KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan untuk divaksin.
Imbauan ini dikeluarkan Jokowi menyusul konfirmasi adanya kasus varian Omicron yang terdeteksi pada seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta.
Jokowi mengatakan, kewaspadaan terhadap temuan varian Omicron perlu ditingkatkan, namun bukan berarti harus disikapi dengan kepanikan atau ketakutan berlebih.
"Oleh sebab itu, saya meminta semua warga yang belum mendapatkan dua kali vaksin, apalagi yang sama sekali belum divaksin, segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin," kata Jokowi dalam video YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/12/2021).
Baca juga: Apa Itu Varian Omicron dan Apa Saja Gejalanya?
Berikut fakta-fakta terkait varian Omicron:
1. Menular sangat cepatDiberitakan Kompas.com, 29 November 2021, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa varian Omicron mampu menular sangat cepat.
"Dan dalam konteks Omicron, dalam 3 minggu dia bisa membuat satu wilayah yang test positivity rate-nya dari 1 persen menjadi 30 persen, dan wilayah itu adalah Afrika Selatan," kata Dicky.
Selain itu, varian Omicron juga menjadi varian yang dominan di Afrika Selatan hanya dalam waktu singkat, menggeser posisi dari varian Delta yang sebelumnya mendominasi.
"Dalam waktu kurang dari 2 minggu, dia (Omicron) sudah bisa menjadi dominan, 75 persen mendominasi. Bahkan, diperkirakan akhir November ini jadi 100 persen di Afrika Selatan," kata Dicky.
"Ini sesuatu yang luar biasa, di tengah tadinya dominasi Delta. Jadi kalau ada varian yang bisa mendominasi satu wilayah dan mengalahkan Delta, berarti varian ini lebih serius dalam artian infeksiusnya," imbuhnya.
Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Vaksin Masih Ampuh?
Diberitakan Kompas.com, Kamis (16/12/2021) penelitian di Afrika Selatan, tempat varian Omicron pertama kali dilaporkan telah mengungkap beberapa gejala varian tersebut.
Gejala yang dilaporkan antara lain adalah tenggorokan gatal, diikuti oleh hidung tersumbat, batuk kering dan mialgia, atau nyeri yang terasa pada punggung bagian bawah.
Dr Angelique Coetzee dari Afrika Selatan, salah satu yang menemukan varian ini, mengatakan bahwa tujuh pasien di kliniknya memiliki gejala berbeda dari varian Delta.
Baca juga: Waspadai Gejala Baru Covid-19, Mirip Flu Musiman
Dr Coetzee mengatakan kelelahan adalah salah satu gejala utama yang dilaporkan pasiennya. Gejala lainnya adalah sakit kepala ringan, nyeri tubuh, dan tenggorokan gatal.
Dr Coetzee mengatakan seorang pasien di kliniknya pada 18 November 2021 melaporkan bahwa ia merasa sangat lelah selama dua hari dengan nyeri tubuh dan sakit kepala.
Sementara itu, satu kasus varian Omicron yang ditemukan pada seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta dinyatakan tidak bergejala.
Baca juga: Varian Covid-19 Omicron Masuk Indonesia, Masyarakat Harus Bagaimana?
Diberitakan Kompas.com, Kamis (16/12/2021) sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan Afrika Selatan menemukan, Omicron memiliki peluang menginfeksi ulang penyintas Covid-19.
Partisipan termasuk 2.796.982 orang dengan SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi laboratorium memiliki hasil tes positif setidaknya 90 hari sebelum 27 November 2021.
Studi tersebut kemudian mengidentifikasi 35.670 orang yang dianggap mengalami infeksi ulang.
"Temuan ini menunjukkan bahwa keunggulan varian Omicron setidaknya sebagian didorong oleh peningkatan kemampuannya dalam menginfeksi individu yang sebelumnya terinfeksi," kata salah satu peneliti Julliet RC Pulliam.
Baca juga: Varian Omicron Masuk Indonesia, Bagaimana Kronologinya?
4. Masih terdeteksi PCROrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, tes PCR (Polymerase Chain Reaction) masih mampu mendeteksi infeksi Covid-19 akibat Omicron.
Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah varian Omicron berdampak pada jenis tes lain, termasuk tes rapid antigen.
5. Vaksin cegah perburukanDiberitakan Kompas.com, Jumat (17/12/2021) Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, vaksinasi dapat mencegah terjadinya perburukan penyakit para orang yang terserang varian Omicron
"Menangkal infeksi Covid-19 keliatannya sulit, karena masih bisa ditembus tapi menangkal kondisi yang amat buruk keliatannya bisa," kata Zubairi.
Baca juga: Waspadai Gejala Baru Covid-19, Mirip Flu Musiman
(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah, Ahmad Naufal Dzulfaroh, Haryanti Puspa Sari | Editor: Sari Hardiyanto, Inggried Dwi Wedhaswary, Krisiandi)