Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Gunung Welirang Meletus Ditandai Langit Merah dan Petir

Baca di App
Lihat Foto
Facebook
Tangkapan layar unggahan Facebook tentang hoaks Gunung Welirang erupsi
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Beredar klaim bahwa Gunung Welirang di Malang mengalami erupsi atau meletus.

Sebuah video yang menunjukkan langit berwarna merah seperti terbakar dan ada kilatan cahaya juga disertakan untuk memperkuat klaim tersebut.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Akun Facebook yang menyebarkan klaim bahwa Gunung Welirang mengalami erupsi adalah akun ini.

Pada unggahannya Selasa, (14/12/2021), dia menyebut gunung tersebut meletus seperti prediksinya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia mengatakan, setelah Gunung Semeru, semua gunung di sekitarnya juga akan meletus.

Berikut narasi lengkapnya:

"Sore Tadi Mulai Batuk"" Dehem nya Gunung Welirang Di Malang , Meletus ini ,,, Ternyata Prediksi ku Benar semua Setelah Gunung Semeru ,,, Ga lama setelah ini ada Gunung yg meletus lagi dekat daerah sini ,,,
SALAM DAMAI RAHAYU ,,,"

Akun itu juga mengunggah video yang menampilkan langit berwarna merah di sekitar sebuah gunung. Muncul kilatan cahaya di langit merah itu seperti petir.

Klaim dari unggahan itu: Gunung Welirang meletus/mengalami erupsi.

Sementara itu, arsip unggahan tersebut bisa dilihat di .

Berikut ini tangkapan layar unggahan tersebut:

Konfirmasi Kompas.com

Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto menegaskan bahwa klaim Gunung Welirang mengalami erupsi adalah tidak benar atau hoaks.

"Betul (hoaks)," kata Kristianto kepada Kompas.com, Rabu (15/12/2021).

Langit memerah dan munculnya kilatan cahaya di Gunung Welirang, imbuhnya, merupakan fenomena meteorologi, bukan merupakan peristiwa vulkanologi atau masalah gunung berapi.

"Fenomena yang terjadi di atas Gunung Arjuno-Welirang lebih ke fenomena meteorologi," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, Selasa (14/12/2021), Koordinator Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Timur Taufiq Hermawan menjelaskan, fenomena awan kemerahan merupakan hal yang biasa terjadi sebagai salah satu contoh fenomena optik atmosfer.

Warna kemerahan pada awan dan langit di sekitarnya disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer, sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna kemerahan.

Semakin rendah posisi Matahari dari garis cakrawala, semakin rendah pula cahaya merah yang dicapai.

"Fenomena langit kemerahan ini biasa terjadi pada sore menjelang malam hari," kata Taufiq.

Dia menambahkan, berdasarkan radar cuaca BMKG Juanda memantau beberapa pertumbuhan awan Cumulonimbus di sekitar lokasi pada video.

Awan Cumulonimbus merupakan satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan kilat dan petir.

"Sambaran kilat dari awan ini menambah efek cahaya kemerahan di langit tersebut," katanya lagi.

Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat tidak panik dan tetap memantau informasi dari kanal resmi terkait agar terhindar dari isu-isu yang tidak bertanggung jawab.

Kesimpulan

Klaim bahwa Gunung Welirang erupsi dengan ditandai langit memerah dengan kilatan petir adalah hoaks.

Langit kemerahan disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer, sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang dan memunculkan warna kemerahan.

Sementara itu, petir muncul akibat adanya awan Cumulonimbus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi