Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arahan Presiden Jokowi dan 5 Fakta tentang Varian Omicron

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat upacara penutupan Peparnas Papua di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (13/11/2021). Peparnas ke-XVI, pesta olahraga multicabang bagi atlet penyandang disabilitas yang digelar di Papua pada 2-15 November tersebut resmi ditutup oleh Presiden Jokowi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan untuk divaksin.

Imbauan ini dikeluarkan Jokowi menyusul konfirmasi adanya kasus varian Omicron yang terdeteksi pada seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta.

Jokowi mengatakan, kewaspadaan terhadap temuan varian Omicron perlu ditingkatkan, namun bukan berarti harus disikapi dengan kepanikan atau ketakutan berlebih.

"Oleh sebab itu, saya meminta semua warga yang belum mendapatkan dua kali vaksin, apalagi yang sama sekali belum divaksin, segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin," kata Jokowi dalam video YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/12/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa Itu Varian Omicron dan Apa Saja Gejalanya?

Berikut fakta-fakta terkait varian Omicron:

1. Menular sangat cepat

Diberitakan Kompas.com, 29 November 2021, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa varian Omicron mampu menular sangat cepat.

"Dan dalam konteks Omicron, dalam 3 minggu dia bisa membuat satu wilayah yang test positivity rate-nya dari 1 persen menjadi 30 persen, dan wilayah itu adalah Afrika Selatan," kata Dicky.

Selain itu, varian Omicron juga menjadi varian yang dominan di Afrika Selatan hanya dalam waktu singkat, menggeser posisi dari varian Delta yang sebelumnya mendominasi.

"Dalam waktu kurang dari 2 minggu, dia (Omicron) sudah bisa menjadi dominan, 75 persen mendominasi. Bahkan, diperkirakan akhir November ini jadi 100 persen di Afrika Selatan," kata Dicky.

"Ini sesuatu yang luar biasa, di tengah tadinya dominasi Delta. Jadi kalau ada varian yang bisa mendominasi satu wilayah dan mengalahkan Delta, berarti varian ini lebih serius dalam artian infeksiusnya," imbuhnya.

Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Vaksin Masih Ampuh?

2. Ragam gejala yang ditimbulkan

Diberitakan Kompas.com, Kamis (16/12/2021) penelitian di Afrika Selatan, tempat varian Omicron pertama kali dilaporkan telah mengungkap beberapa gejala varian tersebut.

Gejala yang dilaporkan antara lain adalah tenggorokan gatal, diikuti oleh hidung tersumbat, batuk kering dan mialgia, atau nyeri yang terasa pada punggung bagian bawah.

Dr Angelique Coetzee dari Afrika Selatan, salah satu yang menemukan varian ini, mengatakan bahwa tujuh pasien di kliniknya memiliki gejala berbeda dari varian Delta.

Baca juga: Waspadai Gejala Baru Covid-19, Mirip Flu Musiman

Dr Coetzee mengatakan kelelahan adalah salah satu gejala utama yang dilaporkan pasiennya. Gejala lainnya adalah sakit kepala ringan, nyeri tubuh, dan tenggorokan gatal.

Dr Coetzee mengatakan seorang pasien di kliniknya pada 18 November 2021 melaporkan bahwa ia merasa sangat lelah selama dua hari dengan nyeri tubuh dan sakit kepala.

Sementara itu, satu kasus varian Omicron yang ditemukan pada seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta dinyatakan tidak bergejala.

Baca juga: Varian Covid-19 Omicron Masuk Indonesia, Masyarakat Harus Bagaimana?

3. Berpotensi sebabkan infeksi ulang

Diberitakan Kompas.com, Kamis (16/12/2021) sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan Afrika Selatan menemukan, Omicron memiliki peluang menginfeksi ulang penyintas Covid-19.

Partisipan termasuk 2.796.982 orang dengan SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi laboratorium memiliki hasil tes positif setidaknya 90 hari sebelum 27 November 2021.

Studi tersebut kemudian mengidentifikasi 35.670 orang yang dianggap mengalami infeksi ulang.

"Temuan ini menunjukkan bahwa keunggulan varian Omicron setidaknya sebagian didorong oleh peningkatan kemampuannya dalam menginfeksi individu yang sebelumnya terinfeksi," kata salah satu peneliti Julliet RC Pulliam.

Baca juga: Varian Omicron Masuk Indonesia, Bagaimana Kronologinya?

4. Masih terdeteksi PCR

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, tes PCR (Polymerase Chain Reaction) masih mampu mendeteksi infeksi Covid-19 akibat Omicron.

Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah varian Omicron berdampak pada jenis tes lain, termasuk tes rapid antigen.

5. Vaksin cegah perburukan

Diberitakan Kompas.com, Jumat (17/12/2021) Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, vaksinasi dapat mencegah terjadinya perburukan penyakit para orang yang terserang varian Omicron

"Menangkal infeksi Covid-19 keliatannya sulit, karena masih bisa ditembus tapi menangkal kondisi yang amat buruk keliatannya bisa," kata Zubairi.

Baca juga: Waspadai Gejala Baru Covid-19, Mirip Flu Musiman

(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah, Ahmad Naufal Dzulfaroh, Haryanti Puspa Sari | Editor: Sari Hardiyanto, Inggried Dwi Wedhaswary, Krisiandi)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi