Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 20 Mar 2020

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Semoga Libur Natal dan Tahun Baru Tak Berujung Kelabu

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi natal
Editor: Egidius Patnistik

Oleh: Frangky Selamat*

LIBUR akhir tahun yang kini populer disebut libur Nataru (Natal dan tahun baru) menjadi momen yang paling ditunggu sebagian kalangan. Tidak cuma bagi umat Nasrani yang merayakan Natal tapi siapa saja yang memanfaatkan akhir tahun sebagai saat yang tepat untuk berlibur.

Liburan dimaknai sebagai waktu bebas dari pekerjaan serta kesempatan untuk relaksasi dan rekreasi (Inglis, 2000; Cohen, 1979). Sebagai waktu beristirahat dari rutinitas, liburan identik dengan ketenangan serta memperoleh kekuatan dan ide-ide yang menyegarkan (Opaschowski, 2002).

Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Polda Jateng Siapkan 76 Pos Pengamanan di Kawasan Wisata

Perjalanan yang menyenangkan selama liburan dapat “meremajakan” panca indra (senses) dan menciptakan kenangan khusus seperti mengunjungi suatu tempat untuk pertama kali (Mehmetoglu, 2012).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi pandemi yang makin terkendali mendorong warga untuk berlibur. Berbeda dengan situasi tahun lalu ketika angka penularan Covid-19 yang terus naik, tidak banyak yang berani melakukan perjalanan liburan.

Segelintir berita malah menyebutkan warga yang berani berlibur saat itu dan tidak taat protokol kesehatan di destinasi wisata, pulang membawa “oleh-oleh” tertular.

Kini kondisi jauh lebih baik. Saat berlibur tiba.

PPKM membuyarkan rencana

Apa hendak dikata, untuk tetap mempertahankan kondisi yang sedang kondusif ini, pemerintah sempat menetapkan PPKM level 3 di seluruh Indonesia pada masa libur Nataru. Kegalauan pun melanda berbagai pihak.

Mereka yang berencana bepergian terpaksa mengatur ulang jadwal bahkan memajukan tanggal berlibur. Tidak heran jika di sejumlah ruas jalan menuju daerah wisata mobilitas meningkat tajam.

Tempat-tempat wisata mendadak ramai. Padahal belum saatnya libur Natal dan tahun baru.
Pengelola hotel dan penginapan hanya bisa pasrah. Pembatalan atau pengaturan ulang jadwal terjadi. Bahkan pemesanan kamar hotel jelang liburan Nataru pun sepi.

Ketersediaan kamar hotel dalam rentang tanggal 30 Desember 2021 hingga 1 Januari 2022, masih tersedia dalam jumlah besar di sejumlah destinasi wisata favorit.

Seorang karyawan bagian reservasi sebuah hotel terkemuka juga mengakui kondisi ini. Mereka masih menunggu situasi, apakah tarif kamar masih mungkin diturunkan untuk menarik pengunjung datang.

“Banyak yang khawatir terjadi penyekatan sehingga tidak bisa sampai di hotel,” tuturnya menjelaskan.

Sementara para pelaku UMKM di berbagai destinasi wisata urung menyiapkan persediaan barang dagangan lebih banyak lagi karena menduga banyak orang membatalkan liburan.
Semua pihak terkait sepakat tiarap. Liburan Nataru tahun ini akan sunyi.

Namun begitu pemerintah melalui keterangan tertulis pada Senin, 6 Desember 2021 membatalkan penerapan PPKM level 3 untuk seluruh wilayah, kondisi sontak berubah.
Reservasi kamar hotel dan tiket pesawat, seolah menemukan momentumnya kembali.

Baca juga: Menpan RB Minta ASN Patuh dan Jadi Contoh untuk Tak Bepergian Saat Libur Natal-Tahun Baru

Pengelola jalan tol pun mulai mengantisipasi kemungkinan meningkatnya jumlah kendaraan yang melintas. Sekalipun ganjil genap diterapkan, tampaknya tidak cukup meredakan antusiasme warga untuk berlibur.

Staycation lagi

Kebijakan pemerintah yang kemudian membatalkan PPKM level 3 serentak saat natal dan tahun baru tentu bukan tanpa alasan. Kondisi pandemi yang makin terkendali telah menggerakkan perekonomian di berbagai daerah.

Melakukan pembatasan mobilitas berpotensi menahan laju pergerakan itu. PPKM yang proporsional sesuai dengan kondisi daerah masing-masing menjadi pendekatan yang lebih bijaksana.

Bagi warga yang akan berlibur, perubahan kebijakan bukan berarti kondisi telah kembali normal dan bisa bebas semaunya. Penerapan ganjil genap di sejumlah ruas tol, pembatasan kapasitas di destinasi wisata, penutupan sebagian area publik, peniadaan acara khusus pada akhir tahun, dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, tidak dapat diabaikan.

Tampaknya berlibur dengan cara biasa seperti melakukan perjalanan ke berbagai lokasi wisata atau antar kota, tidak lagi direkomendasikan. Model staycation menjadi pilihan yang lebih tepat, sekalipun dilakukan jauh dari kota domisili.

Pilihan penginapan bertipe resort yang mendukung konsep staycation menjadi opsi yang sesuai dengan kondisi terkini.

Istilah staycation yang mulai populer ketika dunia dilanda krisis finansial global pada 2007-2008 sehingga mengganggu “ekonomi” masyarakat di negara barat untuk berlibur, kini juga diikuti di banyak negara Asia termasuk Indonesia.

Penelitian Besson (2017) mengungkap bahwa staycation belum dipertimbangkan sebagai liburan yang sesungguhnya.

Temuan ini tidak terlalu mengejutkan karena sering kali “penikmat” staycation tidak dapat membebaskan diri sepenuhnya dari pekerjaan. Konsep liburan sebagai sarana “pembebasan” dari rutinitas hidup tidak tercapai.

Namun pilihan ini adalah yang terbaik, daripada tidak berlibur sama sekali.
Akhirnya, konsep liburan yang sesuai, banyak yang mesti diadaptasi selama pandemi belum berakhir dan berproses menjadi endemi.

Harus diakui, liburan sebagai sarana untuk menyehatkan rohani yang lelah, tidak dapat dianggap remeh. Terbelenggu selama hampir dua tahun bukan perkara mudah.
Masyarakat berhak mengusahakan dan memperoleh kebahagiaan dengan liburan.

Selamat berlibur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Tetap sehat sampai libur berlalu dan semoga tidak berujung kelabu.

*Dosen tetap Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis Untar.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi