Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa
Bergabung sejak: 6 Jun 2021

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Belajar dari Film Stillwater, Hidup Memang Brutal

Baca di App
Lihat Foto
AFP/TIMOTHY A. CLARY
Aktor Matt Damon berfoto dengan latar Bill Baker, tokoh utama yang dia perani dalam film Stillwater. Foto diambil di Rose Theatre, Jazz, di Lincoln Center, New York, Amerika Serikat, saat penayangan premiere film ini untuk pasar Amerika Serikat pada 26 Juli 2021
Editor: Palupi Annisa Auliani

Nyaris spoiler tapi bukan. Ini pelajaran dari film Stillwater tentang hidup, kehidupan, dan kenyataan-kenyataan di dalamnya.

==

"LIFE is brutal." Hidup memang brutal. Kalimat dalam bahasa Inggris itu hanya dua kali muncul dalam keseluruhan film Stillwater yang berdurasi dua jam dan 19,5 menit. Namun, itu inti ceritanya.

Dua kali kalimat tersebut pun terucap dalam nada yang jauh berbeda. Kali pertama, nadanya putus asa, menghujat, protes. Kali kedua, retorik getir semata, menjurus ke penerimaan yang dipahami bersama. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semoga tulisan ini tidak menjadi spoiler bagi yang belum menontonnya, Stillwater adalah film yang mengajak nalar kita memahami hidup dalam perspektif yang tidak hitam putih, untuk tak pendek saja menentukan penilaian permanen.

Ada kebenaran yang tidak satu dimensi saja, ada cinta yang tidak sekadar romansa dan berakhir indah meski nir-pengkhianatan, juga ada kesempatan kedua dalam hidup yang hanya butuh dijawab dan cukup dibuktikan dengan persistensi perbuatan.

Dibintangi Matt Damon, Stillwater yang dilansir pertama kali di Festival Film Cannes pada 8 Juli 2021, premiere di Amerika Serikat pada 26 Juli 2021 dan beredar di sana mulai 30 Juli 2021, serta masuk ke Indonesia pada 6 Oktober 2021 ini jauh berbeda genre bahkan "kecepatan" jalan cerita dengan serial Jason Bourne, film yang melambungkan Matt Damon sebelumnya. 

Stillwater bahkan jauh lebih lambat jalan ceritanya dibanding The Rainmaker yang juga dibintangi Matt Damon pada 1997, film lain Matt Damon pada tahun itu selain Good Will Hunting.  

Bagi mereka yang bukan fans Matt Damon apalagi yang tak cukup sabar menonton sampai akhir, Stillwater bisa terasa sama beratnya dengan The Last Duel, film Matt Damon juga yang dilansir pula pada 2021.

Ada bedanya, tentu saja. Salah satu bedanya, The Last Duel diklaim sebagai film yang mengadopsi kisah nyata sesuai catatan sejarah, sementara Stillwater hanya dianggap—atau mungkin lebih tepat dituding?—mirip dengan kisah yang yang terjadi di Italia. 

Beda yang lain, Stillwater menggaungkan pesan anti-rasial seperti The Rainmaker, sementara The Last Duel adalah salah satu catatan pahit dalam sejarah manusia tentang posisi perempuan dan kekerasan seksual dalam lingkaran relasi kuasa. 

Mau tahu bedanya lagi? Tonton saja dua-duanya, dijamin enggak rugi. Seharusnya. 

Kebenaran itu pahit

Stillwater berangkat dari dan berputar tentang kisah ayah dan anak. Matt Damon menjadi Bill Baker, ayah dari Allison Baker yang diperani Abigail Breslin.

Bagi Allison, Bill adalah ayah yang payah, bahkan sudah bisa dibilang masuk kategori tak berguna. Sebaliknya, bagi Bill, Allison adalah dunianya, setelah banyak hal terlewatkan termasuk penyesalan di dalamnya.

Allison dituduh membunuh di Marseille, Perancis. Dia dinyatakan bersalah, telah dipenjara lima tahun dan masih harus menjalani beberapa tahun lagi masa hukuman. Hingga lima tahun dipenjara, Allison bersikukuh bahwa dia tidak membunuh sebagaimana yang dituduhkan.

Bill secara berkala mengunjungi Allison, berangkat dari Stillwater di Oklahoma, Amerika Serikat. Dalam kunjungan pada tahun kelima Allison mendekam di penjara, Bill dititipi surat untuk pengacara Allison.

Isi surat, ada petunjuk tentang pelaku pembunuhan yang sebenarnya. Namun, pengacara Allison menolak membawa petunjuk itu ke penyidik apalagi mengupayakan penyelidikan ulang. 

Penolakan itu menjadi babak baru kehidupan Bill. Dia memulai penyelidikan sendiri meski sama sekali tak bisa berbahasa Perancis. 

Upaya Bill membuktikan bahwa Allison memang tidak membunuh. Namun, ini fakta juga, kebenaran tidak hitam putih begitu saja. Allison tidak membunuh tetapi tak bisa dibilang tak bersalah sama sekali.

Cinta itu getir

Upaya Bill membuktikan Allison tidak bersalah membuat dia berurusan lagi dan lagi dengan Virginie—diperani Camille Cottin—dan anak perempuannya, Maya—yang dimainkan oleh Lilou Siauvaud. 

Pertemuan tak sengaja di hotel tempat Bill menginap tiap kali mengunjungi Allison berlanjut menjadi urusan kebutuhan penerjemah bahasa, tinggal serumah laiknya roomate, persahabatan, kasih sayang bak keluarga sesungguhnya, dan cinta dalam arti romansa.

Bila Bill bagi Allison adalah ayah yang payah maka Bill bagi Maya adalah orang Amerika favoritnya. Maya mengajari Bill bahasa Perancis dan sebaliknya dia belajar bahasa Inggris dari Bill.

Dalam bahasa Virginie, relasi Bill dan Maya begitu dekat dan erat sampai ke tahapan, "Tidak selalu mudah tetapi mereka selalu akrab. Dia (Bill) menjemputnya setiap hari. Dia (BIll) berbicara bahasa Inggris kepadanya dan dia (Maya) pura-pura paham. Itu lucu."

Tak seperti film Amerika pada umumnya yang berakhir happily ever after, satu kesalahan Bill membuat kebahagiaan dan kasih sayang nir-pengkhianatan dalam relasinya dengan Virginie dan Maya usai. Selamanya.

Apakah Virginie salah atau bodoh? Tidak. Baginya, Maya adalah hal paling berarti dibandingkan segalanya di Bumi. Kesalahan Bill tidak bisa ditoleransi, itu saja. Tenang, Bill tidak menjamah Maya. 

Tangisan Bill dan Maya di saat terakhir adalah kenyataan tentang cinta yang getir itu. Demi Maya.

Hidup memang brutal

Brutal adalah kata yang ada dalam bahasa Inggris dan telah diadopsi pula ke dalam bahasa Indonesia. 

Merujuk Oxford Learner's Dictionaries, brutal adalah kata sifat dengan dua arti. Pertama, violent and cruel. Kedua, direct and clear about something unpleasant, not thinking of people's feeling. 

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memuat kata brutal dalam dua definisi untuk kata dalam ragam percakapan dan empat pemaknaan setara kata sifat dalam tesaurus. 

Sebagai kata dalam ragam percakapan, brutal menurut KBBI berarti kejam, serta kurang ajar; tidak sopan; kasar; biadab (dalam perilaku). 

Adapun sebagai kata sifat dalam tesaurus, brutal menurut KBBI sepadan dengan pemaknaan untuk jahat, dua konteks kata kecurangan, dan kriminal. 

Bagaimana memaknai brutal dalam konteks alur cerita Stillwater? Bisa jadi setiap kita akan punya pemaknaan berbeda ketika menontonnya. Yang jelas, dua kali kalimat life is brutal muncul di film ini bisa menjadi semacam penandanya. 

Kali pertama, kalimat tersebut diungkap Allison. Ini ketika dia menyadari betapa tak akan ada yang bisa membantunya membuktikan bahwa dia bukan pembunuh, boro-boro mengeluarkannya dari penjara, sekalipun ada petunjuk awal yang bisa membawa ke sana seandainya penyelidikan ulang dilakukan. 

Ungkapan kali pertama tersebut penuh penghujatan dan keputusasaan. Hidup terasa tak bermakna lagi. 

Kali kedua, kalimat itu muncul menjelang penghabisan film. Ini ketika terungkap bahwa kebenaran tidak sebenar-benarnya hitam putih, saat cinta yang begitu murni dan tulus pun bukan jaminan untuk tetap menjaga kebersamaan.

Apakah lalu seluruh kisah dalam film ini adalah cerita tentang hal yang sia-sia? Tidak juga. 

Bill dan Allison akhirnya kembali ke Stillwater. Ini adalah kampung asal mereka. Ini juga "rahasia" besar tentang kebenaran yang tidak melulu hitam putih. Ini juga yang menjadi nyawa dan judul film tersebut. 

Di babak penghabisan, Allison memandang Stillwater bak takdir hidup yang tak terhindarkan. Di matanya, Stillwater tidak pernah berubah, dari tempat yang pada suatu ketika ingin dia tinggalkan sejauh-jauhnya dan yang kini menjadi satu-satunya tempat dia tak akan diusik lagi dengan kasus pembunuhan di Marseille. 

Namun, kalimat Bill yang menyudahi film tersebut sekaligus mengomentari Stillwater setelah penilaian Allison tadi adalah, "No, I don't think so. I don't recognize it anymore."

Dalam konteks percakapan tersebut, Bill mengucap, "Tidak, aku tidak menganggap Stillwater sama sekali tak berubah dari dulu. Aku tidak mengenalinya lagi (sebagai tempat yang hanya menjadikannya pecundang dan tak berguna pada masa lalu)."

Perjalanan, momentum, pertemuan, perpisahan, dan bahkan kegetiran dalam hidup bukanlah sesuatu yang datang tanpa sebab dan tak bertujuan. Hidup yang dijalani dan diperjuangkan bukanlah hidup yang sia-sia untuk berakhir mati begitu saja.

Mungkin ada syaratnya. Mungkin akhir cerita tak kita jumpai juga laiknya film yang harus usai pada waktunya.

Namun, sebrutal apa pun hidup, jalan cerita sesungguhnya mungkin baru akan kita pahami kelak atau bahkan kita tak pernah sempat menyaksikannya.

Yang jelas, tidak segalanya tentang hidup adalah final apalagi layak menjadi keputusan permanen hanya tersebab apa yang kita tahu dan jalani hingga titik saat ini. Mungkin.  

Pada akhirnya, film ini menggarisbawahi pemaknaan mendasar tentang arti kata penerimaan, termasuk atas hidup yang brutal.

Juga, Stillwater dalam alurnya yang teramat lambat sekaligus sangat natural itu memberi kita waktu untuk mencerna makna tentang kesempatan kedua, yang belum tentu setiap saat ada. Sepertinya.

 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi