Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum dan Cemberut Mudah Menular, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Lesly Juarez
Senyum bisa menular dengan cepat, begitu juga dengan ekspresi wajah murung.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Senyum dan cemberut bisa menular. Secara garis besar, ekspresi wajah bisa menular ke orang-orang di sekitar kita dengan mudah dan cepat. 

Ketika kita tengah berinteraksi dengan orang lain, wajah kita akan mengeluarkan ekspresi tertentu tanpa kita sadari.

Menurut Adriene Wood, Ph.D, dari Universitas Wisconsin Amerika Serikat, sensor motorik di dalam otak adalah yang menyuruh wajah menciptakan ekspresi ini tanpa kita sadari.

Ekspresi ini bisa tersenyum, tertawa, atau malah cemberut.

Melansir dari Huffpost, tentang ekspresi wajah yang menular ini sudah digali dalam banyak penelitian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengapa Mudah Mengingat Wajah tapi Sulit Mengingat Nama?

Mengapa senyum dan cemberut bisa menular

Dalam penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa ketika kita berkomunikasi, kita akan mencoba memahami apa yang dirasakan orang yang berbicara di depan kita.

Ketika kita tengah berusaha memahami inilah, otak akan menciptakan ekspresi yang sama yang disampaikan melalui sensor motoriknya.

Itulah sebabnya, ketika kita tersenyum, tertawa, atau sedih, orang di sekitar kita juga akan terlihat memiliki ekspresi yang sama.

Peniruan ekspresi ini dinamakan respon sosial. Menurut Wood, kontak mata adalah cara tercepat "penularan" ini bisa terjadi.

"Ketika Anda ingin seseorang memahami perasaan Anda, atau justru Anda ingin memahami perasaan orang di depan Anda, maka lihatlah baik-baik kedua matanya," ujar Wood.

Ini adalah proses otomatis yang berjalan cepat. Karena otak sudah memiliki "kamus" ekspresi untuk berbagai kondisi, maka ketika lawan bicara kita bahagia, otak kita pun akan langsung mencari eskpresi bahagia untuk ditampilkan.

Baca juga: Tips Meminimalkan Kerutan Wajah di Usia 50 Tahun

Guna ekspresi wajah

Melansir Science Daily, ekspresi wajah digunakan untuk menampilkan perasaan yang kita miliki.

Selain itu, ekspresi wajah juga bisa kita gunakan untuk mengambil keputusan sosial dengan cepat.

Dr. Paula Niedenthal, psikolog sosial, mengatakan bahwa ekspresi wajah bisa menjadi bahan keputusan kita untuk mendekati atau justru menghindari orang tersebut.

Ilmuwan lain mengatakan bahwa ekspresi wajah adalah hal yang sangat kompleks. Ekspresi wajah memang bisa digunakan menilai kondisi perasaan seseorang, namun di beberapa kasus tertentu, kondisi perasaan seseorang ternyata tak tersampaikan lewat ekspresi wajah.

Niedenthal menyatakan bahwa kemampuan seseorang menilai ekspresi orang lain bisa sangat minim jika mereka sendiri tak memiliki kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya lewat wajah.

Hal ini biasanya terjadi pada mereka yang mengalami kelumpuhan parah atau gangguan kesehatan khusus seperti autisme.

Pada kasus autisme, penderita biasanya susah melakukan kontak mata ketika interaksi. Hal inilah yang membuat mereka tak bisa mengekspresikan perasaannya dengan tepat karena otaknya tak memiliki data soal ekspresi wajah. 

Baca juga: Mengapa Perut Berbunyi Ketika Lapar? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi