Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/AMPELSA
Pengunjung menyaksikan situs Kubah Masjid Tsunami di Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (25/12/2019). Kubah Masjid yang masih utuh tersebut hanyut diterjang gelombang tsunami sejauh 2,5 kilometer, dan saat ini menjadi salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan menjelang peringatan 15 tahun bencana gempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Hari ini 17 tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa besar dengan magnitudo 9,3 yang mengakibatkan tsunami di Aceh.

Saat itu, Aceh masih bernama Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Gempa itu merupakan salah satu gempa terbesar yang pernah ada dalam sejarah.

Dampaknya tak hanya di wilayah Aceh tapi juga beberapa negara lain. Para ahli mencatat itu adalah gempa terbesar ke-5.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang Peristiwa Tsunami Aceh 2004

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi kejadian

Kala itu hari Minggu, saat orang-orang menghabiskan waktu bersama keluarga. Selain itu juga masih dalam suasana Natal.

Pagi hari, pukul 07.59 WIB terjadi gempa tersebut. Tak lama setelahnya, gelombang tsunami menyusul.

Melansir Kompas.com, 26 Desember 2020, gelombang tsunami diperkirakan memiliki ketinggian 30 meter, dengan kecepatan mencapai 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam.

Gelombang besar dan kuat ini tidak hanya menghanyutkan warga, binatang ternak, menghancurkan pemukiman bahkan satu wilayah, namun juga berhasil menyeret sebuah kapal ke tengah daratan.

Kapal itu ialah Kapal PLTD Apung yang terseret hingga 5 kilometer dari kawasan perairan ke tengah daratan.

Mengutip Kompas.com, 26 Desember 2018, sumber gempa terletak di 149 kilometer sebelah barat Meulaboh.

Tsunami menerjang Tak tanggung-tanggung, gempa itu berlangsung selama 10 menit. Tsunami bergerak menyebar ke arah pantai-pantai.

Jarak pantai Sumatera terdekat dengan episenter gempa bumi utama diperkirakan 125 km.

Kecepatan rambat gelombang tsunami dapat mencapai 800 km per jam di samudra dalam dan bebas. Mendekati pantai yang dangkal dan dengan kecepatannya yang besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan kemudian terhempas ke arah daratan.

Gempa yang terjadi di perairan barat Aceh, Nicobar, dan Andaman, merupakan akibat dari interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Gempa-gempa besar yang mempunyai magnitudo 9,0 berpusat di dasar laut pada kedalaman 10 kilometer-tergolong gempa dangkal-itu telah menimbulkan gelombang tsunami yang menerjang wilayah pantai di Asia Tenggara dan Asia Selatan, yang berada di sekeliling tiga pusat gempa tersebut.

Pergeseran batuan secara tiba-tiba yang menimbulkan gempa itu disertai pelentingan batuan, yang terjadi di bawah pulau dan dasar laut.

Dasar samudra yang naik di atas palung Sunda ini mengubah dan menaikkan permukaan air laut di atasnya sehingga permukaan datar air laut ke arah pantai barat Sumatera ikut terpengaruh berupa penurunan muka air laut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Aceh 2004

Jumlah korban mencapai 230.000 jiwa

Sehari setelah kejadian, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bencana ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.

Sejak saat itu, bantuan internasional pun berdatangan untuk menolong masyarakat. Termasuk pesawat militer dari Jerman hingga kapal induk milik Amerika Serikat didatangkan ke lokasi bencana.

Selang beberapa hari dan proses pencarian korban terus digencarkan, PBB pada 4 januari 2005, mengeluarkan taksiran awal bahwa jumlah korban tewas sangat mungkin melebihi angka 200.000 jiwa.

Berdasarkan Kompas.com, 26 Desember 2020, jumlah korban dari peristiwa alam tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa.

Jumlah itu bukan hanya datang dari Indonesia sebagai negara terdampak paling parah, namun juga dari negara-negara lain yang turut mengalami bencana ini.

Melansir data Bank Dunia, melalui Kompas.com, 26 Desember 2019, jumlah korban mencapai 167.000 orang, baik itu yang meninggal dunia maupun hilang.

Selain itu, tak kurang dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Jumlah korban jiwa itu belum termasuk korban tsunami di wilayah lain. Secara keseluruhan ada 14 negara yang terkena dampak tsunami dengan jumlah korban mencapai 230.000 jiwa.

Setidaknya tercatat dari Sumatra sampai Kepulauan Andaman, Thailand, India Selatan, Sri Lanka dan sebagian Afrika, ada sekitar 230.000 orang yang tewas di 14 negara.

Kerusakan parah terjadi di wilayah Aceh dengan kurang lebih sekitar 170.000 orang tewas. Semua bangunan hancur yang berada di sekitar pantai dan ratusan orang kehilangan tempat tinggalnya.

Mengutip arsip pemberitaan Harian Kompas, 27 Desember 2004, gempa dan tsunami di Minggu pagi itu tidak hanya menimpa wilayah Aceh dan Sumatera Utara, tapi juga wilayah negara lain yang terletak di kawasan Teluk Bengali, mulai dari India, Sri Lanka, hingga Thailand.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenang 15 Tahun Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh

Di Aceh, pada 2009 didirikan sebuah museum untuk mengenang kejadian pilu itu. Museum itu adalah Museum Tsunami Aceh yang terletak di Kota Banda Aceh.

Arsitek dari museum tersebut adalah Ridwan Kamil yang saat ini menjabat Gubernur Jawa Barat.

Di dalam museum ini, terdapat beragam diorama yang menggambarkan peristiwa, juga daftar nama mereka yang menjadi korbannya.

Museum ini bukan hanya menjadi situs untuk mengenang keganasan gempa dan 16 tahun tsunami Aceh, namun juga menjadi pusat pembelajaran dan pendidikan kebencanaan bagi masyarakat.

(Sumber: Kompas.com/Dani Prabowo, Aswab Nanda Pratama, Luthfia Ayu Azanella | Editor: Bayu Galih, Rizal Setyo Nugroho)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi