Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Omicron, Jepang Larang Pendatang Asing Masuk dari Seluruh Dunia

Baca di App
Lihat Foto
AP/KIICHIRO SATO via ABC INDONESIA
Kepatuhan menggunakan masker menjadi salah satu alasan penurunan kasus Covid-19 di Jepang.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Jepang melakukan pembatasan ketat untuk mencegah masuknya varian virus corona Omicron ke negara tersebut. 

Pemerintah Jepang menutup perbatasan untuk orang asing yang bukan penduduk sebagai respons atas munculna varian Omicron. 

Mulai Selasa (30/11/2021), Jepang akan melarang orang asing yang bukan penduduk, termasuk pelancong bisnis, pelajar internasional, dan pekerja asing, memasuki negara itu.

Larangan berlaku untuk semua negara, bukan hanya negara dengan kasus varian Omicron yang dikonfirmasi. 

Baca juga: Ada yang Capai Rp134.600 per Jam, Ini Rata-rata UMR Buruh di Jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghindari skenario terburuk

Keputusan tersebut menjadikan Jepang salah satu negara pertama, dan sejauh ini terbesar, yang memberlakukan penutupan perbatasan secara luas sebagai tanggapan terhadap Omicron, bersama Israel dan Maroko.

"Ini adalah tindakan pencegahan, darurat untuk menghindari skenario terburuk," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Senin sore (29/11/2021).

“Diperlukan penelitian untuk mengetahui seberapa menular varian omicron secara global, dan apakah vaksin masih efektif mencegah penularan atau gejala parah. Sangat penting bagi kami untuk merespons situasi dengan cepat dan fleksibel,” kata dia lagi. 

Melansir Japan Times, Senin (29/11/2021), Pemerintah Jepang mengumumkan mulai Selasa (30/11/2021) mereka akan menutup kembali pintu kedatangan internasional selama satu bulan ke depan.

Karantina

Bagi warga negara maupun penduduk asing yang memiliki riwayat perjalanan ke Botswana, Eswatini, Lesotho, Namibia, Afrika Selatan, Zimbabwe, Mozambik, Malawi, Zambia, dan Angola, maka harus menjalani masa pemeriksaan 14 hari.

Karantina 10 hari pertama berlokasi di fasilitas yang ditentukan pemerintah, 4 hari sisa di lokasi yang mereka pilih.

Untuk warga negara dan penduduk yang baru mengunjungi Israel, Inggris, Belanda, dan Italia, mereka diwajibkan selama dua pekan, di mana enam hari pertama di fasilitas yang ditentukan pemerintah, sisanya di lokasi yang mereka pilih.

Sementara untuk warga negara dan penduduk asing dari Australia, Jerman, Republik Ceko, Denmark, Hong Kong, Prancis, Ontario Kanada, Belgia, dan Austria akan diminta karanrina 3 hari di fasilitas yang ditentukan pemerintah dan 11 hari di lokasi yang mereka pilih.

Aturan 14 hari ini tetap berlaku bagi mereka semua, meski sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Baca juga: 10 Tempat Terbengkalai dari Namibia hingga Jepang

 

Gejala varian Omicron

Mengutip The Telegraph, dokter dari Afrika Selatan yang merupakan orang pertama pelapor Virus Omicron dr Angelique Coetzee mengatakan, gejala varian baru ini tidak seperti gejala pada Covid-19 pada umumnya, tetapi cenderung ringan.

Pasien yang diketahui terinfeksi varian Omicron, menurut dia, mengalami gejala kelelahan hebat.

 

Meski demikian, dia mengatakan, tidak ada yang mengalami kehilangan bau dan rasa.

 

“Gejala mereka sangat berbeda dan sangat ringan dari yang pernah saya tangani sebelumnya,” ujar Dr Coetzee yang juga sebagai dokter pimpinan Asosiasi Medis Afrika Selatan.

 

Dikutip dari Reuters, Minggu(29/11/2021), selain kelelahan, pasien yang datang juga mengaku mengeluhkan nyeri tubuh dan sakit kepala.

 

"Gejala itu sangat mirip infeksi virus umum. Dan karena kami belum melihat pasien Covid-19 selama 8-10 minggu terakhir, kami memutuskan untuk melakukan tes," kata dia.

 

Salah seorang pasien yang juga teridentifikasi terinfeksi varian baru adalah pasien berusia enam tahun yang datang ke klinik pribadinya dengan keluhan denyut nadi tinggi.

 

Meski demikian, pasien tersebut dalam dua hari perawatan menurutnya lekas menunjukkan perkembangan yang baik.

Baca juga: Mengenal Varian Corona B.1.1.529 Omicron yang Bisa Lebih Berbahaya

 

Pasien yang terinfeksi Omicron

 

Dia mengatakan kebanyakan pasiennya bergejala sangat ringan dan tak perlu dilakukan perawatan lebih lanjut.

 

Sekitar dua lusin pasiennya yang positif Covid-19 dengan varian baru ini rata-rata adalah pria sehat, dalam kondisi lelah.

 

Sementara setengah dari pasien-pasien Coetzee merupakan orang-orang yang tidak divaksinasi.

 

Pasien-pasien Coetzee kebanyakan adalah orang-orang muda dari berbagai latar belakang dan etnis.

 

Coetzee pada pengarahannya, Sabtu (27/11/2021), menjelaskan, seluruh pasiennya sehat, tetapi dia khawatir jika varian ini menyerang orang tua dengan komorbid diabetes atau penyakit jantung.

 

“Yang harus kita khawatirkan sekarang adalah ketika orang yang lebih tua dan tidak divaksinasi terinfeksi dengan varian baru, dan jika mereka tidak divaksinasi, kita akan melihat banyak orang dengan penyakit yang parah,” kata dia.

Baca juga: 6 Langkah Indonesia Mencegah Masuknya Varian Corona Omicron

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi