Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tjipetir, Gutta-percha dari Sukabumi yang Ditemukan di Eropa

Baca di App
Lihat Foto
GNFI
Tracey Williams, orang pertama yang mengisahkan Misteri Tjipetir di akun fan page di Facebook © Tom Quinn Williams/Tjipetir Mystery Facebook page
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah papan bertuliskan "Tjipetir" ramai diperbincangkan setelah banyak ditemukan di pantai-pantai Eropa.

Tjipetir atau Cipetir diketahui merupakan salah satu daerah di Sukabumi, Jawa Barat.

Temuan papan mirip telenan ini pun menimbulkan tanda tanya, bagaimana papan-papan itu bisa sampai di pantai-pantai Eropa?

Ditemukan di sejumlah negara Eropa

Seorang warga bernama Tracy Williams pada 2012 menemukan papan itu kala ia berjalan di pantai dekat rumahnya di Cornwall, Inggris.

Karena penasaran, ia kemudian mengunggah temuan itu ke akun Facebook-nya. Berkat unggahan itu, banyak orang di Eropa melaporkan temuan yang sama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka berasal dari Spanyol, Perancis, Belanda, Jerman, Norwegia, Swedia, dan Denmark.

Baca juga: Misteri Tjipetir Asal Sukabumi di Eropa

Berasal dari awal 1900-an

Melansir pemberitaan Kompas.com, rasa penasaran Williams untuk mengungkap asal-usul papan itu membawanya pada sebuah riset kecil-kecilan.

Ia menemukan petunjuk pertama berupa foto hitam putih yang menunjukkan seorang anak kecil berdiri di samping tumpukan papan bertuliskan Tjipetir.

Foto itu diketahui berasal dari awal 1900-an.

Dalam informasi lain, Tjipetir merupakan nama perkebunan untuk membudidayakan pohon percha penghasil zat seperti karet yang disebut gutta-percha.

Zat gutta percha tersebut dulunya digunakan pada barang-barang, seperti tambalan gigi, bola golf, hingga kabel bawah air.

Di masa kejayaannya, yaitu era penjajahan Belanda, Tjipeter telah merambah ke pasar internasional.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misteri Hilangnya Kapal SS Waratah 27 Juli 1909

 

Berasal dari kapal Titanic?

Setelah bertukar informasi dengan para penemu papan Tjipeter, Williams menemukan teori yang menyebut papan tersebut mungkin berasal dari Titanic yang membawa produk Tjipetir saat tenggelam.

Ahli kelautan Curtis Ebbesmeyer menyebut, papan Tjipetir mungkin terdampar di pantai selama berabad-abad.

"Berdasarkan temuan sejauh ini, mereka jelas dimasukkan ke dalam sirkulasi hemispheric ocean. Hanya butuh waktu 25 tahun bagi flotsam untuk mengelilingi dunia, dan mereka mungkin sudah cukup lama mengelilingi dunia tiga kali," kata Ebbesmeyer.

"Mereka (plat Tjipetir) masih dalam kondisi baik setelah bertahun-tahun, yang tidak biasa. Mereka mungkin salah satu potongan besar kapar yang mungkin ditemukan orang 100 tahun dari sekarang," sambungnya.

Baca juga: Kisah di Balik Plat Tjipetir dari Sukabumi, Tersebar di Banyak Pantai di Eropa

Kapal Miyazaki Maru

Pada 2013, sebuah teori baru muncul terkait adanya papan Tjipetir di banyak pantai Eropa.

Disebutkan bahwa kapal Jepang bernama Miyazaki Maru yang tenggelam pada 31 Mei 1917 dalam perjalanan dari Yokohama menuju London, membawa ribuan papan gutta percha.

Kapal ini tenggelam 150 mil di sebelah barat Kepulauan Scilly setelah diserang oleh kapal selam U-88 Jerman. Peristiwa ini memakan korban delapan orang.

Baca juga: Misteri Kasus Pembunuhan Mahasiswi di Jepang, Polisi Periksa 75.000 Saksi hingga Janjikan Hadiah Rp 1 Miliar

 

Pabrik dan perkebunan Tjipetir di Sukabumi

Dikutip dari , diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengungkap misteri papan Tjipetir, dan petunjuk pertama datang dari penemuan foto hitam-putih.

Foto tersebut dipotret di Provinsi Jawa Barat, Indonesia pada awal 1900-an, yang menunjukkan tumpukan papan yang dipanggang di bawah sinar matahari di samping seorang anak laki-laki.

Perkebunan tersebut bernama Tjipetir, yang membudidayakan pohon percha, yang menghasilkan zat seperti karet yang disebut gutta percha, yang pernah berfungsi sebagai pendahulu plastik.

Ini digunakan pada barang-barang dari tambalan gigi, bola golf, hingga kabeh bawah air. Bahan ini menunjukkan ketahanan luar biasa saat terkena air.

Pabrik gutta-percha atau dikenal dengan getah perca Tjipetir pernah mengalami masa kejayannya saat zaman kolonial Belanda.

Bahan baku lempengan karet tersebut ternyata sudah merambah pasar internasional. Pohon karet di Sukabumi pertama kali ditanam tahun 1887 oleh Belanda dan butuh 10-14 tahun sebelum bisa dipanen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi