Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Ini yang Terjadi jika Kebiasaan Menahan Kencing

Baca di App
Lihat Foto
freepik
Urgensi untuk buang air kecil juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit ginjal. Ini terjadi terutama terjadi di malam hari.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Kencing atau buang air kecil merupakan salah satu cara tubuh merespons untuk membuang cairan yang tak dibutuhkan tubuh.

Siapa di antara Anda yang kerap menunda atau menahan keinginan buang air kecil?

Mungkin ada yang sering melakukannya, karena alasan "nanggung" sedang menyelesaikan suatu pekerjaan, atau justru malah sudah menjadi kebiasaan.

Apa risikonya jika kita kerap menahan kencing dan tak segera mengeluarkannya? 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengatakan, menunda kencing akan menyebabkan anyang-anyang atau sistitis.

"Sistitis adalah infeksi yang terjadi pada kandung kencing," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/12/2021).

Baca juga: Unik! Fasilitas Ini Jadi Solusi Orang yang Biasa Kencing Sembarangan

Orang yang mengalami sistitis akan mengalami gejala sebagai berikut:

Ari mengatakan, jika penderita sistitis sampai mengalami demam, artinya kondisi sudah parah atau infeksi berlanjut.

"Oleh karena itu, jika pada wanita yang mengeluh sakit saat kencing atau terasa “anyang-anyang” harus diduga sedang mengalami sistitis," ujar Ari.

"Penyakit ini jangan dianggap sebagai penyakit yang simpel. Jika tidak ditangani dengan baik, sistitis bisa berlanjut ke ginjal dan menjadi infeksi ginjal akut," lanjut dia.

Apa yang terjadi ketika mengalami sistitis?

Ari mengatakan, pasien yang mengalami sistitis selain merasakan nyeri saat buang air kecil juga merasakan nyeri ketika perut tengah bawah atau di daerah pubis ditekan.

Untuk mengetahuinya, bisa dilakukan pemeriksaan urin yang akan mendeteksi apakah sel darah putih atau sel darah merah jumlahnya berlebih.

Ia menyarankan, jika mengalami kondisi seperti di atas, maka harus segera mendapatkan penanganan medis dan berobat ke dokter.

Dalam proses penanganannya, dokter akan memberikan antibiotika dan penghilang sakit untuk saluran kencing pada pasien yang mengalami sistitis ini.

Ari mengingatkan, kondisi ini bisa dicegah agar kita tak mengalaminya. 

"Tentu bisa dicegah dengan mengusahakan kencing atau buang air kecil jika sudah waktunya dikeluarkan," ujar Ari.

Selain itu, lanjut dia, penting untuk buang air kecil terlebih dulu sebelum dan sesudah berhubungan seksual.

Mengapa? Ia mengatakan, langkah ini merupakan upaya terbaik agar terhindar dari sistitis atau infeksi kandung kencing.

Upaya pencegahan lainnya, tetap mengonsumsi air putih harian yang cukup yakni sekitar 8-10 gelas sehari dan selalu menjaga kebersihan alat kelamin.

"Karena sistitis juga bisa muncul pada pasangan yang jarang berhubungan seksual. Satu hal lagi, sebaiknya tunda berhubungan seksual dulu sampai keluhan rasa nyeri hilang," kata Ari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi