KOMPAS.com - Media sosial tengah diramaikan dengan adanya patung naga di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) pada Kamis (30/12/2021).
Keberadaan patung tersebut sempat difoto dan diunggah oleh salah satu akun Twitter ini.
"Pemandangan baru di Yogyakarta Internasional Airport (YIA) hari ini, Kamis (30/12/2021). Masih gresss...patung naga raksasa di pintu keluar Bandara. Kenapa bukan Patung Garuda atau Patung Pahlawan yg dipasang di sini? Ada temen di Yogyakarta tahu?" tulis pengunggah dalam twitnya.
Mengetahui hal itu, respons yang diungkapkan oleh warganet pun beragam.
Hingga Jumat (31/12/2021), twit itu sudah diretwit sebanyak 911 kali dan disukai sebanyak 3.062 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Baca juga: Viral, Video Penyelamatan Wisatawan Terseret Ombak Pantai Parangtritis
Penjelasan pihak bandara YIA
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara YIA Agus Pandu Purnama mengatakan, patung naga ini hanya menggantikan patung kereta kencana yang sebelumnya diletakkan sebagai hiasan atau dekorasi bandara.
"Sebetulnya ini hanya menggantikan, karena sifatnya temporary untuk menghias supaya bandara makin cantik, dan setiap saat (dekorasinya) berubah," ujar Pandu, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (31/12/2021).
Menurut dia, perubahan ini dilakukan supaya pengunjung tidak bosan.
Karya seniman YogyakartaPandu menjelaskan, patung naga yang ada di Bandara YIA ini merupakan karya seni berjudul Jalur Sutra, yang dibuat oleh seniman asal Bantul Yogyakarta Tri Suharyanto.
Adapun dimensi patung naga ini memiliki panjang sekitar 7 meter, lebar 4 meter, dan tinggi naga sekitar 2,5 meter.
Bahan yang digunakan yakni pelat besi dan galvanis.
"Bahannya dari pelat besi dan galvanis atau bisa dibilang ini bahannya sampah logam," ujar Pandu.
Baca juga: Video Viral Disebut Perdukunan Thailand dalam Final Piala AFF, Ini Faktanya
Filosofi patung naga
Pandu menjelaskan bahwa bentuk naga melambangkan kekuatan, kesuburan, dan keamanan.
"Jadi, kalau kita lihat sebuah karya yang naga ini merupakan karya yang dulu bangsa-bangsa timur termasuk Indonesia pada zaman Dinasti Syeilendra ini mereka berlayar di Jalur Sutra sampai dengan Madagaskar kalau tidak salah di abad ke-7," ujar Pandu.
"Saya terinspirasi begitu hebatnya bangsa kita pada saat itu di maritim itu bisa menguasai dunia dan berlayar sejauh itu," lanjut dia.
Tidak hanya itu, ide mengenai pembuatan patung naga ini juga berasal dari referensi dalam relief di Candi Borobudur.
Pandu mengatakan, dalam relief tersebut dikisahkan ada kapal bernama Samudra Raksa yang berlayar di jalur perdagangan bahari purba.
"Nah itu yang ada di Candi Borobudur melambangkan kekuatan pada saat itu. Saya ingin meraih itu dengan lambang naga ini," kata Pandu.
Pion dan kapal berukuran kecil di atas peta bukuInstalasi tidak hanya menampilkan bentuk kegagahan sang naga melainkan beberapa detail karya, seperti perahu dan pion kecil.
Pandu mengungkapkan, keberadaan detail tersebut mengartikan Jalur Sutra yang pernah dilalui oleh orang Nusantara atau oleh raja-raja di kerajaan di Indonesia, dan juga bangsa-bangsa Timur.
Sementara, untuk bagan berwarna kecoklatan itu merupakan peta buku.
"Kalau di instalasi patung naga itu kan bawahnya peta buku itu yang ditemukan oleh raja-raja kita di zamannya, pada abad ke-7, jadi menceritakan kapal-kapal yang sudah menjelajah ke seluruh dunua dengan kekuatan kemaritiman bangsa-bangsa timur, termasuk Indonesia," ujar Pandu.
Sebelum ditempatkan di Bandara YIA, Pandu menyampaikan patung naga Jalur Sutra ini sempat dipamerkan di Taman Budaya Yogyakarta.
Sehingga, patung ini memang merupakan karya seni yang adi luhung.
Makna patung naga bagi Bandara YIA
Selain itu, makna kekuatan dalam patung naga ini juga dinilai sebagai lambang rasa keprihatinan dirinya selama 2 tahun terhadap bisnis aviasi.
Sebab, bisnis aviasi juga merupakan salah satu bisnis yang terdampak di tengah pandemi Covid-19.
"Nah di akhir tahun ini saya ingin menyampaikan pesan, ayo di tahun 2022 ini kita sambut dengan kekuatan baru dengan semangat baru, tentunya kita akan meraih sesuatu yang berbeda di tahun 2022," ujar Pandu.
Kemudian, beberapa anggota tubuh naga juga bermakna dan harapan khusus untuk Bandara YIA.
Untuk tanduk naga yang menyerupai tanduk rusa dan badan naga yang melambangkan kekuatan.
Cakar naga melambangkan daya cengkram yang kuat dan tajam agar Angkasa Pura 1 di tahun mendatang harus kuat.
Sayap naga dengan daya kepaknya yang luar biasa dan kokoh melambangkan Bandara YIA harus bisa terbang dan airbone.
"Meski naga adalah makhluk mitos di darat maupun di laut itu dia bisa terbang. Saya pikir adanya daya kepak ini mudah-mudahan Bandara YIA bisa mengepak secara internasional," kata Pandu.
Kemudian, untuk benjolan di kepala dan mutiara di kepala naga mengartikan kemurnian.
Ekor naga yang melekuk seperti angka 8 melambangkan keabadian dan kesempurnaan.
Baca juga: Penjelasan TNI AU soal Video Viral Pengadangan Rombongan Pelaku Kriminal Bermotor di Yogyakarta
Pengunjung dilarang menyentuh instalasi
Seperti yang dilihat dalam beragam foto yang diunggah di media sosial, di sekitar patung naga terpasang pembatas.
Pembatas ini ditujukan agar pengunjung bandara YIA hanya bisa melihat instalasi saja dan tidak diperbolehkan untuk menyentuh instalasi.
"Ini kan karya, bisa dibilang mahal dan monumental, saya takutnya ada yang patah, ini kan tanggung jawab karya seni ada di bandara sehingga kami memang diberikan pembatas agar orang hanya bisa melihat tidak bisa menyentuh," ujar Pandu.
Dengan penjelasan tadi, ia berharap adanya komitmen di tahun 2022 bahwa pihak AP1 harus semangat dan lebih baik lagi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.