Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari AIDS Sedunia 2021: Fakta tentang HIV, Penularan, dan Risikonya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi HIV/Aids, Hari Aids Sedunia
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 1 Desember.

Melansir laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tahun ini peringatan Hari AIDS Sedunia mengusung tema "Akhiri ketidaksetaraan. Akhiri AIDS".

AIDS adalah singkatan dari nama penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome, yang berawal dari serangan HIV (Human Immunodeficiency Virus).

HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus ini menginfeksi dan menghancurkan jenis sel darah putih di dalam tubuh sehingga daya tubuh memburuk dan rentan diserang penyakit.

Baca juga: Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2021: Sejarah, Peringatan, Tema, dan Link Twibbon

Tema Hari AIDS sedunia

WHO menyebutkan, HIV/AIDS tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Meskipun dunia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, namun target global penanganan HIV pada 2020 masih belum terpenuhi.

Perpecahan, disparitas dan pengabaian hak asasi manusia adalah beberapa hambatan yang memungkinkan HIV tetap menjadi krisis kesehatan global.

Hal ini diperparah dengan pandemi Covid-19 yang mempengaruhi setiap sendi kehidupan, sehingga membuat kehidupan banyak orang yang hidup dengan HIV lebih berat.

Pada 1 Desember 2021, WHO menyerukan para pemimpin global dan warga dunia untuk bersatu menghadapi ketidaksetaraan yang mendorong AIDS dan untuk menjangkau orang-orang yang saat ini masih belum menerima layanan pengobatan HIV.

 

Fakta tentang HIV/AIDS

Menurut catatan WHO, HIV masih menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang serius, dan sejauh ini telah merenggut 36,3 juta jiwa.

Pada tahun 2020, tercatat 680.000 orang meninggal terkait HIV dan 1,5 juta orang tertular HIV.

Diperkirakan ada 37,7 juta orang yang hidup dengan HIV per akhir tahun 2020, dan lebih dari dua pertiganya (25,4 juta) berada di wilayah Afrika.

Hingga saat ini belum ada obat untuk infeksi HIV.

Namun, dengan meningkatnya akses ke pencegahan, diagnosis, pengobatan dan perawatan HIV yang efektif, infeksi HIV telah menjadi kondisi kesehatan kronis yang dapat dikelola.

Ketersediaan layanan-layanan tersebut memungkinkan orang yang hidup dengan HIV untuk menjalani hidup yang panjang dan sehat.

Baca juga: Susah Payah Transpuan Terhimpit di Pusaran HIV/AIDS dan Covid-19

Penularan HIV

HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI (Air Susu Ibu), air mani dan cairan vagina.

HIV juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan.

Untuk diketahui, seseorag tidak dapat terinfeksi HIV melalui kontak biasa sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.

Selain itu, orang dengan HIV yang menjalani terapi ART (antiretroviral) yang terdiri dari obat-obatan untuk menekan virus tidak dapat menularkan HIV ke pasangan seksual mereka.

Oleh karena itu, akses dini ke terapi ART dan dukungan untuk tetap menggunakan pengobatan sangat penting.

Hal tersebut tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan orang dengan HIV tetapi juga untuk mencegah penularan HIV.

 

Faktor risiko tertular HIV

Berikut perilaku dan kondisi yang menempatkan seseorang pada risiko yang lebih besar tertular HIV, yaitu:

  • melakukan hubungan seks anal atau vaginal tanpa kondom;
  • mengalami infeksi menular seksual (IMS) lain seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore dan bakteri vaginosis;
  • berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan suntik lainnya serta larutan obat saat menyuntikkan obat;
  • menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah dan transplantasi jaringan, dan prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril; dan
  • mengalami cedera tertusuk jarum suntik yang tidak disengaja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi