Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pemimpin Redaksi Kompas.com
Bergabung sejak: 21 Mar 2016

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Desa Paling Bersih di Jawa Ada di Blora, Desa Komunitas Sedulur Sikep

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Sesepuh sedulur sikep Samin, Lasiyo difoto di rumahnya di Klopoduwur, Blora, Jawa Tengah, Jumat (27/11/2021).
Editor: Heru Margianto

HAI, apa kabarmu?

Semoga kabarmu baik karena anugerah kesehatan baik raga maupun jiwa. 

Kekhawatiran dunia karena varian baru Covid-19 Omicron semoga tidak membuatmu panik tetapi tetap waspada dengan disiplin menerapkan prokes.

Sebagai varian terbaru, Omicron memiliki kemampuan menular lima kali lebih cepat dari varian asli virus corona SARS-CoV-2 yang pertama ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019.

Omicron bisa cepat menular karena kemampuannya melawan atau menghindari kekebalan tubuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, Omicron memiliki lebih banyak mutasi dan beberapa di antaranya mengkhawatirkan.

Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Setelah itu, Omicron terdeteksi di Inggris, Skotlandia, Jerman, Italia, Belgia, Botswana, Israel, dan Hong Kong.

Karena sifat virus yang tidak akan pernah hilang dan akan terus bermutasi, kepanikan dan kekhawatiran berlebih bukan respons yang tepat.

Sambil terus waspada, disiplin menerapkan prokes dan menyediakan diri divaksin adalah respons paling tepat untuk mencegah penularannya.

Prokes mencegah kita terpapar virus. Vaksin mencegah keparahan jika ternyata kita terpapar virus meskipun sudah merasa disiplin prokes.

Soal virus dan bagaimana respons atasnya, minggu lalu, saya mendapat pandangan yang berbeda dan menjadi respons yang tepat juga menurut saya.

Minggu lalu, saya pergi ke Blora, Jawa Tengah untuk mencoba penerbangan perdana Citilink dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Ngloram Cepu di Blora.

Penerbangan sekitar 1 jam 30 menit membuat Blora yang semula serba tanggung posisinya untuk didatangi menjadi terbuka dari ketanggungannya.

Penerbangan perdana yang membuat Bupati Blora Arief Rohman, Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, dan warga Blora bungah. Blora keluar dari ketanggungannya karena adanya penerbangan ini.

Pandangan berbeda soal virus dan bagaimana respons atasnya, saya dengar saat bertandang ke Desa Klopoduwur, Banjarjero, Blora, tempat Mbah Lasiyo dan Sedulur Sikep tinggal.

Menurut para sesepuh Samin ini, virus ataupun penyakit tidak untuk dimusuhi tetapi tidak juga jumawa kita menantangnya.

Selain mendatangkan hal-hal yang mungkin dianggap buruk, virus atau penyakit juga menatangkan hal-hal yang mungkin dianggap baik. 

Kemajuan ilmu karena virus dan penyakit adalah hal-hal baik. Lahirnya pekerjaan-pekerjaan baru karena virus dan penyakit adalah hal-hal baik. 

Secara sederhana, hadirnya virus dan penyakit adalah cara alam semesta menjalankan logikanya, mewujudkan keseimbangan barunya.

Hal-hal yang mungkin dianggap buruk atau hal-hal yang mungkin dianggap baik karena virus dan penyakit adalah konsekuensi dari logika alam semesta dalam mewujudkan keseimbangan barunya.

Sikap hidup berselaras dengan alam semesta ini membuat respons Sedulur Sikep terhadap perubahan tidak menjadi reaktif tetapi tenang.

Ketenangan itu tercermin juga dari sikap merasa cukup atas segala sesuatu. Hidup cukup atau sederhana adalah cara mendapatkan ketenangan.

Untuk mengukur kecukupan hidup itu, Sedulur Sikep membuat pembedaan antara keinginan dan kebutuhan.

Sikap ini menghindarkan diri dari korupsi dan perilaku koruptif yang didasari keinginan.

Prinsip hidup sederhana ini dijadikan pesan saat Bupati Blora melantik 13 pejabat eselon 2 di pendopo Sedulur Sikep di Klopoduwur dengan pakaian khas Samin. 

Hidup cukup tercermin dari salam atau sapaan di antara Sedulur Sikep yaitu Seger Waras. Seger untuk badan atau raga. Waras untuk pikiran atau jiwa.

Karena itu, saat kita masuk ke komunitas Samin atau Sedulur Sikep, tidak ada hal-hal berlebihan kita dapati. 

Namun, karena mungkin kita terbiasa mendapati segala sesuatu berlebihan, saat kita mendapati hal-hal lain cukup, hal itu terasa istimewa. 

Keistimewaan itu saya dapati saat bertandang ke komunitas Samin atau Sedulur Sikep di Desa Sambongrejo, Sambong, Blora.

Desa di tengah hutan jati ini tertata rapi dengan kesederhanaannya. Di komunitas yang di dalamnya tinggal sekitar 500 keluarga yang menjalankan nilai-nilai Sedulur Sikep, saya tidak mendapati sampah.

Tidak hanya sekali saya datang. Saat datang untuk kedua kali dan hujan lebat sepanjang hari, jalan-jalan di komunitas Sedulur Sikep ini bersih. 

Got di tepi jalan mengalir dengan lancar. Air gotnya jernih sehingga membuat kita mengetahui seperti apa wujud air hujan jika dikumpulkan.

Tidak ada sampah terbawa arus got di tengah permukiman. Cukup lama saya tertegun mendengar bunyi hujan dengan suara aliran got yang mengantar air hujan ke sawah dan ladang.

Dari perjalanan saya ke sejumlah tempat, mungkin ini desa paling bersih yang pernah saya jumpai. Perlu riset tambahan pastinya untuk penilaian subjektif ini.

Soal kebersihan yang terjaga, Mbah Pram, tokoh Samin Sedulur Sikep di Desa Sambongrejo mengatakan hal itu dilakukan karena kesadaran dan keteladanan.

Mbah Pram atau nama lengkapnya Pramugi Prawiro Wijoyo mengemukakan, terkait desa yang bersih, para orangtua tidak berteriak-teriak menyerukan tetapi dalam hening mempraktikkan.

Saat jalan ke ladang mendapati sampah misalnya, siapa pun, juga para sesepuh mengambilnya dan membuang pada tempatnya.

Laku tanpa ucapan atau teriakan ini membuat siapa pun sungkan dan kemudian malu jika tidak mempraktikkan. Teladan jadi pijakan.

Lakukan kebaikan, tanpa harus mengatakan apalagi memerintahkan, orang lain akan mengikuti.

Seger waras,
Wisnu Nugroho.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi