Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG Ingatkan Bahaya Berada di Jalur Aliran Awan Panas

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@mountnesia
Tangkapan layar video seorang pria bersdiri di dekaat aliran awan panas Semeru.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ramai di media sosial, video yang menampilkan warga merekam erupsi gunung Semeru di pinggir sungai di jalur aliran awan panas, Sabtu (4/12/2021).

Dalam video tersebut, terlihat sejumlah laki-laki berdiri di tepian sungai yang akan dilalui oleh awan panas yang sudah berada dalam jarak yang cukup dekat.

Salah satu yang mengunggah video ini adalah akun Instagram ini, Sabtu (4/12/2021).

Padahal tindakan tersebut dinilai sangat berbahaya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut tanggapan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG):

Baca juga: Update Semeru: Korban Jiwa 14 Orang, Terjadi 3 Guguran Saat Erupsi

Sangat berbahaya

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Kristianto mengatakan, hal tersebut sangat berbahaya.

Meskipun material vulkanik tersebut, pada prinsipnya akan mengalir melalui sungai-sungai yang menjadi jalur alaminya.

"Jalur lahar mengalir (memang) melalui alur sungai- sungai, (dengan catatan) sepanjang sungai tersebut masih dapat menampung alirannya," ujar Kristianto, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/12/2021).

Artinya, jika sungai tidak lagi mampu menampung volume muntahan material vulkanik yang mengalir, maka aliran material itu akan melebar melalui area di sekitarnya.

Kris menyebut, pihaknya senantiasa menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat terkait potensi bahaya dari gunung berapi yang memasuki status Waspada.

Salah satunya memperingatkan adanya potensi lahar dan awan panas yang akan mengalir ke sungai-sungai di area yang dilalui.

"Dalam kondisi waspada Semeru selalu diberikan peringatan dini tetang potensi lahar dan awan panas guguran, terutama yang mengarah ke aliran sungai Besuk Kobokan," sebut Kris.

Pemberitahuan dini itu ditujukan agar masyarakat mawas diri dan menjauhi wilayah bahaya yang disebutkan, bukan justru mendekatinya.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Guguran Awan Panas Muncul Senin Pagi, Ini Fakta Lengkapnya

Awan panas adalah bahaya primer

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laman resminya, mengkategorikan awan panas sebagai salah satu bahaya primer atau bahaya langsung dari fenomena gunung meletus.

Disebutkan, bahaya primer tidak hanya merusak lanskap wilayah lereng yang dilaluinya tetapi juga bisa menelan korban jiwa.

Sementara itu, melansir Kompas.com, (29/4/2020), awan panas bisa memiliki suhu setinggi 600 derajat Celcius atau lebih.

Jika manusia bernapas dan di sekitar awan panas tersebut, makan dapat mengalami kerusakan sistem pernapasan dan paru-paru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi