Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kemanusiaan Sudah Mati?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi.
Editor: Egidius Patnistik

SAYA belum sempat jumpa Friederich Nietszhe maka belum sempat bertanya, apa alasan beliau sesumbar “Gott ist tot” alias "Tuhan sudah mati".

Mungkin akibat menyimak kenyataan bahwa manusia kerap kali menyalahgunakan ketuhanan untuk tujuan negatif bahkan destruktif, maka Nietzsche merasa kecewa sehingga tega menyatakan bahwa Gott ist tot.

Baca juga: Menlu RI dan AS Bertemu, Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Afghanistan

Seiring setujuan sesumbar Nietszche bahwa Tuhan sudah mati, juga akibat menyimak kenyataan bahwa manusia kerap kali menyalahgunakan apa yang disebut sebagai kemanusiaan maka sebenarnya wajar apabila pihak tertentu merasa kecewa sehingga menganggap kemanusiaan sudah mati.

Kontekstual

Sama halnya terhadap pernyataan Nietzsche bahwa Tuhan sudah mati, maka berbagai pihak menyatakan setuju namun berbagai pihak pula menyatakan tidak setuju terhadap anggapan bahwa kemanusiaan sudah mati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara saya pribadi terpaksa mengakui bahwa pendapat saya plin-plan akibat tidak konseptual namun kontekstual alias nisbi terkait pada konteks yang saya gunakan sebagai kaidah untuk membentuk pendapat saya tentang kemanusiaan.

Apabila saya melihat kenyataan bahwa para penggusur tega menggusur rakyat miskin secara sempurna melanggar hukum, etika, moral atau Adolf Hitler, Stalin, Mao mau pun para teroris tega membinasakan sesama manusia yang bahkan sama sekali tidak mereka kenal maka saya setuju dengan pernyataan bahwa kemanusiaan sudah mati.

Namun ketika melihat kenyataan bahwa para pejuang kemanusiaan seperti Ibu Theresa, Henry Dunant, Albert Schweitzer, Sandyawan Sumardi, Sri Palupi , Malala, Rigoberta Menchu, Dominique Pire, Romo Mangunwijaya, dan lain-lain tokoh pejuang kemanusiaan sedemikian tulus tanpa pamrih kekuasaan dan harta-benda mewujudkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menjadi kenyataan, maka secara tegas saya menyatakan tidak setuju terhadap anggapan bahwa kemanusiaan sudah mati.

Keyakinan

Bahkan apa yang dilakukan oleh para pejuang kemanusiaan bukan hanya membentuk sekedar pendapat saya tetapi sudah menjadi keyakinan. Saya sudah meyakini bahwa apa yang telah dilakukan oleh para pejuang kemanusiaan memang bukan sekedar ideologi belaka, namun justru benar-benar sudah terejawantahkan menjadi sikap dan perilaku nyata demi secara tak terbantahkan membuktikan bahwa kemanusiaan masih belum mati.

Baca juga: Stafsus Presiden: Pelecehan Seksual Merendahkan Kemanusiaan, Tak Boleh Ditoleransi

Para pejuang kemanusiaan (bukan saya!) secara sangat meyakinkan telah berjaya membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan secara nyata memang an sich merupakan bukti bahwa kemanusiaan masih hidup.

Mungkin memang kadang-kadang kemanusiaan jatuh pingsan. Namun itu berarti jelas masih hidup sebab baru setengah mati maka belum benar-benar mati!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi