Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twibbon Tahun Baru 2022 dan Alasan Tahun Baru Dimulai 1 Januari

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Twibbon Tahun Baru 2022
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Tahun 2021 akan segera berganti menjadi tahun baru 2022.

Perayaan tahun baru kali ini masih diliputi suasana pandemi Covid-19 yang belum berlalu.

Masyarakat diimbau untuk tidak mengadakan perayaan tahun baru yang dapat menimbulkan kerumunan dan memicu penularan virus corona.

Sejumlah daerah pun telah mengeluarkan larangan perayaan tahun baru 2022 karena masih dalam suasana pandemi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Anda yang merayakan tahun baru di rumah saja, sederet Twibbon ini dapat digunakan untuk menyemarakkan keceriaan pergantian tahun baru 2022.

Baca juga: Daftar Daerah yang Keluarkan Larangan Perayaan Tahun Baru 2022

Twibbon tahun baru 2022

Berikut kumpulan Twibbon tahun baru 2022 dihimpun dari Twibbonize.com:

  1. https://twb.nz/tahunbaru2o22 
  2. https://twb.nz/tahunbaru2022frame 
  3. https://twb.nz/ager2022 
  4. https://twb.nz/tahunbaru22 
  5. https://twb.nz/selamattahunbaru2022th 
  6. https://twb.nz/newyear05 
  7. https://twb.nz/taunbaru2022 
  8. https://twb.nz/newyear004 
  9. https://twb.nz/tahun-baru-2022-12 
  10. https://twb.nz/tahunbaru2022e 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mohammad Hatta Mundur sebagai Wakil Presiden

Cara memasang twibbon

Baca juga: Serba-serbi Tahun Baru, dari Dispensasi STNK hingga Larangan Pesta Kembang Api

Mengapa tahun baru dimulai 1 Januari?

Pernahkah Anda bertanya, mengapa tahun baru dimulai 1 Januari?

Diberitakan Kompas.com, Rabu (29/12/2021) gagasan menggunakan hari pertama Januari untuk menandai awal tahun baru sudah ada sejak zaman Julius Caesar, lima dekade sebelum kelahiran Yesus.

Banyak kalender yang sudah ada sebelum Caesar menciptakan kalender Julian pada 46 sebelum masehi (SM).

Akan tetapi, kalender Julian menjadi kalender pertama yang secara resmi menandai 1 Januari sebagai awal tahun baru.

Tanggal tersebut adalah hari di mana kedua konsul, pejabat politik terpilih tertinggi di Roma, mulai menjabat untuk masa jabatan mereka selama setahun.

Baca juga: Daftar Hari Libur Nasional 2022 dan Aturan Cuti Bersama

Perbaikan sistem penanggalan

Alasan Caesar menciptakan kalender Julian adalah untuk memperbaiki sistem penanggalan yang sebelumnya digunakan Romawi.

Diperkenalkan sekitar abad ketujuh SM, kalender Romawi berusaha mengikuti siklus Bulan tetapi seringkali tidak sesuai dengan musim dan harus dikoreksi.

Selain itu, institusi di Romawi yang bertugas mengawasi kalender, sering menyalahgunakan wewenangnya dengan menambahkan hari untuk memperpanjang masa jabatan politik.

Dalam merancang kalender barunya, Caesar meminta bantuan Sosigenes, seorang astronom Aleksandria, yang menyarankan untuk menghilangkan siklus Bulan sepenuhnya dan mengikuti tahun matahari, seperti yang dilakukan orang Mesir.

Baca juga: Foto Viral Kalender 1971 Disebut Kembar dengan 2021, Apa Penjelasannya?

Tahun dihitung menjadi 365 dan 1/4 hari, dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 46 SM, sehingga membuat tahun 45 SM dimulai pada 1 Januari, bukan pada Maret.

Caesar juga memutuskan bahwa setiap empat tahun sekali, satu hari ditambahkan ke Februari, sehingga secara teoritis menjaga kalendernya agar tidak ketinggalan zaman.

Tak lama setelah Caesar dibunuh pada tahun 44 SM, Mark Anthony mengubah nama bulan Quintilis menjadi Julius (Juli) untuk menghormatinya.

Kemudian, bulan Sextilis diganti namanya menjadi Augustus (Agustus) menurut penggantinya.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka, Ini Ketentuan Lengkap PTM Terbatas Januari 2022

Tahun baru sempat berganti

Dengan semakin meluasnya daerah kekuasaan Kekaisaran Romawi, penggunaan kalender Julian juga menyebar.

Namun, setelah jatuhnya Roma pada abad ke-5 M, banyak negara Kristen mengubah kalender sehingga lebih mencerminkan agama mereka.

Setelah kejatuhan Romawi, tanggal 25 Maret (Hari Raya Kabar Sukacita) dan 25 Desember (Natal) menjadi Hari Tahun Baru yang umum.

Belakangan, mulai disadari bahwa kalender Julian memerlukan perubahan tambahan karena adanya kesalahan perhitungan mengenai tahun kabisat.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Penumpang Kereta Api Usia di Bawah 12 Tahun Wajib Tes PCR

Efek kumulatif dari kesalahan ini selama beberapa abad menyebabkan berbagai peristiwa terjadi di musim yang salah.

Hal tersebut juga menimbulkan masalah ketika menentukan tanggal Paskah.

Paus Gregorius XIII kemudian memperkenalkan revisi kalender Julian pada 1582, yang disebut sebagai kalender Gregorian.

Selain memecahkan masalah dengan tahun kabisat, kalender Gregorian mengembalikan 1 Januari sebagai awal Tahun Baru.

Baca juga: Mulai Berlaku Hari Ini, Berikut Ketentuan Naik Pesawat, Kereta Api, dan Kapal

Italia, Perancis, dan Spanyol termasuk di antara negara-negara yang segera menerima kalender terbaru itu.

Namun, negara-negara Protestan dan Ortodoks cukup lambat dalam mengadopsinya.

Inggris Raya dan koloninya di Amerika tidak mulai mengikuti kalender Gregorian sampai 1752.

Sebelum itu mereka merayakan Hari Tahun Baru pada 25 Maret.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Kalender 1971 dan 2021 Disebut Kembar karena Siklus 50 Tahunan

1 Januari diterima sebagai tahun baru

Seiring waktu, negara-negara non-Kristen juga mulai menggunakan kalender Gregorian.

China mulai menerapkan kalender Gregorian pada 1912, dan menjadi contoh penting, karena masih terus merayakan Tahun Baru China menurut kalender lunar.

Bahkan, banyak negara yang mengikuti kalender Gregorian juga memiliki kalender tradisional atau keagamaan lainnya.

Ada pula beberapa negara yang tidak pernah mengadopsi kalender Gregorian dan dengan demikian memulai tahun pada tanggal selain 1 Januari.

Ethiopia, misalnya, merayakan Tahun Barunya (dikenal sebagai Enkutatash) pada September.

Baca juga: Harga Tes Antigen di Stasiun Jadi Rp 35.000, Kapan Diberlakukan?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infogafik: 7 Panduan Rayakan Tahun Baru dari WHO

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi