KOMPAS.com – Pada pekan kedua Desember 2021, ada sejumlah fenomena astronomi yang akan terjadi yaitu empat hujan meteor.
Keempat hujan meteor tersebut yakni:
- Hujan Meteor Monocerotid
- Hujan Meteor Chi-Orionid
- Hujan Meteor Sigma-Hydrid
- Hujan Meteor Geminid.
Selain hujan meteor, pekan kedua Desember ini juga terdapat fenomena Komet C/2021 A1 (Leonard) yang melintas dekat Bumi.
Berikut ini jadwal fenomena astronomi selama pekan kedua Desember 2021:
- Puncak Hujan Meteor Monocerotid: 9-10 Desember 2021
- Puncak Hujan Meteor Chi-Orionid: 10-11 Desember 2021
- Fase Bulan Perbani Awal: 11 Desember 2021
- Komet C/2021 A1 (Leonard) melintas dekat Bumi: 12 Desember 2021
- Puncak Hujan Meteor Sigma-Hydrid: 12-13 Desember 2021
- Puncak Hujan Meteor Geminid: 14-15 Desember 2021.
Baca juga: Fenomena Astronomi Desember 2021, Apa Saja?
Perbedaan 4 hujan meteor yang akan terlihat pada pekan kedua Desember
Adakah perbedaan dari 4 hujan meteor yang akan muncul pada pekan kedua Desember 2021?
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, mengatakan, keempat hujan meteor itu akan terlihat sama jika dilihat secara visual.
“Sama saja. Tampak seperti kilatan cahaya yang memanjang,” ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/12/2021).
Perbedaan keempat hujan meteor itu, lanjut Andi, terletak pada asal titik radiannya.
“Arah gerak meteor keluar dari titik radian,” ujar Andi.
Titik radian masing-masing meteor sesuai dengan nama masing-masing hujan meteor.
Meteor Germinid berada di konstelasi Gemini, Monocerotid di konstelasi Monoceros.
Chi-orionid berada di dekat bintang Chi-orionis, dan Sigma-Hydrid di dekat bintang Sigma-Hydrae.
Adapun perbedaan kedua terletak pada intensitas meteor.
Germinid termasuk hujan meteor mayor karena intensitas saat di zenit (zenithal hour range) mencapai 120 meteor per jam.
Di Indonesia, titik radian Germinid berkulminasi dengan ketinggian 46-63 derajat arah utara. Oleh karena itu, intensitas berkurang menjadi 86-107 meteor per jam.
Sementara, pada Hujan Meteor Chi Orionid intensitas yakni 2,5-2,9 meteor per jam.
Pada Sigma-Hydrid, intensitas 2,9-3 meteor per jam, sedangkan Monocerotid memiliki intensitas 1,9-2 meteor per jam.
“Perbedaan yang ketiga pada kelajuan gerak meteornya,” ujar Andi.
Pada Meteor Geminid, kelajuan gerak yakni 35 km/detik atau 126.000 km per jam.
Sedangkan Sigma-Hydrid memiliki kelajuan 58 km per detik atau 208.800 km per jam.
Monocerotid kelajuan 42 km per detik atau 151.200 km per jam dan Chi-Orionid tidak ada data kelajuan gerak meteor.
Perbedaan keempat yakni dari arah lokasi titik radian dan waktu pengamatannya.
Geminid dan Chi-Orionid bisa disaksikan dari arah timur laut, sedangkan Monocerotid dan Sigma-Hydrid dapat disaksikan dari arah timur.
“Baik itu Geminid, Monocerotid dan Sigma-Hydrid dapat disaksikan setelah Isya atau akhir senja astronomis (75 menit setelah Matahari terbenam). Sedangkan Chi-Orionid dapat disaksikan sebelum Isya," kata Andi.
Baca juga: Fenomena Astronomi November: Hujan Meteor, Gerhana, hingga Nadir Kabah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.