Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Perampokan Jutaan Dollar 'Lufthansa Heist'

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Perampokan Lufthansa Heist
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kisah perampokan dengan hasil curian mencapai jutaan dollar AS ternyata tak hanya terjadi di serial populer Netflix, Money Heist.

Melansir History, hari ini 43 tahun lalu, tepatnya pada 11 Desember 1978, gedung kargo milik maskapai Lufthansa Airlines di Bandara JFK, New York menjadi sasaran rampok.

Belasan perampok itu berhasil menggasak uang tunai 5 juta dollar AS (sekitar 21 juta dollar AS berdasarkan nilai uang sekarang) dan perhiasan hampir 1 juta dollar AS.

Perampokan yang disebut sebagai Lufthansa Heist itu dianggap sebagai salah satu perampokan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Amerika Serikat.

Tak jauh berbeda dengan kisah Money Heist, perampokan gedung kargo maskapai Lufthansa Airlines ini juga dibumbui oleh intrik dan konflik kepentingan para perampoknya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misteri Hilangnya Kapal SS Waratah 27 Juli 1909

Direncanakan oleh pegawai kargo

Rencana perampokan itu digagas oleh Peter Gruenewald, seorang pekerja kargo Lufthansa di Bandara JFK.

Gruenewald tahu bahwa Lufthansa Airlines secara teratur menerbangkan sejumlah besar uang tunai tanpa tanda atau unmarked cash dari Eropa (mata uang AS yang ditukarkan ke luar negeri oleh turis dan prajurit Amerika) ke Bandara JFK.

Biasanya, uang ini akan segera ditransfer ke bank-bank Amerika melalui truk Brink.

Namun, keterlambatan terkadang menyebabkan pengiriman uang tunai tiba setelah truk terakhir berangkat hari itu, yang berarti uang tunai akan disimpan di bandara hingga hari kerja berikutnya, dan ini adalah celah yang bisa dimanfaatkan.

Gruenewald mengutarakan rencananya kepada sesama pekerja kargo dan temannya Louis Werner, dengan harapan dapat mewujudkannya.

Mendengar rencana Gruenewald, Werner justru berencana mengkhianati temannya itu dan menggunakan uang hasil rampokan untuk dapat keluar dari tumpukan utang judinya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: John Lennon Dibunuh Penggemarnya

 

Mafia mulai terlibat

Werner membawa rencana Gruenewald ke bandar taruhan besar di daerah itu, Martin Krugman, yang membawa ide itu ke temannya, seorang mafia terkenal bernama Henry Hill.

Hill adalah bagian dari kru gangster yang dijalankan oleh James "Jimmy the Gent" Burke.

Kru Jimmy memiliki kaitan erat dengan keluarga mafia Lucchese, dan telah mengumpulkan reputasi yang kuat di dunia hitam.

Burke dan Hill kemudian mengambil alih perencanaan perampokan. Kru gangster Jimmy sudah sangat akrab dengan medan Bandara JFK.

Para kru secara teratur membajak truk dari Bandara JFK, sering kali mengambil dua atau tiga truk per minggu dari sana untuk mendapatkan uang cepat. 

Baca juga: Misteri Kasus Pembunuhan Mahasiswi di Jepang, Polisi Periksa 75.000 Saksi hingga Janjikan Hadiah Rp 1 Miliar

Lufthansa heist

Burke dan Hill membentuk tim untuk perampokan dan menunggu kabar dari orang dalam, yang tak lain adalah Werner.

Pada 11 Desember 1978, sekitar pukul 03.00 dini hari, sebuah van hitam penuh dengan pria bertopeng berhenti di area kargo Lufthansa. Orang-orang itu memasuki gedung sementara mobil van dibawa ke belakang.

Mereka menyerbu masuk, menodongkan senjata, mengumpulkan karyawan shift malam dan memborgol mereka di ruang istirahat.

Gerombolan bersenjata memaksa seorang karyawan membuka lemari besi untuk menghindari alarm berbunyi. Uang tunai dan perhiasan yang ada di dalam brankas itu lalu dimuat ke dalam van, dan para perampok pergi begitu saja.

Proses pencurian itu hanya memakan waktu satu jam lebih sedikit.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Erupsi Merapi dan Kematian Mbah Maridjan

 

Perampokan terbongkar

Namun, para perampok itu gagal membersihkan jejak mereka.

Alih-alih membawa van yang digunakan untuk perampokan ke tempat penghancuran sampah, sang sopir, Parnell Steven "Stacks" Edwards, justru mabuk dan meninggalkan mobil van itu di jalanan Brooklyn.

Polisi kemudian berhasil menemukan sidik jari dan jejak kaki pada bagian dalam mobil.

Mengetahui hal itu, Burke membulatkan tekad untuk menghilangkan hubungan antara dirinya dengan Edwards. Sopir van itu menjadi tersangka pertama dalam kasus ini yang dibunuh.

Ketika Burke menjadi semakin paranoid, dan serakah untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari uang hasil perampokan itu, kejahatan itu mulai terbongkar dengan cepat.

Krugman menjadi orang berikutnya yang dilenyapkan. Ia menghilang pada 6 Januari 1979.

Pada musim panas tahun itu, delapan orang yang terkait dengan perampokan di gedung kargo Lufthansa Airlines tewas atau hilang.

Baca juga: Update Sepekan Erupsi Semeru: 45 Tewas, 9 Hilang, 6.573 Mengungsi

Kesaksian pegawai kargo

Namun demikian, polisi dan FBI masih belum bisa menemukan bukti yang mengarah langsung ke kru gangster Burke atau Hill.

Mereka kemudian mengalihkan perhatian ke orang dalam Lufthansa Airlines, Louis Werner.

Jika Anda masih ingat, Werner memiliki ide merampok uang dari gedung kargo tempatnya bekerja setelah mendengarkan gagasan dari temannya sesama pekerja, Peter Gruenewald.

Berkat kesaksian dari Gruenewald yang ia khianati, Werner dihukum karena perannya dalam pencurian. Akan tetapi, ia menolak bekerja sama atau menyerahkan rekan-rekannya yang lain.

Terobosan terbesar dalam penyelidikan akhirnya datang pada musim semi 1980, ketika Hill ditangkap atas enam tuduhan terkait narkoba.

Tak lama setelah ditangkap, Hill akhirnya bersaksi tidak hanya terkait keterlibatan Burke, tetapi juga anggota keluarga mafia Lucchese, Paul Vario.

Meski akhirnya para pelaku perampokan gedung kargo Lufthansa Airlines berhasil diadili, namun hanya sebagian dari uang curian yang berhasil dikembalikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: History
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi