Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan WHO Menamai Varian B.1.617.2 Jadi Omicron, Bukan Nu atau Xi

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/angellodeco
Ilustrasi varian Omicron. Peneliti memegang sampel darah varian baru Covid-19 Omicron (B.1.1.529). Varian Omicron langsung dimasukkan WHO ke kategori variant of concern.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian virus corona B.1.617.2 ke dalam Variants of Concern (VOC), yang kemudian diberi nama varian Omicron.

Penamaan ini berdasarkan urutan huruf Yunani.

Sejauh ini, ada 5 VOC dan 2 Variants of Interest (VOI), yang semuanya memiliki nama Yunani masing-masing agar penyebutannya mudah.

Baca juga: Daftar Negara yang Dilarang Masuk Indonesia Imbas Varian Omicron

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum ini, WHO menetapkan varian B.1.621 dalam kategori VOI dan menamainya varian Mu.

Berdasarkan urutan huruf Yunani, seharusnya ada huruf “Nu” dan “Xi”.

Namun, WHO memutuskan untuk menamai temuan varian terbaru dengan huruf "Omicron" yang loncat dua urutan dari huruf Yunani.

Baca juga: 7 Negara Telah Mendeteksi Varian Omicron B.1.1.529, Mana Saja?

Alasan WHO menamai varian B.1.617.2 jadi Omicron

1. Mencegah kebingungan

Diberitakan AP News, Minggu (28/11/2021), WHO memang sengaja melewatkan dua huruf tepat sebelum Omicron yakni Nu dan Xi.

Pemberian nama Xi dihindari agar tidak menimbulkan spekulasi dan demi menghormati Presiden China, Xi Jinping.

Xi juga tidak dipakai karena itu adalah nama yang umum dipakai.

Baca juga: Saat WHO Pantau Varian Virus Corona Baru Bernama Mu...

Sementara nama Nu sedikit mirip dengan varian sebelumnya, yakni Mu. Serta pengucapannya membuat bingung karena mirip dengan kata 'new' atau baru dalam bahasa Inggris. Sehingga WHO melewatkan dua huruf Yunani tersebut.

"Nu terlalu mudah dikacaukan dengan new," tutur Tarik Jasarevic, Juru Bicara WHO  Sabtu (27/11/2021).

Pihaknya juga mengatakan, penamaan ini dibuat agar tidak menyebabkan pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional atau etnis.

WHO telah mempromosikan sistem penamaan yang sederhana dan dapat diakses, tidak seperti nama ilmiah varian yang rentan menimbulkan kekeliruan pelaporan.

Baca juga: Saat WHO dan UNICEF Desak Indonesia Segera Gelar Sekolah Tatap Muka...

2. Didukung para peneliti

Keputusan WHO untuk memberi nama varian B.1.621 dengan Omicron didukung oleh para peneliti.

Melansir New York Times, Sabtu (27/11/2021), seorang ahli virologi di Universitas Saskatchewan, Angela Rasmussen membagi pengalamannya ketika kesulitan memberi keterangan kepada wartawan tentang varian baru dengan nama ilmiahnya.

“Itu membuatnya sangat rumit untuk dibicarakan ketika Anda terus-menerus menggunakan sub alfabet dengan sebutan varian,” kata dia.

Baca juga: Mengenal Varian Baru Botswana B.1.1.529 dan Potensi Bahayanya...

Sampai akhirnya orang-orang menyebut nama varian ini dengan nama tempat varian terdeteksi. Misalnya varian Inggris atau varian Afrika Selatan.

”Itulah alasan besar lainnya mengapa WHO pindah ke sistem penamaan Yunani," kata Rasmussen.

Praktik menggambarkan varian berdasarkan tempat mereka pertama terdeteksi berisiko terhadap stigmatisasi dan diskriminatif.

Baca juga: Peringatan Epidemiolog soal Varian Baru Virus Corona B.1.1.529

Praktik penamaan virus berdasarkan wilayah juga secara historis menyesatkan.

Rasmussen mencontohkan virus Ebola, yang diambil dari nama sungai yang sebenarnya jauh dari tempat virus itu muncul. Begitu juga dengan Flu Spanyol.

“Flu Spanyol bukan berasal dari Spanyol. Kami tidak tahu dari mana asalnya, tetapi ada kemungkinan yang sangat bagus itu muncul dari AS," ungkap dia.

Maka dari itu, dengan kebijakan penamaan yang baru ini, WHO mendorong otoritas nasional dan media untuk mengadopsi label baru ini.

Baca juga: Simak, Ini Penjelasan WHO tentang Varian Baru Corona B.1.1.529

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Varian Corona B.1.1.529

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi