Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbuan Kodok Beracun di Taiwan

Baca di App
Lihat Foto
AFP
Kodok beracun Rhinella marina atau kodok tebu menyerbu Taiwan.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Taiwan dikagetkan dengan temuan kodok-kodok beracun yang telah menyerbu wilayah persawahan di sana.

Melansir AFP, Senin (6/12/2021), para relawan dari Taiwan Amphibian Conservation Society setiap malam disibukkan dengan upaya menyisir keberadaan kodok-kodok itu di sawah.

Kodok diketahui merupakan simbol kemakmuran dan nasib baik di Taiwan. Amfibi berjenis kodok tebu itu ternyata merupakan spesies asing yang seharusnya tidak ada di Taiwan.

Kodok tebu berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, dan tercatat pernah menjadi spesies perusak di Australia dan Filipina.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan tetapi, kodok tebu belum pernah terlihat di Taiwan sampai beberapa minggu yang lalu, ketika seorang penduduk Kota Chaotun menemukan beberapa kodok besar di kebun sayurnya dan mengunggah foto kodok-kodok itu.

Peneliti amfibi di Lembaga Penelitian Spesies Endemik, Lin Chun-fu, menjelaskan alasan mengapa keberadaan kodok-kodok tebu ini perlu segera dikendalikan.

"Ukuran mereka sangat besar dan mereka tidak punya musuh alami di Taiwan," kata Lin.

Kodok menyebar di persawahan

Tak lama setelah foto kodok-kodok tebu diunggah di media sosial, sekelompok relawan dari Amphibian Conservation Society dikirim untuk menyelidikinya.

Pakar amfibi National Dong Hwa University, Yang Yi-ju mengungkapkan rasa kaget yang dialami oleh kelompok relawan begitu tiba di lokasi kodok itu ditemukan.

Mereka tiba di kebun sayur dan terkejut menemukan 27 kodok di sekitarnya.

Dia dengan cepat mengidentifikasi spesies kodok itu sebagai Rhinella marina, karena memiliki kelenjar partoid besar di belakang telinga tempat kodok tebu mengeluarkan racun berbahaya.

"Saya terkejut dan khawatir ketika mereka menemukan lebih dari 20. Ini tidak akan menjadi hal yang mudah untuk diatasi," ujar Yang.

"Kami mulai memberi tahu dan memobilisasi semua orang untuk bertindak," lanjut dia.

Yang menambahkan, kelompok relawan juga menemukan keberadaan kodok remaja, yang menunjukkan bahwa kodok-kodok itu sedang berkembang biak.

Alasan kodok tebu berbahaya

Kodok tebu adalah spesies invasif yang berbahaya karena tiga alasan utama. Mereka adalah predator rakus, sangat cepat berkembang biak, dan beracun.

Ciri terakhir itu adalah sebuah mekanisme pertahanan yang dimiliki kodok tebu, dan racun mereka sangat berbahaya bagi anjing yang mungkin menjilat atau menggigitnya.

Petani lokal mengatakan kepada relawan bahwa mereka telah menyadari keberadaan kodok berukuran besar ini selama beberapa waktu, tetapi tidak pernah melaporkannya.

"Petani Taiwan umumnya mengabaikan kodok dan bahkan menganggap kodok sebagai pertanda nasib baik ketika mereka menemukannya, karena mereka membantu membersihkan tanah dari hama dan juga merupakan simbol keberuntungan," jelas Yang.

"Tidak pernah terpikir oleh mereka bahwa ini adalah spesies invasif dari negeri asing," ujar dia.

Pejabat konservasi dan sukarelawan lingkungan telah bekerja tanpa henti untuk melakukan pencarian kodok-kodok ini.

Perimeter pencarian kodok bahkan telah diperluas hingga radius 4 kilometer ke seluruh kota.

Sejauh ini lebih dari 200 kodok tebu dengan berbagai ukuran telah ditangkap dan ditempatkan di Lembaga Penelitian Spesies Endemik.

Dugaan kodok tebu muncul di Taiwan

Kodok tebu termasuk di antara daftar "100 Spesies Asing Invasif" yang disusun oleh Grup Spesialis Spesies Invasif (ISSG), sebuah badan penasihat internasional yang terdiri dari ilmuwan dan pakar kebijakan.

Akan tetapi, kodok adalah simbol kekayaan, umur panjang, dan keberuntungan dalam budaya Tiongkok. Mereka juga digunakan dalam ilmu pengobatan China dan totem mereka umum di feng shui untuk menangkal nasib buruk.

"Di bagian depan toko, Anda dapat menemukan totem kodok, gambar, dan bahkan kodok hidup yang sebenarnya. Ini adalah simbol nasib baik dan keberuntungan," kata Lin, seorang peneliti amfibi.

Sampai tahun 2016, impor kodok tebu ke Taiwan sebagai hewan peliharaan masih legal.

Peneliti meyakini bahwa sejak impor dilarang, orang mulai membiakkan kodok tebu secara lokal dan beberapa telah melarikan diri atau dibuang oleh pemiliknya.

Sejauh ini, tidak ada penampakan kodok tebu lain yang dilaporkan di Taiwan, dan Yang optimistis bahwa mereka dapat menghentikan penyebarannya.

"Musim semi berikutnya selama musim kawin adalah saat kita benar-benar tahu pasti apakah kita telah mengendalikannya," kata Yang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi