Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Memilih Prodi di SNMPTN 2022 dan Imbauan LTMPT

Baca di App
Lihat Foto
DOK. KALBIS INSTITUTE
Ilustrasi Mahasiswa
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022 akan segera digelar.

Berdasarkan informasi yang diunggah pada laman resmi penyelenggara SNMPTN 2022, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), secara resmi pendaftaran akan dibuka pada 14-28 Februari 2022 dan hasilnya akan diumumkan pada tanggal 29 bulan yang sama.

Oleh karena itu, bagi siswa-siswi yang saat ini duduk di kelas 12 diharapkan untuk bersiap, terutama memilih progran studi dan perguruan tinggi yang akan dituju.

Pasalnya, ada aturan memilih yang harus diikuti oleh peserta ketika mengikuti SNMPTN nanti.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sosialisasi Daring: Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri Tahun 2022 yang disiarkan di YouTube LTMPT, Sabtu (11/12/2021), Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT, Budi Prasetyo menjelaskan apa saja aturan yang harus dipahami oleh calon peserta.

Baca juga: Sudah Dirilis, Ini Syarat Daftar SNMPTN 2022 bagi Siswa dan Sekolah

1. Bisa memilih satu atau dua prodi

Setiap peserta bisa memilih satu atau dua program studi (prodi) berbeda pada SNMPTN 2022, baik di satu perguruan tinggi yang sama mau pun berbeda.

Artinya, tidak ada keharusan seorang peserta mengisi dua pilihan prodi yang disediakan, jika memang hanya memiliki satu prodi yang ingin dituju.

2. Ketentuan lokasi PTN yang dipilih

Bebas untuk memilih satu atau dua prodi dan ada catatan yang harus dipahami.

Jika peserta mengambil dua prodi, salah satunya harus di pergurian tinggi negeri (PTN) yang berada di satu provinsi dengan sekolah asalnya.

"Misalnya sekolah asalnya di Makassar (Sulawesi Selatan), kalau memilih UI semua, atau UI dan ITB, itu enggak boleh. Salah satunya harus di PTN yang sama (wilayah) sengan sekolahnya, misal Unhas," jelas Budi.

Lain halnya ketika peserta hanya memilih satu prodi, maka peserta bebas memilih prodi di PTN mana pun.

3. Disarankan hindari mengambil lintas jurusan

Terakhir, meski memungkinkan untuk dilakukan, mengambil prodi lintas minat disarankan untuk dihindari.

Khususnya bagi siswa dengan konsentrasi sosial (IPS) yang berkeinginan mendaftar di prodi yang diperuntukkan untuk jurusan IPA.

"Ini ada catatan untuk lintas minat, kami wanti-wanti atau memberi pesan kepada adik-adik yang dari sosial atau IPS itu jangan mengambil program studi IPA, karena pengalaman yang sudah-sudah itu banyak yang gagal," kata Budi.

Hal itu bukan berarti mengambil prodi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan di bangku sekolah dilarang, peserta tetap bisa melakukannya.

Hanya saja, mereka harus mempertimbangkan segala risiko dan konsekuensi yang ada.

Satu hal yang perlu diingat, berhasil atau tidaknya seorang peserta di SNMPTN tergantung pada prodi di masing-masing PTN yang mereka tuju dan bagaimana persaingan yang ada.

"Tetapi kalau adik-adik yang IPA, terus terang dari prodi Akuntansi, Manajemen, Komunikasi, Hubungan Internasional, itu banyak sekali yang dari IPA," lanjut Budi.

Saat dihubungi, Minggu (12/12/2021), Budi menjelaskan bahwa yang disampaikannya berdasarkan pengalamannya etika menjabat sebagai Direktur Akademik di Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Maaf belum ada kasus (IPS berhasil lintas minat di SNMPTN) di UGM dulu, waktu saya jadi Direktur Akademik," kata Budi, Minggu (12/12/2021).

Baca juga: Cara Pendaftaran dan Jadwal SNMPTN 2022

Pada tahun 2022, penerimaan mahasiswa baru di PTN masih akan menggunakan 3 jalur yang sama seperti tahun sebelumnya, yakni SNMPTN, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan jalur mandiri.

SNMPTN menjadi jalur seleksi pertama yang hanya bisa diikuti oleh siswa-siswi kelas 12 tahun ajaran 2021/2022 dengan kualitas akademis terbaik di sekolahnya.

Untuk sekolah dengan akreditasi A, kuota siswa yang bisa mengikuti SNMPTN adalah sebanyak 45 persen, sekolah akreditasi B adalah 25 persen, dan sekolah dengan akreditasi C atau lainnya hanya 5 persen.

Proses seleksi tidak menggunakan tes khusus, melainkan menggunakan hasil pembelajaran di bangku SLTA dengan mengandalkan nilai rapor dari semester 1-5 atau prestasi lain jika dibutuhkan.

Ada pun perhitungan nilai untuk masing-masing siswa akan berbeda-beda, tergantung pada konsentrasi atau bidang studi yang dijalani semasa sekolah:

  • Jurusan IPA: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, dan Biologi.
  • Jurusan IPS: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sosiologi, Ekonomi, dan Geografi.
  • Jurusan Bahasa: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Indonesia, Antropologi, dan salah satu Bahasa Asing.
  • SMK: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Kompetensi Keahlian.

Mereka yang memiliki nilai tertinggi dan masih masuk dalam kuota yang dimiliki sekolah, maka dapat mengikuti seleksi jalur ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi