Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Dilematika Prokrastinasi

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PRIBADI
Jaya Suprana
Editor: Sandro Gatra

PARA pendukung apalagi peserta Gerakan Anti Prokrastinasi jelas sangat tidak suka menunda pengambilan keputusan demi cepat menunaikan tugas berdasar keyakinan atas kebenaran pepatah biar cepat asal selamat.

Slogan para antipatisan prokrastinator kurang dikenal oleh masyarakat Jawa yang lebih kenal pasemon biar lambat asal selamat, yaitu alon alon asal kelakon.

Gerak cepat

Masyarakat industri abad XX akibat membutuhkan gerak serba cepat, maka sangat memuja sampai memberhalakan paham antiprokrastinasi.

Kemudian pada abad XXI akibat teknologi digital, segala sesuatu bisa dilakukan secara makin serba cepat sehingga prokrastinasi menjadi makin dianggap anakronis alias ketinggalan jaman.

Maka masyarakat digital didukung teknologi digital mampu makin cepat dalam pengambilan keputusan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun akibat manusia pada hakikatnya mustahil sempurna, maka pada hakikatnya pula pengambilan keputusan oleh manusia, yang mustahil sempurna, juga dengan sendirinya serta merta juga mustahil sempurna alias mustahil bisa sempurna bebas dari risiko kekeliruan.

Meski teknologi digital dapat mempercepat proses pengambilan keputusan, namun selama peradaban tidak atau belum dilengkapi dengan teknologi mesin waktu yang memungkinkan manusia mengulang waktu, maka mustahil dapat dipastikan bahwa keputusan yang diambil dijamin pasti mutlak lebih benar atau lebih baik ketimbang alternatif keputusan yang tidak dipilih sebagai keputusan yang diambil di masa lalu.

Masa depan

Dengan sendirinya akibat belum adanya teknologi yang mampu menembus dimensi waktu demi mengulang waktu, maka manusia juga belum dapat mengukur demi memastikan apakah sikap dan perilaku prokrastinasi alias menunda keputusan alias mengulur waktu untuk mengambil keputusan dijamin lebih baik atau lebih buruk ketimbang sikap dan perilaku tidak menunda keputusan.

Selama belum ada mesin waktu, maka metode andaikatamologi mubazir digunakan untuk memperbaiki kekeliruan yang telah terlanjur dilakukan manusia di masa lalu seperti yang sudah terlanjur dilakukan oleh bangsa Jerman di masa Hitler, bangsa Rusia di masa Stalin, bangsa China di masa Revolusi Kebudayaan atau bangsa Indonesia pada masa G-30-S atau Mei 1998.

Yang mungkin dilakukan adalah secara andaikatamologis berdasar data masa lalu, manusia mampu asal mau berusaha mempersiapkan masa depan yang lebih baik ketimbang masa lalu sehingga di masa depan bangsa Jerman tidak mengulang tragedi Nazi, bangsa Rusia tidak mengulang kebengisan Stalin, bangsa China tidak mengulang kekejaman Revolusi Kebudayaan dan bangsa Indonesia tidak mengulang prahara G-30-S dan Mei 1998. Merdeka!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi