Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Pandemi Covid-19 di Indonesia Sudah Terkendali? Ini Kata Epidemiolog

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (7/12/2021). Pemerintah resmi membatalkan kebijakan penerapan PPKM level 3 yang rencananya diterapkan di masa Natal dan Tahun Baru dan akan mengikuti asesmen situasi pandemi sesuai yang berlaku dengan tambahan pengetatan. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia disebut sudah terkendali.

Seperti yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoninfo) dalam unggahan Instagram @kemenkominfo, Senin (20/12/2021).

"Data menunjukkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia terkendali," demikian dituliskan akun Instagram Kominfo dalam unggahannya.

Dari unggahan tersebut disebutkan bahwa kasus aktif 0,12 persen, jauh di bawah rata-rata global yang ada di 8,10 persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah kasus aktif turun hampir 100 persen jika dibandingkan dengan jumlah kasus di masa puncak infeksi.

Kemudian, kasus konfirmasi harian rata-rata 208 kasus dengan tren menurun. Angka reproduksi virus di seluruh pulau di bawah nilai 1 (Rt < 1).

Persentase kesembuhan mencapai 96,49 persen dan angka kematian yang rendah, yakni 3,37 persen.

Lantas, benarkah pandemi Covid-19 di Indonesia sudah terkendali?

Baca juga: Luhut Sebut Covid-19 di RI Terkendali, Benarkah? Ini Kata Epidemiolog

Penjelasan epidemiolog

Pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebutkan patokan-patokan yang dapat dijadikan acuan untuk menyebut apakah pandemi dapat dikatakan terkendali atau belum.

Ada 3 kriteria, mulai dari kriteria epidemiologi, kriteria sistem kesehatan, dan kriteria surveilan kesehatan masyarakat.

Untuk kriteria epidemiologi terdiri dari hal-hal berikut:

Baca juga: Nasib Penanganan Pandemi di Tengah Kontestasi

Belum bisa dikatakan terkendali

Dengan melihat indikator-indikator yang ada, Dicky belum bisa mengatakan kondisi pandemi di Tanah Air sudah terkendali.

Alasannya, karena capaian baik dalam hal apa pun harus bisa dipertahankan dan stabil dalam kurun waktu tertentu.

"Berbicara terkendali itu ada ukurannya, dalam hal ini misalnya satu bulan, trennya itu bukan naik turun, progresnya bagus, juga semua indikator itu bersinergi atau saling mendukung," jelas Dicky.

Dia mencontohkan, di tengah test positivity rate menurun di bawah 1 persen dan angka reproduksi di bawah 1, cakupan testing harus terus dipertahankan tinggi.

"Ini terjadi di Indonesia, ikutan turun testing-nya. Itu tidak memperkuat jadinya," sebut dia.

Selain itu, hal krusial lain adalah asal dari satu kasus infeksi harus bisa diketahui.

"Kita juga harus memastikan kemampuan kita mendeteksi, kemampuan tracing tracking kita, kasus yang dilaporkan jelas dari sini. Ini (Indonesia) enggak. Belum seperti itu," jelas dia.

Baca juga: Apakah Pandemi Covid-19 di Indonesia Masih Terkendali? Simak Jawabannya

Hal itu menjadi alasan transmisi komunitas Indonesia di level paling rendah dalam parameter yang digunkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Jadi belum lah disebut seperti itu (terkendali). Bahkan Australia yang sering di level 1-2 nya WHO, enggak lah, enggak begitu," ungkap Dicky.

"Walau pun ada negara bagiannya seperti Quensland yang selalu di level 1-2, tapi tidak bisa disebut seperti itu (terkendali), karena naik turun, sebulan berubah lagi." pungkas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi