KOMPAS.com - Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi) direncanakan beroperasi tanpa masinis.
LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.
Menurut rencana, sistem operasi GoA 3 pada LRT Jabodebek pertama kali akan diuji coba secara terbatas pada Juni 2022.
Lantas, apa itu sistem CBTC dengan GoA level 3?
Sistem CBTC adalah...
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, sistem CBTC adalah pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis.
Selain itu, supervisi juga dilakukan secara otomatis dari pusat kendali operasi.
Baca juga: Viral, Video Detik-detik Angkot di Medan Terobos Perlintasan hingga Tertabrak Kereta Api
Sementara, GoA level 3 adalah tingkat otomasi operasional kereta, di mana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis.
"Namun mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan. Petugas ini disebut Train Attendant," ujar Joni, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (15/12/2021).
Apabila terjadi gangguan sarana atau prasarana, imbuh Joni, petugas Train Attendant akan mengambil alih pengoperasian kereta secara manual dengan kecepatan terbatas.
Baca juga: Viral, Video Masinis Dilempar Batu hingga Terluka saat Berdinas, Begini Ceritanya
Mengikuti jadwal yang telah diunggah ke sistem persinyalan
Lebih lanjut, dia menjelaskan, LRT Jabodebek akan beroperasi mengikuti jadwal yang telah diunggah ke sistem persinyalan di pusat kendali operasi atau Operation Control Center (OCC).
Seluruh operasional LRT Jabodebek kemudian berjalan secara otomatis dengan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.
"Operator pada OCC akan memantau jalannya LRT dan hanya akan mengintervensi jika ditemukan ketidaksesuaian seperti adanya keterlambatan, gangguan suplai daya, dan sebagainya," ujar Joni.
Penggunaan GoA 3 untuk LRT Jabodebek telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 765 Tahun 2017.
"KAI berkomitmen untuk memenuhi ketentuan teknis, operasional, serta keselamatan LRT Jabodebek sesuai dengan kriteria desain yang diatur dalam regulasi pemerintah tersebut," kata dia.
Baca juga: Viral Video Masinis Beli Makanan Saat Kereta Berhenti di Perlintasan, Ini Penjelasan PT KAI
LRT Jabodebek terlindungi dari over speed
Joni mengungkapkan, LRT Jabodebek terlindungi oleh Automatic Train Protection (ATP) serta Interlocking dan Zone Controller.
ATP tersebut akan melindungi LRT Jabodebek dari over speed dan jaminan pengereman yang andal.
Adapun interlocking dan zone controller berfungsi untuk menjamin tidak ada kesalahan pembentukan rute serta mendistribusikan otorisasi kontrol operasi LRT Jabodebek.
"Keunggulan dari GoA 3 adalah seluruh operasi kereta dilakukan secara otomatis sehingga mengurangi potensi kecelakaan akibat human error, meningkatkan akurasi jadwal kereta, dan dapat mengoptimalkan jadwal perjalanan," katanya.
Baca juga: Diterapkan di Sejumlah Ruas Jalan Tol, Apa Itu E-TLE?
Joni mengatakan, sistem operasi GoA 3 pada LRT Jabodebek direncanakan pertama kali diuji coba secara terbatas pada Juni 2022, dan akan terus dioperasikan hingga rencana peresmian LRT Jabodebek pada 17 Agustus 2022.
Pengoperasian kereta dengan sistem CBTC GoA 3 yang digunakan pada LRT Jabodebek juga telah diterapkan di belahan dunia lainnya, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Singapura, Spanyol, Inggris, Brazil, dan beberapa negara lainnya.
Baca juga: Viral, Video Kereta Api Babaranjang Alami Anjlok, Lokomotif hingga Gerbong Terguling