Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Bau yang Kuat Bisa Membangunkan Kita dari Tidur?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Suara kencang bisa membangunkan kita dari tidur nyenyak. Namun bau atau aroma yang kuat belum tentu bisa membangunkan semua orang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Suara berisik dan kencang bisa membangunkan kita dari tidur yang lelap. Namun bau atau aroma yang kuat belum tentu bisa membangunkan kita.

Hal ini dibuktikan oleh beberapa fakta bahwa bau hangus dari kebakaran rumah tak bisa membangunkan beberapa orang hingga terjadilah korban jiwa.

Melansir dari NBC News, berbagai penelitian juga menyatakan bahwa aroma bakaran atau asap belum tentu bisa membangunkan semua orang.

Dr. Thomas Freedom, direktur dari NorthShore University HealthSystem Sleep Program, menyatakan bahwa sensor suara, sensor suhu, indera peraba, dan indera penciuman menjadi kurang peka ketika kita tidur.

Semakin pulas fase tidur kita, akan semakin tak peka sensor dari indera yang kita miliki.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun suara yang kencang atau berisik yang disertai dengan getaran atau vibrasi, lebih bisa tertangkap oleh indera pendengaran yang kurang peka ketika kita tertidur pulas.

Baca juga: Minumlah Air Hangat Sebelum Tidur, Ini 5 Manfaatnya

Apakah bau bisa membangunkan kita?

Dalam sebuah penelitian tahun 2004 yang diikuti oleh 8 partisipan, ilmuwan menguji coba dua aroma yang kuat. Satunya adalah aroma menenangkan peppermint dan satunya adalah aroma pyridine yang berbau seperti asap bakaran.

Mengutip dari Science Daily, selama dua malam para ilmuwan mengalirkan dua aroma tersebut melalui lubang penyaringan udara menuju kamar di mana para peserta tengah tertidur.

Ketika diberi aroma peppermint, para peserta tak ada yang terbangun. Bahkan aroma pyridine pun juga tak bisa membangunkan para partisipan tersebut dari tidurnya.

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa fase tidur. Dari fase menuju tidur hingga fase tidur lelap atau fase Rapid Eye Movement (REM). 

Sedangkan suara kencang, terbukti bisa membangunkan beberapa peserta di fase tidur mana pun juga, termasuk ketika mereka sudah memasuki fase REM.

Baca juga: Ini Bahayanya jika Tidur dengan Kondisi Rambut Masih Basah

Mary A. Carskadon, salah satu penyusun buku dari penelitian yang bertajuk Minimal Olfactory Perception During Sleep: Why Odor Alarms Will Not Works for Human tersebut menyatakan bahwa "Yang terjadi adalah kita terbangun dan menghirup aroma kopi, bukan sebaliknya."

Namun pada penelitian tahun 1997 yang dilakukan oleh Irondale Fire and Rescue Service menemukan fakta bahwa dua dari 10 orang terbangun oleh gangguan aroma asap bakaran yang dialirkan ke dalam laboratorium penelitian yang ada.

Sharon Chayra, penduduk Las Vegas Amerika Serikat, meyakini bahwa orang-orang dengan indera penciuman kuat seperti dirinya bisa terbangun karena bau atau aroma yang kuat.

Buktinya ia beberapa kali terbangun karena aroma panggangan roti milik suaminya, aroma anjing peliharannya yang buang kotoran di dekatnya, dan aroma bakaran perapian yang belum padam sempurna.

Baca juga: Manakah yang Lebih Sehat, Tidur dengan Lampu Menyala atau Mati?

Beberapa ilmuwan yakin bahwa bau yang kuat sekalipun tak akan bisa membangunkan kita dari tidur jika kita sudah memasuki fase REM sleep.

Namun beberapa lagi meyakini bahwa ada kemungkinan seseorang terbangun dari tidur karena aroma yang kuat. Dalam hal ini, ada dua kemungkinan yang ada. Seseorang belum mencapai fase Rem sleep atau memang indera penciumannya terlalu kuat.

Melansir dari Science Focus, terapi menghirup amonium karbonat sudah dilakukan sejak abad ke-17 untuk membangunkan pasien yang pingsan.

Terapi ini selalu berhasil karena gas amonia yang ada akan merangsang paru dan memicu reflek pernapasan sehingga kadar oksigen naik dan pasien akan terbangun. 

Baca juga: Plus Minus Tidur Siang bagi Orang Dewasa

  

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi