Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jangan Hakimi Kucing!

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Laura Chouette
Telur bisa menjadi suplemen yang baik untuk kesehatan kucing.
Editor: Sandro Gatra

KOMPAS.com pada 13 Desember 2021, menebar berita dengan judul “Apakah kucing psikopat?”

Di dalam berita tersebut termuat hasil riset yang dipublikasikan Journal of Research of Personality bahwa sifat dan karakter kucing masuk ke dalam spektrum manusia yang dikategorikan psikopat.

Para ilmuwan menggunakan metode Triarchic Psychopaty Measure (TriPM) untuk mengukur keberanian, ketidakmampuan mengendalikan perilaku, dan kekejaman yang ada pada manusia dan primata, untuk menilai sifat dan perilaku seekor kucing.

Tingkah kucing yang sering mengancam makhluk lain membuat mereka dicap sebagai makhluk psikopat.

Dalam penelitian ini, beberapa pemilik kucing diminta menjawab antara setuju atau tak setuju atas beberapa pernyataan seputar sifat dan perilaku kucing mereka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti apakah kucing sering mengeong tanpa alasan yang jelas, ataukah kucing tak menunjukkan perasaan takut dan bersalah setelah bertindak kurang benar.

Pada penelitian tersebut, hampir sebagian besar pemilik kucing memiliki jawaban yang sama.

Dan jawaban inilah yang membuat kucing masuk ke dalam spektrum psikopat menurut ukuran manusia.

Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Liverpool tersebut melibatkan 549 pemilik dan penyayang kucing.

Saya tidak berani mengklaim diri saya pakar, apalagi ilmuwan perilaku kucing.

Saya sekadar pengamat sepak-terjang kucing karena mengagumi sifat-sifat satwa termasuk kucing sebagai satu di antara sekian banyak satwa yang disebut sebagai domestik, sebab lazim hidup bersama manusia.

Karena mewarisi pesan Gus Dur untuk senantiasa berpihak ke kaum tertindas serta juga mewarisi etologi dari Alerus Wibisono, maka saya merasa terkejut atas judul tendensius berita “Apakah kucing psikokopat?”

Judul berbentuk pertanyaan itu, bagi saya, terasa menghakimi sifat serta perilaku kucing akibat pemahaman antroposentris maka mengukur sifat dan perilaku kucing dengan menggunakan norma serta kaidah sifat dan perilaku manusia.

Sementara telah terbukti apa yang disebut sebagai psikologi gagal memahami sifat dan perilaku akibat menggunakan metode gebyahuyahomologi alias generalisasi.

Manusia justru mencoba menggunakan metode yang sama untuk memahami sifat dan perilaku kucing.

Dapat dibayangkan betapa tidak nyaman perasaan seekor kucing ketika mengetahui bahwa manusia sedang berusaha memahami sifat dan perilaku seekor kucing yang jelas memiliki sifat dan perilaku beda dari manusia.

Apalagi sang manusia justru memaksakan diri untuk sok ilmiah bisa memahami sifat dan perilaku kucing.

Sementara dengan susah payah Albert Einstein menyadarkan manusia bahwa dalam ilmu fisika tidak semuanya bisa digebyah-uyah dapat dipastikan pasti begini atau begitu dengan teori relativitas yang sempat mengguncang semesta sains.

Justru manusia ingin memaksakan kepastian pada ilmu yang disebut sebagai psikologi, padahal unsur yang pasti di dalam psiko justru ketidak-pastian.

Pada hakikatnya tidak ada manusia termasuk yang kembar persis plek satu dengan lain apalagi lain-lainnya.

Setiap manusia unik sepanjang masa dari dahulu kala sampai kiamat nanti.

Serta merta dengan sendirinya juga tidak ada satwa termasuk kucing persis plek secara ragawi apalagi sukmawi satu dengan lain, apalagi lain-lainnya.

Maka adalah dumeh apabila seorang manusia menilai seekor kucing berperilaku “aneh” berdasar kaidah normatif manusia kemudian gegabah menghakimi sang kucing sebagai psikopat.

Justru layak dikhawatirkan jika ada seorang manusia tega menghakimi seekor kucing sebagai psikopat, sebenarnya sang manusianya sendiri yang psikopat.

Sebagai umat Nasrani, saya senantiasa berupaya mengingat wejangan kearifan adiluhur Jesus Kristus “Jangan Menghakimi”, bukan hanya terbatas terhadap sesama manusia, namun juga terhadap sesama makhluk hidup, yaitu satwa termasuk kucing.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi