Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19, Mereka yang Jatuh Miskin Vs Kekayaan Para Miliarder yang Melonjak

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock
Ilustrasi dunia
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Laporan World Inequality Lab baru-baru ini menemukan bahwa pandemi Covid-19 membuat jurang kesenjangan antara orang miskin dan kaya semakin menganga.

Kekayaan para miliarder global tahun lalu mengalami peningkatan paling tajam sejak World Inequality Lab mulai mencatat pada 1995.

Pada 2020, kekayaan mereka tumbuh lebih dari 3,6 triliun dollar AS. Angka ini membuat meningkatnya bagian mereka dari kekayaan global menjadi 3,5 persen.

Mengutip CNN, pada saat yang sama, pandemi mendorong sekitar 100 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem sehingga totalnya menjadi 711 juta orang pada 2021.

Bahkan, lebih banyak orang akan jatuh ke dalam kemiskinan jika banyak negara maju tidak memberlakukan upaya bantuan untuk melindungi warganya dari dampak keuangan akibat Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Migran Internasional dan Angka Migran di Dunia

"Krisis Covid-19 telah memperburuk ketidaksetaraan antara yang sangat kaya dan populasi lainnya," demikian penulis utama laporan World Inequality Lab, Lucas Chancel.

"Namun di negara-negara kaya, intervensi pemerintah mencegah peningkatan kemiskinan secara besar-besaran, ini tidak terjadi di negara-negara miskin," lanjut dia.

Laporan Ketimpangan dunia didasarkan pada hasil kerja dari 100 peneliti di seluruh dunia selama empat tahun.

Pandemi Covid-19 telah memperdalam kesenjangan antara kaya dan miskin, situasi yang selama ini telah lama berlangsung.

Deregulasi keuangan, privatisasi dan perpajakan yang kurang progresif di negara-negara kaya, serta privatisasi skala besar di negara berkembang telah membantu meningkatkan kekayaan orang kaya dalam beberapa dekade terakhir.

Laporan tersebut merekomendasikan untuk memungut pajak pada orang kaya.

Baca juga: WHO: Omicron Mengancam Kelompok Rentan

Hal itu dilakukan untuk menghasilkan pendapatan yang bisa digunakan pemerintah dalam mengurangi ketidaksetaraan, serta investasi dalam pendidikan, kesehatan, langkah-langkah ekologi.

Menurut laporan itu, 10 persen orang terkaya dari populasi global mengendalikan 76 persen kekayaan dunia pada 2021.

Sebaliknya, 50 persen orang termiskin hanya memiliki 2 persen, sementara 40 persen kalangan menengah memiliki 22 persen kekayaan dunia.

Dalam hal pendapatan, 10 persen orang terkaya memperoleh 52 persen dari pendapatan global; sedangkan 50 persen termiskin hanya menghasilkan 8 persen, dan 40 persen menengah menghasilkan 39 persen.

Laporan itu juga menyebutkan, 1 persen orang terkaya merangkap 38 persen dari pertumbuhan kekayaan global antara 1995 dan 2021, sedangkan 50 persen termiskin hanya mendapatkan 2 persen.

Baca juga: Rekomendasi Ahli, Masker Terbaik untuk Cegah Varian Omicron

Harta orang kaya diperluas pada tingkat yang jauh lebih cepat, yaitu antara 3 persen dan 9 persen per tahun selama periode itu.

Akan tetapi, separuh orang termiskin melihat kekayaan mereka tumbuh hanya antara 3 persen dan 4 persen per tahun. Karena mereka memiliki kekayaan yang sangat sedikit, jumlah keseluruhan tidak meningkat banyak.

Amerika Latin menjadi wilayah dengan kesenjangan terbesar. Sebesar 10 persen orang kaya menguasai 77 persen kekayaan, dan 50 persen orang termiskin hanya memiliki 1 persen.

Sementara itu, Eropa memiliki kesenjangan terkecil dengan 10 persen orang terkayanya menguasai 58 persen kekayaan dan 4 persen untuk 58 persen penduduk termiskinnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi