Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Varian Omicron, Salah Satu yang Umum Tenggorokan Gatal

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi sakit tenggorokan
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Gejala varian Omicron secara umum tidak jauh berbeda dengan gejala pasien terinfeksi virus corona Covid-19 lainnya. 

Namun terdapat sejumlah gejala yang umum dirasakan oleh pasien yang terinfeksi varian Omicron. 

Orang-orang yang terinfeksi virus corona varian Omicron ditemukan memiliki satu gejala yang sama, yaitu tenggorokan gatal.

Baca juga: 10 Gejala Varian Virus Corona Omicron, Apa Saja?

Gejala varian Omicron

Melansir The Hill, Rabu (15/12/2021) sejumlah laporan dari Inggris mengindikasikan bahwa orang-orang yang terinfeksi Omicron mengalami gejala tenggorokan gatal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal ini sedikit berbeda dengan gejala infeksi varian-varian sebelumnya yang dilaporkan. 

Sementara itu, Dr Angelique Coetzee dari Afrika Selatan yang pertama kali mendeteksi Omicron mengatakan, kebanyakan gejala varian Omicron sangat ringan.

Tidak seperti pasien Covid-19 varian pertama dan mereka yang terinfeksi varian Delta, pasien Omicron tidak melaporkan sakit tenggorokan, melainkan tenggorokan gatal.

Alasan Omicron sebabkan gejala ringan

Melansir Deseret News, Jumat (17/12/2021) Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla menduga, vaksinasi dan kekebalan yang didapatkan dari infeksi Covid-19 sebelumnya membuat gejala yang ditimbulkan Omicron lebih ringan.

"Kami percaya bahwa bukan hanya Omicron yang kurang ganas, tetapi kami percaya bahwa cakupan vaksinasi ini, selain kekebalan alami orang yang sudah pernah kontak dengan virus, juga menambah perlindungan," kata Phaahla.

Sementara itu, Dr Michelle Groome, seorang pejabat di Institut Nasional untuk Penyakit Menular di Afrika Selatan, mengatakan, Omicron cenderung lebih ringan karena kekebalan yang sudah ada, daripada faktor virulensi varian tersebut.

Namun, hal itu juga membuat orang-orang yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksinasi Covid-19 menjadi lebih rentan terkena gejala parah akibat Omicron.

"Jadi yang sebelumnya tidak terinfeksi dan tidak divaksinasi tetap berisiko terkena gejala parah Covid-19," ujar Groome.

Baca juga: Gejala Varian Omicron, Cara Mencegah, dan Negara yang Sudah Konfirmasi

 

Lebih ringan, tapi bisa menghindari vaksin

Melansir AP, Rabu (15/12/2021) analisis data dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa vaksin Pfizer menawarkan lebih sedikit pertahanan terhadap infeksi Omicron dan mengurangi perlindungan dari rawat inap.

Temuan ini masih awal dan belum mendapatkan peer-review, tetapi sejalan dengan data awal lainnya tentang karakteristik Omicron, termasuk bahwa varian ini tampaknya lebih mudah menyebar dari orang ke orang.

Dr. Jacob Lemieux dari Harvard Medical School mengatakan, penyebaran Omicron dapat dilihat di Inggris, Amerika Serikat dan Denmark, di mana kasus Omicron yang dikonfirmasi meningkat dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.

“Omicron bergerak sangat cepat, lebih cepat bahkan dari bayangan kita,” kata Lemieux.

Masih belum jelas apakah penyebaran cepat Omicron akan membuat rumah sakit kewalahan.

Di Afrika Selatan, meskipun jumlah kasus meningkat, penerimaan rumah sakit untuk orang dewasa yang didiagnosis dengan Covid-19 justru 29 persen lebih rendah dibandingkan dengan gelombang yang dialami negara itu pada pertengahan 2020.

Namun, beberapa ahli memperingatkan bahwa terlalu dini untuk menarik kesimpulan karena varian ini cukup baru, dan gelombang rawat inap dapat terjadi beberapa minggu setelah kasus infeksi ditemukan. 

Baca juga: Pfizer Memprediksi Pandemi Covid-19 Akan Selesai 2024, Ini Alasannya

 

Menurut Dr. David Dowdy, ahli epidemiologi penyakit menular di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, ketika Omicron menjangkau populasi yang lebih luas, akan ada lebih banyak informasi yang bisa digali dari varian ini. 

"Sampai saat ini, Omicron telah menginfeksi kalangan dewasa-muda secara tidak proporsional," kata Dowdy.

Ia mengatakan, orang dewasa-muda lebih mungkin sakit tanpa menyadarinya.

“Masyarakat kita perlu belajar bagaimana menunggu, daripada panik atau mengabaikan temuan awal,” kata Dowdy.

Baca juga: Begini Cerita Miliarder Jepang Setelah Wisata 12 Hari di Luar Angkasa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi