Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Varian Omicron, Karakter, Gejala, hingga Cara Mencegahnya

Baca di App
Lihat Foto
AFP/LAURENCE SAUBADU, AUDE GENET
Perbandingan mutasi varian delta (kiri) dan omicron Covid-19 atas struktur varian SARSCoV-2 yang pertama kali ditemukan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Virus corona varian Omicron telah ditemukan di Indonesia. 

Kasus pertama penularan varian Omicron di Indonesia ini bermula dari terdeteksinya tiga orang petugas kebersihan RS Wisma Atlet dari hasil tes pada 8 Desember 2021.

Kemudian, pada 10 Desember 2021 dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan genome sequencing.

Pada 15 Desember 2021, diketahui salah satu di antaranya positif Covid-19 varian Omicron.

"Ini tanpa gejala, masih sehat, tak ada demam, tak ada batuk-batuk," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari Kompas.com, Kamis (16/12/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia? Cek gisaid.org/hcov19-variants

Berikut ini hal-hal yang perlu diketahui mengenai varian virus corona Omicron:

Apa itu varian Omicron?

Varian Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.

Mengutip laman covid19.go.id, Omicron sudah terdeteksi di beberapa negara sejak pertama kali ditemukan di Benua Afrika.

Varian ini disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam menularkan virus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.

Varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan.

WHO menjelaskan, bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini dibandingkan dengan variant of concern (VOC) lainnya.

WHO pun menetapkan varian Omicron sebagai VOC.

VOC diartikan sebagai varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin. Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.

Baca juga: 10 Gejala Varian Virus Corona Omicron, Apa Saja?

 

Lihat Foto
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Omicron

Gejala varian Omicron

Mengutip dari EuroNews, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Dr. Angelique Coetzee mengatakan, dari pengamatannya terhadap pasien-pasiennya, gejala umumnya ringan.

Gejala utama varian Omicron adalah kelelahan. Sementara gejala lainnya adalah sakit kepala ringan, nyeri tubuh, dan tenggorokan gatal.

Menurut Angelique, pasien Omicron cenderung tidak melaporkan kehilangan rasa atau penciuman bau dan tidak mengalami penurunan besar dalam kadar oksigen.

Sementara itu, WHO mengatakan, saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya.

Dilansir dari NBC, Rabu (15/12/2021), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, gejala Covid-19 dari Omicron yang paling umum sejauh ini:

  • Batuk
  • Kelelahan
  • Hidung tersumbat
  • Pilek 

Sementara itu, Coetzee melihat sejauh ini pasien lain dengan varian Omicron juga mengalami gejala ringan.

Dalam kasus infeksi di AS, Kepala Penasihat Medis untuk Presiden AS Anthony Fauci mengatakan, orang yang telah divaksin dan belum menerima vaksin ketiga atau vaksin booster mengalami gejala ringan.

Penting untuk diperhatikan, semua varian Covid-19, termasuk varian Delta, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan.

Oleh karena itu, tindakan pencegahan selalu menjadi kunci agar kita bisa terhindar dari infeksi atau paparan varian Omicron.

Baca juga: Profil Soe Hok Gie, Aktivis yang Meninggal di Semeru 16 Desember 1969

 

Karakter varian Omicron

Mengutip dari Kompas.com, Jumat (17/12/2021), varian Omicron dilaporkan berkembang 70 kali lipat lebih cepat daripada varian Delta di jaringan bronkus.

Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan dan sebelum paru-paru.

Hal tersebut disampaikan oleh para peneliti dari University of Hong Kong.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, 2 Desember 2021, varian Omicron memiliki gen yang tak dapat terdeteksi oleh alat polymerase chain reaction (PCR).

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, mutasi spike protein varian Omicron berada di posisi 69-70 sehingga muncul fenomena S gene target failure (SGTF).

Hal inilah yang menurutnya menyebabkan gen S pada Omicron tak terdeteksi oleh PCR.

"Walau ada masalah di gen S, tetapi untungnya masih ada gen-gen lain yang masih bisa dideteksi, sehingga secara umum PCR masih dapat berfungsi," kata Tjandra

Dengan demikian, menurutnya, untuk memastikan lagi apakah itu pasti Omicron atau tidak, pemeriksaan bisa dilakukan dengan metode whole genome sequencing (WGS) guna memastikan jenis varian.

Baca juga: Apa Itu Varian Omicron dan Apa Saja Gejalanya?

Cara pencegahan varian Omicron

Melansir dari Time guna menghadapi risiko Omicron, prioritas pertama semua negara adalah melakukan vaksinasi kepada mereka yang tidak divaksin.

Terutama bagi mereka yang lansia, pekerja perawatan kesehatan, dan mereka yang memiliki komorbid.

Selain itu, bisa dilakukan dengan menjaga jarak sosial, menjaga ventilasi tetap baik di dalam ruangan, rajin mencuci tangan, jaga jarak, menghindari keramaian, dan tetap memakai masker.

Diperlukan pula peningkatan testing, tracing, dan treatment.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi