Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Awu di Sulawesi Utara Naik Status Menjadi Waspada

Baca di App
Lihat Foto
KRISTIANTO PURNOMO
Pemandangan Gunung Awu, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Rabu (28/1/2015). Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berbatasan langsung dengan Filipina menetapkan tahun 2015 sebagai Tahun Wisata yang bertajuk TuMore Sangihe dengan andalan wisata seperti air terjun, menyelam (diving), pantai, pegunungan, kuliner, dan pentas budaya Sangihe. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Gunung Awu di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara naik statusnya dari level I (Normal) menjadi level II (Waspada).

Perubahan status ini diungkapkan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak Minggu (12/12/2021) pukul 12.00 WITA. 

“Dengan mempertimbangkan hasil pemantauan terkini dan analisis potensi bahayanya maka pada hari ini Minggu 12 Desember 2021 pukul 12.00 WITA tingkat aktivitas gunung Awu dari level I (normal) menjadi level 2 (waspada),” ujar Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman saat membacakan keterangan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono, Minggu (12/12/2021).

Baca juga: Tersesat Saat Turuni Gunung Awu, 2 Pendaki Diselamatkan Tim SAR

Gempa vulkanik meningkat

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyampaikan, pihaknya telah mengirimkan surat evaluasi kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana, Gubernur Sulawesi Utara dan Bupati Kepulauan Sangihe terkait peningkatan status tersebut. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihaknya menyampaikan bahwa pemantauan terkini secara visual dan instrumental bahwa sejak September hingga 10 Desember 2021, Gunung Awu terlihat jelas hingga tertutup kabut.

“Belum teramati perubahan signifikan pada aktivitas permukaan,” ujarnya

Meski demikian ia mengatakan tingkat kegempaan Gunung Awu pada September 2021 cenderung fluktuatif namun mulai Oktober 2021 teramati gempa vulkanik yang mengalami peningkatan.

Gempa yang terjadi yakni gempa vulkanik dangkal yang terekam berkisar 7–26 kejadian per hari. Sementara sebelumnya maksimum yang terekam sebanyak 5 kejadian per hari.

Sedangkan untuk gempa vulkanik dalam juga teramati meningkat sejak Oktober 2021.

Amplitudo seismik (RSAM) yang merefleksikan energi aktivitas vulkanik juga mengalami peningkatan secara progresif mulai November hingga saat ini.

Baca juga: Status Gunung Awu di Sangihe Naik Jadi Waspada, Warga Dilarang Beraktivitas dalam Radius 1 Km dari Puncak

 

Larangan aktivitas radius 1 Km dari puncak

Terkait dengan peningkatan status Gunung Awu menjadi waspada, masyarakat di sekitar Gunung Awu diminta mematuhi sejumlah rekomendasi, yaitu: 

  • Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 1 km dari kawah puncak Gunung Awu.
  • Masyarakat di sekitar Gunung Awu diharap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu mengenai aktivitas Gunung Awu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Masyarakat harap mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat.
  • Masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunung Awu setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play.

Informasi aktivitas Gunung Awu yang lebih spesifik dapat diperoleh dengan menghubungi Pos Pengamatan Gunungapi Awu di Jl. Radar Kp. 116 Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara melalui nomor telepon 0822-9119-9485 atau Kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, Provinsi Jawa Barat melalui nomor telepon 022-7272606.

Baca juga: Apakah Bersikap Sopan Bisa Meringankan Vonis? Ini Kata Dosen Hukum

 

Tentang Gunung Awu

Dikutip dari laman Magma ESDM, Gunung Awu merupakan gunung api aktif Indonesia yang berada di Pulau Sangihe dengan posisi geografis paling utara.

Puncak Gunung Awu berada pada ketinggian 1.320 meter di atas permukaan laut.

Gunung Awu ini memiliki interval erupsi sekitar 1 hingga 101 tahun.

Selain itu, Gunung Awu memiliki potensi eksplosivitas tinggi dan secara historis merupakan gunung api paling mematikan di Indonesia setelah Tambora, Krakatau, dan Kelud dengan total setidaknya 5.301 korban jiwa.

Erupsi terakhir terjadi pada Juni 2004 dengan menghasilkan kolom erupsi setinggi 2 km di atas puncak dan menyisakan kubah lava di dalam kawahnya.

Kubah lava tersebut memiliki diameter sekitar 370 meter dan tinggi sekitar 30 meter.

Sementara karakteristik erupsi Gunung Awu bersifat magmatik eksplosif, efusif maupun freatik.

Baca juga: Video Viral Mobil Pajero Serempet Kereta di Solo, Bagaimana Ceritanya?

Potensi bahaya utama yang mungkin terjadi dapat berupa erupsi magmatik dengan lontaran material pijar dan atau aliran piroklastik maupun berupa erupsi freatik yang didominasi uap dan gas gunungapi maupun material erupsi sebelumnya.

Potensi pembongkaran kubah lava juga bisa terjadi apabila tekanan di dalam sistem magmatik meningkat signifikan.

Bahaya yang lain yakni emisi gas gunungapi seperti CO, CO2, H2S, N2 dan CH4.

Selain itu, potensi bahaya sekunder jika erupsi terjadi yakni aliran lahar yang berasal dari material piroklastik yang jatuh di bagian lereng dan terbawa air hujan mengikuti alur-alur sungai yang berhulu dari Gunung Awu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi