Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 10 Desember: WHO Sebut Omicron Bisa Ubah Arah Pandemi

Baca di App
Lihat Foto
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Ilustrasi virus corona varian Omicron.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Wabah corona belum berakhir. Kasus infeksi baru masih terus dilaporkan di sejumlah negara di dunia.

Virus juga terus bermutasi menjadi varian yang diwaspadai karena tingkat penularan yang lebih tinggi, termasuk Omicron.

Berdasarkan laporan Worldometers, berikut data infeksi, kasus sembuh, dan meninggal dunia pada Jumat (10/12/2021):

Ini update corona global, Jumat (10/12/2021):

Baca juga: Upaya Pencegahan Covid-19 Varian Omicron, Apa Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Omicron dapat mengubah arah Pandemi

Mutasi baru varian Omicron dapat mengubah arah pandemi Covid-19, meskipun dampak pastinya masih sulit untuk diketahui.

Saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia masih berusaha keras menentukan seberapa menular dan mematikan mutasi virus ini.

“Fitur tertentu dari Omicron termasuk penyebaran global dan sejumlah besar mutasi menujukkan itu bisa berdampak besar pada perjalanan pandemi,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari CNN Internasional, Jumat (10/12/2021).

Menurut WHO, perubahan genetik pada virus mempengaruhi virulensinya. Ini bisa jauh lebih menular dibandingkan jenis sebelumnya.

Meskipun, bukti awal dari Afrika Selatan kemungkinan menunjukkan varian baru ini lebih ringan daripada strain Delta, tetapi masih terlalu dini menyimpulkan hal tersebut.

“Terlalu dini untuk mengatakannya, saya hanya ingin berhati-hati terhadap kesimpulan apa pun tentang tingkat keparahan Omicron,” ujar pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove.

Kendati demikian, pasien rentan yang lebih tua dan tidak divaksinasi atau memiliki kondisi kesehatan mendasar (komorbid) memiliki risiko yang jauh lebih tinggi terkena penyakit parah.

Sejauh ini, varian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan telah ditemukan di setidaknya 57 negara di dunia.

Kasus-kasus baru di seluruh dunia merangkak naik selama seminggu terakhir, dengan lebih dari 4 juta kasus baru yang dikonfirmasi dilaporkan di seluruh dunia,

Kematian global meningkat sebesar 10 persen selama minggu lalu, dengan lebih dari 52.500 kematian baru dilaporkan.

Baca juga: 45 Negara Konfirmasi Kasus Infeksi Omicron, Berikut Perkembangannya!

Efektivitas vaksin terhadap varian Omicron

Para ilmuwan Afrika Selatan merilis sebuh studi kecil mengenai efektivitas vaksin terhadap varian Omicron.

Ditemukan, varian ini secara signifikan mengurangi perlindungan antiodi yang dihasilkan oleh vaksin Pfizer dan BioNTech.

Namun, ilmuwan mencatat, orang-orang yang pulih dari virus dan menerima suntikan booster kemungkinan akan mempunyai lebih banyak perlindungan dari penyakit parah.

Namun, sekali lagi masih terlalu dini menyimpulkan terkait kemanjuran vaksin terhadap varian baru ini.

“Sistem kekebalan jauh lebih kompleks. Ada sel T, ada sel B memori, jadi yang benar-benar dibutuhkan sekarang adalah upaya penelitian yang terkoordinasi dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan,” kata Kepala Ilmuwan WHO Dr. Soumya Swaminathan.

Baca juga: Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Studi: Omicron 4 Kali Lebih Menular dari Delta

Sebuah studi ilmuwan Jepang menemukan varian B.1.1.529 atau Omicron 4,2 kali lebih menular pada tahap awal daripada Delta.

Seorang Profesor Ilmu Kesehatan dan Lingkungan Universitas Kyoto yang berspesialisasi dalam pemodelan matematika penyakit menular Hiroshi Nishiura, melakukan analisis data genom yang tersedia hingga 26 November di Afrika Selatan di Provinsi Gauteng.

“Varian Omicron menularkan lebih banyak dan lolos dari kekebalan yang dibangun secara alami dan melalui vaksin," ujar Nishiura dikutip dari Bloomberg.

Kekhawatiran yang muncul secara global yakni omicron dapat memberikan pukulan yang lebih besar kepada dunia dibandingkan Delta.

WHO telah memeringatkan, varian ini dapat memicu lonjakan dengan konsekuensi parah.

Namun, lonjakan kasus di Afrika Selatan setelah munculnya varian belum membuat rumah sakit kewalahan, menyebabkan beberapa optimisme bahwa varian ini hanya dapat menyebabkan sebagian besar penyakit ringan.

Di minggu ini, Pfizer Inc. dan BioNTech SE juga mengatakan bahwa dosis booster vaksin dari dua produsen ini dapat memperkuat perlindungan terhadap strain tersebut.

Ratusan peneliti di seluruh dunia berlomba untuk memahami varian baru, yang merupakan jenis yang paling berbeda di antara lima varian lain yang menjadi perhatian WHO sejak pandemi dimulai.

Sementara itu, kasus di Afrika Selatan meningkat pesat hingga hampir 20.000 per hari sejak negara itu pertama kali melaporkan penemuan Omicron dua minggu lalu.

Jumlah kasus di negara ini tetap rendah pada minggu-minggu sebelumnya, meskipun hanya 26 persen dari populasi yang divaksinasi penuh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi