Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Booster, Gratis atau Berbayar?

Baca di App
Lihat Foto
covid19.go.id
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pemerintah berencana memberikan dosis ketiga atau booster vaksin Covid-19 bagi masyarakat pada awal tahun 2022.

Pemberian vaksin booster untuk meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap virus corona dengan berbagai variannya yang terus berkembang.

Apakah vaksin booster ini gratis atau berbayar? 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ada vaksin booster gratis dan ada yang berbayar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini yang sudah direncanakan, untuk yang disediakan pemerintah (gratis) hanya masyarakat penerima PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan lansia saja. Sedangkan yang lain itu mandiri," kata Nadia, Minggu (19/12/2021).

Baca juga: Kasus di AS Meningkat karena Omicron, Fauci Sebut Booster Moderna dan Pfizer Bisa Beri Perlindungan

Rencananya, pemberian vaksin booster ini akan dimulai pada Januari 2022.

Nadia mengatakan, pemerintah masih harus memastikan beberapa hal sebelum menyelenggarakan pemberian vaksin booster.

"Kita merencanakan Januari ya, tapi ini masih terus koordinasi ketersediaan vaksin, karena untuk vaksinasi booster terutama pada lansia kan kita butuh tambahan dosis. Kami juga sambil menunggu perkembangan rekomendasi WHO untuk pemberian (vaksin) kepada non-kelompok rentan," ujar dia.

WHO merekomendasikan, mereka yang masuk kelompok rentan untuk mendapatkan vaksin booster. 

Mereka adalah tenaga kesehatan, orang lanjut usia, dan yang memiliki kelainan imunitas.

"Di luar itu kan WHO meminta tidak dilakukan vaksinasi booster, dikarenakan masih banyak negara yang belum bisa mendapatkan akses vaksin," ujar Nadia.

Gratis dan berbayar

Diberitakan Kompas.com, 16 Desember 2021, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemberian vaksinasi penguat ini tidak seluruhnya ditanggung pemerintah.

Artinya, ada yang berbayar atau mandiri.

"Untuk vaksinasi booster tahun depan kita akan bagi dua skenario. Untuk vaksinasi lansia dan PBI non-lansia, itu akan ditanggung negara. Sedangkan untuk yang mandiri dan non-lansia itu akan kita buka agar perusahan-perusahaan farmasi bisa mengimpor vaksinnya dan langsung menjual ke masyarakat," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, 14 Desember 2021.

Baca juga: BPOM Memproses Izin Penggunaan 3 Jenis Vaksin Covid-19 untuk Booster

Hal itu dibenarkan oleh Nadia.

"Iya (ada yang mandiri dan ada yang ditanggung negara)" kata dia.

Untuk jumlah penerima vaksin gratis, diperkirakan ada sekitar 110 juta jiwa, baik dari kelompok lansia maupun PBI.

"Kalau lansia itu (totalnya) 21,5 (juta jiwa), jumlah PBI itu sekitar 96,8 juta ya untuk semua kategori," jelas Nadia.

Tidak ada pembedaan jenis vaksin

Sebelumnya diberitakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memproses izin penggunaan tiga jenis vaksin Covid-19 untuk dosis tambahan.

Kompas.com, 15 Desember 2021, memberitakan, tiga jenis vaksin tersebut adalah Pfizer, AstraZeneca, dan Coronavac atau Sinovac.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebutkan, salah satu merek vaksin itu akan diberikan untuk vaksinasi berbayar.

"Untuk vaksin-vaksin BUMN tentu punya vaksin Sinopharm sudah berbayar, nanti akan dialokasikan juga untuk booster berbayar tersebut," kata Dante dalam acara Economic Outlook 2022 IDX Channel (15/12/2021), dari Kompas.com (16/12/2021).

Baca juga: Wamenkes: Vaksin Sinopharm Akan Dialokasikan untuk Booster Berbayar

Namun, Nadia memastikan tidak ada pembedaan jenis vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat untuk dosis tambahan nanti, baik untuk kelompok masyarakat yang masuk program vaksinasi gratis maupun mandiri.

"Untuk berbayar maupun yang PBI disamakan ya (jenis vaksinnya), tapi pasti akan ada labeling yang berbeda. Bisa saja sama, karena orang PBI itu kan dia bisa menerima Pfizer, bisa menerima Moderna, AstraZeneca," jelas Nadia.

Apa pun jenis vaksin yang akan diberikan baik untuk lansia, PBI, atau masyarakat lainnya akan disesuaikan dengan ketersediaan dan merujuk pada kajian ilmiah yang ada.

Nadia menjelaskan, setiap orang yang mendapatkan vaksin tambahan akan dipastikan vaksin yang sebelumnya mereka gunakan.

"Apakah kemudian orang yang Sinovac harus pakai Sinovac (lagi) atau bisa pakai Moderna/Pfizer/AstraZeneca. Atau AstraZeneca yang dua kali suntik harus dapatnya (vaksin) apa. Karena nanti, booster itu kan akan sangat tergantung dengan ketersediaan vaksin," kata Nadia.

Dengan demikian, tidak akan ada pembedaan jenis vaksin yang diberikan pada kelompok berbayar dan gratis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi