Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Hewan Mirip Jari Tangan, Apa Itu? Ini Penjelasan Ahli LIPI

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Video viral TikTok hewan laut mirip jari tangan disebut seperti kepiting. Hewan apa itu?
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Video viral mengenai hewan yang mirip jari tangan dan disebut semacam kepiting, viral di media sosial Instagram dan TikTok. 

Salah satunya diunggah oleh akun TikTok @nurspty11. Unggahan tersebut bahkan sudah ditonton sebanyak lebih dari 4 juta kali tayangan. 

Warganet juga penasaran dengan hewan tersebut. 

Postingan serupa juga diunggah oleh akun Instagram @keluarbentar, pada 27 November 2021.

Lalu hewan apakah itu? 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Foto Viral Pasutri Naik Motor hingga Menara Eiffel, Begini Ceritanya

Penjelasan ahli LIPI

Peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ismiliana Wirawati mengatakan bahwa hewan laut dalam video tersebut adalah teripang atau timun laut.

"Betul, itu timun laut. Teripang yang tidak komersil. Berdasarkan pengamatan sekilas, timun laut tersebut anggota famili Caudinidae," kata Ismiliana saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/12/2021).

Timun laut yang termasuk dalam kelompok Caudinidae biasanya memiliki ukuran panjang tubuh 2-5 cm saat hidup.

Teripang atau timun laut bernilai ekonomis karena kerap dijadikan makanan atau obat.

Kendati demikian, Ismiliana mengatakan bahwa teripang dalam video tersebut bukanlah teripang komersil.

"Alasan utama, karena dinding tubuhnya tipis. Ada juga kemungkinannya karena belum diketahui potensi kandungan nutrisinya," ungkap dia.

Baca juga: Tel Aviv Jadi Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia

 

Habitat teripang

Ismiliana menjelaskan, habitat mereka di substrat berpasir. Timun laut itu mempunyai kebiasaan burrowing atau membenamkan diri di dalam sedimen pasir

"Dia habitatnya membenamkan diri di pasir," ujar dia.

Kebiasaannya muncul di permukaan untuk membantu pertukaran gas kerana mereka mempunyai pokok pernafasan, sejenis paru-paru air, yang melekat pada cloaca.

Keberadaannya teripang atau timun laut bisa ditemukan hampir di seluruh perairan pantai, mulai daerah pasang surut yang dangkal hingga perairan lebih dalam.

Hewan ini menyukai dasar pasir yang halus dan banyak ditumbuhi tanaman pelindung atau tumbuhan berbunga di laut dangkal, seperti lamun dan sejenisnya.

Teripang suka tempat yang bebas hempasan ombak. Keberadaannya juga dipengaruhi oleh pasokan makanan dan musim pemijahan atau musim kawin.

Pemijahan merupakan proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan

Banyak jenis teripang yang akan mendekati garis pantai saat musim memijah.

Musim pemijahan biasanya berlangsung 1 atau 2 bulan setiap tahunnya.

Berbeda dengan yang hidup di daerah subtropis, spesis yang hidup di daerah tropis tidak mempunyai waktu atau musim pemijahan tertentu sepanjang tahun.

Baca juga: Viral Tantangan Masturbasi DDD Challenge di Medsos, Apa Itu?

 

Banyak jenis teripang yang belum divalidasi

Menurut Pradina Purwati dalam Jurnal Oseana 2005 berjudul “Teripang Indonesia: Komposisi Jenis dan Sejarah Perikanan” terdapat ratusan spesies timun laut di Indonesia.

Ada sekitar 350 spesies timun laut dan 54 spesies di antaranya adalah kelompok teripang komersil atau diperdagangkan.

Namun dari 54 spesies itu, baru ada 33 spesies yang sudah divalidasi penamaannya secara taksonomi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi