Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelaah Usia Maksimal Rata-rata dari Burung

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Patrice Bouchard
Usia burung ditentukan banyak faktor, mulai dari penyakit, predator dan perburuan oleh manusia.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Burung-burung liar nampak akan datang di pekarangan kemudian menghilang. Kemudian beberapa bulan berselang, burung yang hampir mirip, akan kembali datang.

Burung memang memiliki kebiasaan datang mengunjungi tempat yang sama jika di area tersebut menyediakan kebutuhan yang mereka cari. 

Seperti mungkin pohon yang nyaman digunakan untuk bersarang dan bertelur, atau biji-bijian yang banyak tersebar di pohon dan tanah yang bisa mengenyangkan perut mereka.

Namun apakah burung yang kembali ini adalah burung yang sama yang datang beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun yang lalu? Mengingat ciri burung yang masih dalam satu spesies biasanya memiliki corak bulu yang hampir mirip.

Cara termudah untuk mengenali burung hanya jika burung tersebut mengalami kelainan atau kecacatan pada sayap, ekor, atau kakinya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nah, dengan mengetahui berapa usia maksimal rata-rata dari burung, barulah kita bisa memperkirakan apakah burung yang datang sama dengan burung yang hinggap di pekarangan dua atau tiga tahun yang lalu.

Baca juga: Krisis Iklim Disebutkan Mengacaukan Bentuk Tubuh Burung, Kok Bisa?

Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi usia burung

Seperti dikutip dari The Spruce, burung juga seperti manusia yang memiliki rata-rata usia maksimal.

Namun ada beberapa faktor yang bisa memperpendek usia optimal pada burung ini. Faktor pertama adalah penyakit, yang bisa menyerang secara personal atau menjadi wabah dan menyerang satu koloni burung.

Faktor kedua adalah faktor kecelakaan, yang bisa mencederai tubuh burung dan mereka gagal menyembuhkan diri sendiri.

Faktor ketiga, adalah adanya predator yang memangsa mereka dan menjadikan mereka sumber bahan makanan.

Lantas ada pula faktor tidak adanya persediaan makanan dan tempat yang nyaman untuk bersarang, di wilayah habitat mereka.

Ada pula faktor ancaman lingkungan yang bisa membahayakan keberlangsungan hidup burung. Seperti perburuan yang dilakukan manusia, perusakan lahan hutan, hingga bencana alam.

Baca juga: Ciri-ciri Burung Sakit Keras dan Menjelang Mati

Usia maksimal burung

Kematian burung banyak terjadi di fase setelah penetasan telur. Menurut penelitian, sebanyak 80 persen bayi-bayi burung gagal beranjak dewasa karena mati dimangsa predator atau terkena penyakit.

Angka kematian yang tinggi ini justru yang bisa menyeimbangkan alam semesta, mengingat perkembangbiakkan burung terjadi sangat pesat dan cepat.

Ketika semua bayi burung bisa hidup hingga dewasa, maka populasi burung justru akan berlebihan.

Untuk menyimpulkan usia burung, peneliti menemukan banyak kesulitan. Terlebih soal menentukan usia burung di alam liar. Karena tak ada satupun bagian tubuh yang bisa dijadikan barometer usia, termasuk kondisi bulu burung.

Meski begitu, ada data yang mencatat rekor hidup terlama beberapa spesies burung yang pernah ada.

Seperti burung pelikan yang mencapai usia 27 tahun, burung angsa putih yang bisa mencapai 26 tahun, burung hantu tanduk besar yang mencapai 27 tahun, bangau biru besar yang mencapai 23 tahun, dara laut arktik yang mencapai 34 tahun, burung gereja yang mencapai 13 tahun, dan burung biru timur yang bisa mencapai 10 tahun.

Lewat penelitian ditemukan fakta bahwa burung yang hidup dalam penangkaran akan memiliki usia lebih lama dibanding burung liar yang hidup di hutan.

Hal ini karena mereka terlindungi dari predator dan perubahan alam, perburuan oleh manusia, dan selalu tercukupi kebutuhan makanannya.

Baca juga: Rahasia Burung Bertengger di Kabel Listrik Tanpa Kesetrum Atau Jatuh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi