Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pemimpin Redaksi Kompas.com
Bergabung sejak: 21 Mar 2016

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Yogyakarta, Kota yang Memanggil Kita Tanpa Pernah Memaksa

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO
Pengunjung memadati kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Kamis (11/3/2021). Libur Isra Miraj 2021 kawasan Malioboro yang merupakan destinasi wisata andalan di Yogyakarta padat pengunjung.
Editor: Heru Margianto

HAI, apa kabarmu?

Semoga kabarmu baik karena anugerah kesehatan dan sejumlah kabar gembira di seputar penanganan pandemi di Indonesia.

Kabar gembira itu adalah batalnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 selama libut Natal dan Tahun Baru (24 Desember 2021-2 Januari 2022) di seluruh wilayah Indonesia.

Pembatalan dilakukan per 12 Desember 2021. Tidak ada larangan bepergian bagi warga selama libut Natal dan Tahun Baru.

Hal ini menjadi kabar gembira bukan hanya karena pembatalan PPKM level 3, tetapi karena alasan di balik pembatalannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengemukakan, ada perbaikan penanganan pandemi Covid-19 dari sejumlah indikasi dan data.

Pertama, kasus aktif harian stabil di bawah angka 400 kasus. Angka kasus harian di bawah 400 kasus ini berkontribusi juga untuk turunnya kasus aktif Covid-19 di rumah sakit.

Kedua, ada perbaikain penanganan pandemi di kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Di Jawa Bali misalnya, hanya 12 kabupaten/kota yang masih masuk level 3 atau di bawah 10 persen dari total.

Ketiga, vaksinasi lansia (usia paling beresiko) di Jawa dan Bali mencapai 64 persen untuk suntikan pertama. Suntikan kedua untuk kategori usia ini mencapai 42 persen.

Tingginya penerimaan vaksin di Indonesia ini membentuk antibodi yang tinggi.

Secara keseluruhan, Indonesia sudah menyuntikkan 250 juta dosis vaksin. Sejumlah 103 juta warga sudah menerima vaksin dosis kedua atau sekitar 40 persen dari jumlah penduduk.

Dengan capaian-capaian ini, PPKM level 3 yang semula diwacanakan untuk mencegah mobilitas warga selama libur Natal dan Tahun Baru agar tidak terjadi penularan virus dibatalkan.

Artinya, warga selama 24 Desember 2021-2 Januari 2022 tidak dilarang bepergian meskipun dengan persyaratan yang dinyatakan.

Untuk perjalanan jarak jauh lewat darat, diwajibkan tes antigen dengan hasil negatif 1X24 jam sebelum perjalanan.

Perjalanan lewat udara, diwajibkan tes PCR dengan hasil negatif 3X24 jam sebelum perjalanan. Syarat perjalanan ini berlaku juga untuk anak-anak.

Sementara untuk orang dewasa yang belum lengkap menerima vaksin, pemerintah melarang perjalanan jarak jauh bagi mereka.

Meskipun mobilitas di seluruh Indonesia tidak dibatasi dengan dibatalkannya PPKM level 3, segala bentuk perayaan Tahun Baru 2022 di manapun tetap dilarang.

Untuk pusat perbelanjaan, mall, tempat wisata, dan tempat-tempat keramaian, pengunjung dibatasi maksimal 75 persen dari kapasitas. Seluruh pengunjung harus menunjukkan status hijau pada aplikasi Peduli Lindungi.

Untuk keramaian kegiatan sosial budaya, maksimal orang yang diperbolehkan adalah 50 orang dan harus berstatus hijau pada aplikasi Peduli Lindungi.

Dalam situasi gembira mendengar kabar ini, saya, Minggu (12/12/2021), melakukan perjalanan darat dari Tangerang Selatan ke Yogyakarta.

Perjalanan lancar tanpa kendala karena tersambungnya tol Trans Jawa. Kecuai memasuki gerbang tol unt membayar dan isi bahan bakar, mobil tidak berhenti selama sekitar delapan jam.

Ritual mudik penuh kisah karena kemacetan dan kerap dirundukan sirna karna lancarnya perjalanan. Apakah ini kabar baik atau kabar buruk, bisa kapan-kapan kita diskusikan.  

Hambatan perjalanan baru terjumpai di sepanjang Jalan Solo-Jogja dan ini secara epik diawali di depan markas tentara paling merah baretnya di Kartasura.

"Polisi" dibuat tidur berbaris-baris di depan markas tentara.

Jalan Solo-Jogja menurut saya juga ruas jalan yang sangat gemar memasang lampu pengatur lalu lintas atau lampu bangjo.

Mobil-mobil dengan nomor kendaraan luar kota dan rombongan bus beriringan seperti rangkaian kereta api di setiap bangjo.

Menggembirakan mendapati kepadatan ini. Kepadatan yang kita rindukan selama pandemi datang menghampiri kini.

Ekonomi bergerak dan rakyat yang menggantungkan hidup dari pariwisata tersenyum mendapati ini.

Di pusat Kota Yogyakarta, kepadatan tidak bisa dielakkan. Kota yang sedang bersolek selama pandemi dan masih berlangsung hingga kini di sejumlah ruas jalan utamanya menjadi padat cenderung macet.

Hotel-hotel semarak. Bus rombongan parkir di halaman dan tepi-tepi jalan menjelang hotel. Pagi hari, penjual makanan dan cinderamata membuka lapaknya di depan sejumlah hotel ini.

Situasi sudah normal kembali. Bahkan, untuk beberapa kalangan, situasinya jauh lebih ramai dibandingkan sebelum pandemi.

Sebelum pandemi, keramaian dan kepadatan Yogyakarta terjadi seminggu menjelang tahun baru. Kali ini, sejak akhir November, keramaian dan kepadatan sudah terjadi dan awet sampai saat ini.

Pembatalan PPKM level 3 di seluruh Indonesia tampaknya akan membuat keramaian dan kepadataan di Yogyakarta bertahan setidaknya sampai awal Tahun 2022.

Beruntung setiap hari, di sepanjang Jalan Malioboro, setiap hari antara pukul 18.00-21.00 kendaraan bermotor dilarang melintas. 

Kelegaan di tengah kepadatan dan kemacetan Yogyakarta mendapat ruangnya. Menyenangkan bersepeda atau berjalan kaki di ruas jalan sekitar satu kilometer ini.

Jika tidak mau bersepeda atau berjalan kaki, duduk-duduk di kursi-kursi di trotoar dengan naungan rimbun pohon asem Jawa yang membesar dan berbuah juga menyenangkan.

Jam terbaik menikmati Jalan Malioboro dan juga Yogyakarta adalah pukul 18.00-21.00 menurut saya.

Dengan sejumlah persiapan, jika pelarangan kendaraan bermotor diberlakukan sepanjang hari di Jalan Malioboro pasti akan menyenangkan sekali.

Orang akan dipaksa berjalan kaki (trorotar yang luas nyaman untuk ini), menggunakan sepeda (landai jalannya), atau kendaraan ramah lingkungan lain seperti skuter dengan baterai yang kecepatannya dibatasi.

Karena "hidup yang melambat" ini, senyum warga Yogyakarta dan kegembiraan wisatawan di Yogyakarta bisa lebih intens dirasakan dan tentu disebarluaskan.

Saya percaya, senyum itu menular.

Apalagi senyum itu didapatkan di kota yang selalu memanggil kita tanpa pernah memaksa: Yogyakarta.

Salam senyum,

Wisnu Nugroho

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi