada Selasa (23/11/2021), dalam sampel penelitian dari tanggal 14 hingga 16 November 2021.

Baca juga: Mengenal Varian Corona B.1.1.529 Omicron yang Bisa Lebih Berbahaya

Mendapat perhatian WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan mutasi Omicron ke dalam Variant of Concern (Voc) atau varian yang menjadi perhatian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kategori VoC mengindikasikan bahwa varian tersebut berpotensi menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19.

Tapi, benarkah Omicron lebih ganas dibandingkan varian Delta?

Lebih ganas dari varian Delta?

Diketahui, varian Delta saat ini merupakan mutasi Covid-19 yang paling dominan di dunia.

Varian Delta bahkan menyebabkan lonjakan kasus besar di banyak negara, tak terkecuali Indonesia.

Melansir Euro News, butuh sekitar dua bulan bagi varian Delta untuk diberi label VoC oleh WHO. Sementara itu, Omicron, telah menerima klasifikasi itu dalam waktu 72 jam setelah terdeteksi.

Kekhawatiran varian baru Omicron adalah tingginya jumlah mutasi yang mencapai 32 pada protein spike.

Sebagai perbandingan, varian Delta yang dianggap sangat menular hanya memiliki delapan mutas.

Meski jumlah mutasi pada protein lonjakan bukanlah indikasi yang tepat tentang betapa berbahayanya varian baru, hal itu menunjukkan bahwa sistem kekebalan manusia mungkin merasa lebih sulit untuk melawan varian baru.

Artinya, ada indikasi bahwa Omicron dapat lolos dari respons imun, sehingga membuat kita berisiko lebih besar.

Baca juga: 6 Fakta Varian Covid-19 Omicron B.1.1.529 yang Disebut Lebih Menular

 

500 lebih menular dari Delta?

Mengutip DW, ahli biologi molekuler di Institute of Molecular Biotechnology di Wina, Dr Ulrich Elling menuturkan, perkiraan pertama menunjukkan varian Omicron mungkin 500 persen lebih menular dari Delta.

Kendati demikian, infeksi dengan varian baru belum tentu lebih parah daripada infeksi dengan varian sebelumnya.

Tetapi ada tanda-tanda bahwa varian baru ini menyebar lebih cepat serta dapat menempatkan sistem kesehatan nasional di bawah tekanan yang lebih besar dan lebih cepat.

Saat ini, para ilmuwan tidak memiliki cukup data untuk mengetahui seberapa berbahaya varian ini.

BioNTech, yang bersama dengan Pfizer telah mengembangkan vaksin yang paling banyak digunakan di dunia, mengatakan paling lambat dua minggu untuk mendapat lebih banyak data dari pengujian harus tersedia.

Data ini akan memberikan informasi lebih lanjut tentang kemungkinan Omicron bisa menjadi varian pelarian yang memerlukan penyesuaian vaksin jika menyebar secara global.

Baca juga: Daftar Negara yang Sudah Melaporkan Varian Omicron dari Afrika Selatan

Tedeteksi di sejumlah negara

Hingga saat ini, semua negara anggota Uni Eropa menangguhkan perjalanan dari tujuh negara Afrika Selatan pada Jumat (26/11/2021).

Amerika Serikat (AS) juga bergerak untuk membatasi perjalanan bagi warga negara non-AS dari Afrika Selatan dan tujuh negara lainnya mulai Senin (29/11/2021).

Tercatat sudah ada enam negara yang mengonfirmasi temuan kasus Covid-19 varian Omicron. Mereka adalah Israel, Hong Kong, Belgia, Jerman, Inggris, dan Italia.

 

Belum terdeteksi di Indonesia

Dikutip dari Kompas.com (28/11/2021), Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi memastikan bahwa sejauh ini, varian Omicron belum terdeteksi di Indonesia.

“Belum ditemukan (kasus virus Omicron),” kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/11/2021).

Antisipasi Pemerintah

Nadia mengatakan, sebagai antisipasi atas penyebaran varian baru ini, dilakukan pengetatan pintu masuk Indonesia sesuai dengan peraturan yang ada.

Selain itu, pemerintah memberlakukan tindakan karantina dan tes RT-PCR.

“(Tes) PCR tiga kali negatif dan karantina tiga atau lima hari tergantung status vaksinasinya,” kata Nadia.

Baca juga: Belum Terdeteksi di Indonesia, Bagaimana Antisipasi Pemerintah terhadap Varian Omicron?

Kemenkes terus memantau varian Omicron dengan melakukan pemeriksaan genom sekuensing pada sejumlah kasus positif. 

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada dan segera melakukan vaksinasi Covid-19.

Nadia juga mengingatkan agar masyarakat menunda kegiatan pada akhir tahun terutama mudik Nataru (Natal dan Tahun Baru).

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Varian Corona B.1.1.529

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi