KOMPAS.com – Hujan ekstrem terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Bali pada 5-6 Desember 2021.
Hujan yang terjadi mengakibatkan sejumlah wilayah di Bali mengalami banjir seperti yang terjadi di Kota Denpasar dan di Kabupaten Badung.
Terjadinya hujan ekstrem di wilayah Bali ini dikonfirmasi oleh Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Bali Agus Wahyu Raharjo.
“Berdasarkan data pos hujan di seluruh wilayah Bali, terdapat 28 titik pos dengan curah hujan di atas 100 mm/hari,” ujar Agus dalam keterangan resmi kepada Kompas.com, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Banjir Bali: 5 Warga Termasuk Balita di Legian Dievakuasi, Sejumlah Rumah di Denpasar Tergenang
Dari pantauan BMKG curah hujan yang turun di Bali melebih dari 150 mm/hari yang berarti masuk ke dalam kategori hujan ekstrem. Berikut ini rinciannya:
- Stasiun Meteorologi Ngurah Rai : 177.4 mm/hari
- Stasiun Geofisika Sanglah : 187.5 mm/hari
- Pos Balai III : 188.2 mm/hari
- Pos Celuk, Sukawati : 226.0 mm/hari
Penyebab hujan ekstrem
Agus menjelaskan, terjadinya hujan ekstrem di sejumlah wilayah Bali di antaranya disebabkan karena saat ini sebagian besar wilayah Bali telah memasuki musim hujan.
Faktor lainnya pemicu hujan ekstrem di Bali adalah terdapat pola konvergensi angin di wilayah Bali dan sekitarnya.
“Hal tersebut menyebabkan penumpukan massa udara dan mendukung pertumbuhan awan - awan hujan di wilayah Bali,” ujar Agus.
Penyebab lainnya adalah massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 m).
Faktor meteorologis selanjutnya yang menjadi penyebab hujan ekstrem di Bali adalah suhu muka laut di sekitar wilayah Bali berkisar antara 29-30 derajat Celcius.
“Suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) di wilayah Bali,” ungkapnya.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di Bali Sebabkan Pesawat Putar Balik ke Jakarta, Ini Penjelasan BMKG
Selain itu, aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuator di wilayah Jawa–Bali sehingga membuat meningkatnya aktivitas konvektif di wilayah tersebut.
Lebih lanjut ia mengatakan dampak dari adanya hujan ekstrem di wilayah Bali ini yakni sebagai berikut:
- Banjir di sebagian besar wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Karangasem
- Longsor di wilayah Rendang dan Selat – Karangasem, Denpasar utara
- Pohon tumbang di Denpasar, Gianyar, Karangasem, Buleleng.
Perkiraan cuaca ke depan
Adapun prospek cuaca ke depan yakni sebagai berikut:
- 6 Desember 2021: Berpotensi hujan ringan-lebat di sebagian besar wilayah Bali pada sore – malam hari.
- 7 – 8 Desember 2021: Secara umum berawan, dan berpotensi hujan ringan – sedang di wilayah Bali bagian utara.
Baca juga: Banjir Bali: 5 Warga Termasuk Balita di Legian Dievakuasi, Sejumlah Rumah di Denpasar Tergenang
Secara lengkap untuk perkiraan wilayah berpotensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat yakni sebagai berikut:
- 6 Desember 2021: Buleleng, Tabanan, Jembrana, Badung, Denpasar, Gianyar, Bangli, Karangasem, Klungkung
- 7 Desember 2021: Buleleng, Karangasem, Jembrana, Tabana, Badung
- 8 Desember 2021: Buleleng, Jembrana.
Agus mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir.
“Masyarakat agar selalu memperhatikan Informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca / iklim ekstrem,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.