Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
GISAID
Tangkapan layar laman GISAID tentang negara yang melaporkan varian Omicron
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Varian Omicron yang merupakan varian baru dari virus corona penyebab Covid-19 diketahui telah menyebar ke berbagai negara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian Omicron, varian yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan ini sebagai varian of concern (VoC) atau varian yang mengkhawatirkan.

Hal ini disebabkan karena jumlah mutasi pada protein spike varian Omicron jauh lebih tinggi dibandingkan varian lainnya termasuk varian Delta.

Baca juga: Alasan WHO Menamai Varian B.1.617.2 Jadi Omicron, Bukan Nu atau Xi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan tingginya jumlah mutasi, membuat varian Omicron berpotensi lebih menular dan dikhawatirkan dapat menyebabkan ledakan kasus Covid-19 yang tidak terkendali.

Kepala Penyakit Baru dan Zoonosis dari Health Emergency Program WHO, Dr Maria Van Kerkhove mengatakan, Omicron memang memiliki kecepatan transmisi yang tinggi. Namun, pihaknya belum bisa membandingkan dengan varian Delta.

Varian Delta hingga saat ini disebutkan masih mendominasi kasus Covid-19 yang terjadi di dunia.

Baca juga: Saat WHO Pantau Varian Virus Corona Baru Bernama Mu...

 

Namun terkait apakah varian Omicron menyebabkan dampak yang lebih parah, Maria mengatakan WHO menerima laporan mereka yang terinfeksi Omicron mengalami gejala yang beragam, ada yang mengalami gejala sedang hingga berat.

Kebanyakan dari mereka menunjukkan gejala sedang. Namun, hal itu belum cukup untuk mengatakan Omicron tak berbahaya atau tidak menimbulkan gejala berat.

"Seperti kasus infeksi virus corona varian lainnya, kebanyakan orang memang akan menunjukkan gejala ringan pada awal infeksi, memang ada yang tidak bergejala, namun gejala ringan yang muncul bisa berhenti dan sembuh, bisa juga menjadi parah dalam beberapa waktu setelahnya," ujarnya dalam bincang-bincang yang ditayangkan di YouTube WHO, 3 Desember 2021.

Baca juga: INFOGRAFIK: Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Cara pantau penyebaran varian Omicron di dunia

Untuk memantau berbagai varian virus corona di GISAID dapat dilakukan melalui laman https://www.giaid.org/hcov19-variants/.

Adapun langkah-langkah untuk melihat varian Omicron sudah dilaporkan di negara mana saja, yakni:

  1. Buka laman https://www.gisaid.org/hcov19-variants/
  2. Di sebelah kiri pilih opsi VOC Omicron GR/484A (B.1.1.529)
  3. Setelah itu akan muncul grafik negara yang sudah melaporkan varian Omicron
  4. Pada tabel Country Submission Count terdapat nama negara dan jumlah kasus dengan varian Omicron.

Baca juga: 4 Fakta Seputar Varian Covid-19 B.1.1.529 dari Afrika Selatan

Penggunaan GISAID

Kepala Lembaga Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan, untuk memantau kasus varian virus corona saat ini banyak yang menggunakan GISAID.

"Saat ini yang user friendly dan banyak dipakai/dirujuk adalah GISAID," ujarnya pada Kompas.com, Rabu (8/12/2021).

Hal senada juga diungkapkan oleh epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman.

"Memang yang tersedia secara global GISAID. Itu untuk akses online bisa diakses publik," kata Dicky terpisah.

Baca juga: Mengenal Varian Baru Botswana B.1.1.529 dan Potensi Bahayanya...

Dicky mengatakan, GISAID sering dijadikan rujukan untuk akademisi, media, maupun masyarakat.

GISAID dilansir dari lamannya, merupakan platform yang diluncurkan pada World Health Assembly pada Mei 2008.

GISAID dibuat sebagai alternatif dari model berbagi domain publik.

Awalnya ini digunakan para ilmuwan untuk meningkatkan pembagian data influenza.

Baca juga: Profil 3 Obat yang Diklaim Mampu Obati Covid-19, Apa Saja?

(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah, Jawahir Gustav Rizal, Lutfia Ayu Azanella | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Sari Hardiyanto)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi