Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermati, Ini Jenis Kedutan Mata yang Berbahaya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Well Cabral
Kedutan pada mata bisa terjadi karena beberapa hal, dari faktor ringan hingga gangguan sistem saraf yang serius.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Mata kedutan sebenarnya hal yang normal terjadi. Kontraksi pada kelopak mata ini biasanya terjadi secara spontan, tiba-tiba dan berulang-ulang.

Ada kedutan yang hanya terjadi beberapa menit saja, namun ada pula kedutan mata yang terjadi lebih lama bahkan berhari-hari.

Kedutan mata yang paling sering terjadi adalah kontraksi pada beberapa otot mata yang disebut dengan eyelid myokymia.

Melansir dari The New York Times, kedutan yang sering terjadi adalah kedutan yang menyerang kelopak mata bagian bawah.

Baca juga: Mengenal Syringoma, Bintil-bintil Kecil yang Kerap Muncul di Bawah Mata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab kedutan mata

Banyak sekali yang bisa menyebabkan kedutan mata. Menurut Mayo Clinic,  kedutan bisa dipicu oleh banyak hal seperti:

Beberapa kondisi kesehatan yang juga bisa memicu kedutan mata adalah blepharitis atau radang kelopak mata, abrasi kornea, sindrom mata kering, dan uveitis atau peradangan yang terjadi pada uvea atau lapisan tengah mata.

Baca juga: 6 Gangguan Mata Usia 40 Tahun ke Atas dan Cara Menanganinya

Dr. Alice Lorch dari Massachusetts Eye and Ear di Boston mengatakan bahwa tak ada penyebab yang bisa dipastikan dari eyelid myokymia.

Bisa jadi kedutan disebabkan oleh iritasi ringan saja yang ada di dalam kelopak mata, seperti karena gesekan kontak lensa dengan bagian dalam kelopak.

"Namun kedutan yang sering terjadi biasanya disebabkan karena stres, kelelahan, dan kebanyakan kafein," papar Lorch.

Sedangkan mata kering biasanya disebabkan karena kita terlalu lama dan terlalu sering menatap layar televisi, ponsel, atau laptop.

Ketika kita tengah bekerja di depan laptop atau menonton televisi, mata akan cenderung jarang berkedip sehingga bisa menyebabkan mata kering.

Baca juga: Menatap Matahari, Tak Butuh Waktu Lama untuk Membuat Mata Buta

Kedutan mata yang harus diwaspadai

Biasanya kedutan hanya mempengaruhi satu sisi mata saja, karena kontraksi hanya terjadi di aera otot kelopak mata dan bukan dari sistem saraf pusat yang mengontrol saraf mata untuk berkedip.

Stephanie Erwin, spesialis mata dari Cleveland Clinic's Cole Eye Institute Amerika mengatakan bahwa kedutan bisa terjadi selama beberapa menit, beberapa jam, beberapa hari, hingga beberapa bulan.

"Jika kedutan terjadi dalam periode sangat lama, atau diikuti dengan gejala-gejala lain, maka segera periksakan mata Anda ke dokter spesialis," begitu saran Erwin.

Jika kedutan juga menjalar ke saraf atau otot lain di wajah, atau kedutan dialami oleh kedua belah mata, ini juga harus diwaspadai. Biasanya hal ini adalah gejala dari gangguan kesehatan yang tak bisa disepelekan.

Gejala lain dari kedutan mata yang juga harus diwaspadai adalah kelopak mata yang jadi melorot turun atau mata yang nampak iritasi dengan warna merah.

"Jika hanya salah satu kelopak mata saja yang berkedut, maka biasanya ini tak bahaya dan hanya termasuk eyelid myokymia," ujar Erwin.

Beberapa kedutan yang serius bisa menjadi pertanda bahwa ada gangguan dalam sistem saraf.

Gangguan sistem saraf yang bisa memicu kedutan antara lain adalah bell's palsy, cervical dystonia, multiple sclerosis, parkinson, juga sindrom tourette.

Baca juga: Bulu Mata Memutih? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi