Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Varian Omicron, Kasus Covid-19 di Afrika Selatan Naik 4 Kali Lipat dalam 4 Hari

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/natatravel
Ilustrasi varian Omicron (B.1.1.529). Dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menyadari ada varian baru Covid-19 mengatakan, gejala varian Omicron sangat ringan seperti infeksi virus umumnya. Nama untuk varian Omicron, diambil WHO dari huruf ke-15 dalam alfabet Yunani.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Afrika Selatan terus mengalami lonjakan kasus Covid-19 pasca ditemukannya varian Omicron atau yang sebelumnya diberi kode B.1.1.529.

Varian baru virus corona yang diberi nama Omicron oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada November 2021.

Omicron diketahui memiliki jumlah mutasi yang tinggi sehingga berpotensi memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat.

Melansir CNN, Jumat (3/12/2021), dalam 4 hari terakhir, terhitung sejak 30 November 2021, Afrika Selatan telah mencatat peningkatan kasus infeksi hampir 4 kali lipat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 30 November 2021, jumlah kasus infeksi yang terkonfirmasi secara nasional di Afrika Selatan sebanyak 4.373 kasus.

Pada 1 Desember 2021, kasus baru ada di angka 8.561 kasus.

Selanjutnya, berdasarkan data John Hopkins University, pada 2 Desember 2021, kasus infeksi di Afrika Selatan kembali naik di angka 11.535 kasus.

Terakhir, pada Jumat (3/12/2021), negara ini melaporkan adanya 16.055 kasus baru Covid-19.

Dari lebih dari 4.000 kasus pada 30 November menjadi 16.000-an kasus pada 3 Desember. 

Baca juga: Daftar Negara yang Sudah Melaporkan Varian Omicron dari Afrika Selatan

Sementara itu, WHO Kantor Regional Afrika melalu laman resminya menyebut Benua Afrika mengalami peningkatan kasus infeksi mingguan hingga 54 persen.

Penyebab utamanya adalah peningkatan kasus infeksi di negara Afrika Selatan.

WHO juga menyebut total kasus Covid-19 dengan varian Omicron di Afrika Selatan dan Botswana setara dengan 62 persen kasus infeksi Omicron yang dilaporkan secara global.

Sementara itu, National Institute for Communicable Disease (NICD) menyebut banyak di antara kasus baru yang ditemukan akhir-akhir ini adalah mereka yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi, kembali terinfeksi oleh varian Omicron.

Akan tetapi, pakar mikrobiologi dari NICD, Prof. Anne von Gottberg menyebutkan, data menunjukkan infeksi ulang ini tidak menimbulkan keparahan seperti infeksi pertama.

"Kami percaya penyakit ini dampaknya akan lebih ringan. Dan itulah yang ingin kami buktikan dan monitor denfan sangat hati-hari di Afrika Selatan," kata dia.

Vaksinasi terbukti membantu manusia untuk bisa lebih kuat dalam menghadapi serangan virus yang kian meningkat.

Meskipun WHO mencatat sebagian besar masyarakat di Afrika Selatan belum mendapatkan vaksinasi dosis pertamanya.

Menurut data WHO, hanya 102 juta orang atau 7,5 persen dari populasi Afrika yang sudah divaksinasi lengkap.

Sisanya, lebih dari 80 persen orang di Afrika bahkan belum menerima vaksin Covid-19 dosis pertama.

Baca juga: Belanda Laporkan 13 Kasus Omicron, Berasal dari Penerbangan Afrika Selatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi