Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Beberapa Orang Lebih Kepo Dibanding yang Lain?

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Maria Ballesteros
Beberapa orang lebih kepo dibanding yang lain karena beberapa faktor, salah satunya faktor genetika.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Beberapa orang lebih kepo dibanding yang lain, alias lebih sering penasaran dan ingin mengetahui tentang banyak hal dibanding orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Meski kebiasaan ini terkadang terasa merepotkan dan mengganggu bagi orang lain, namun rasa penasaran dan keingintahuan adalah hal dasar yang menjadikan seseorang lebih mengetahui banyak hal dan lebih memiliki banyak cerita atau pengalaman.

Berdasar penelitian, hampir seluruh cerita sejarah dan penemuan yang terjadi di dunia dimulai dari kepo atau rasa keingintahuan yang besar. 

Rasa penasaran atau kepo adalah yang mendorong kemajuan zaman dan teknologi, dalam semua aspek.

Namun ketika berbicara soal penasaran atau kepo, tak semua orang memiliki level yang sama. Mengapa bisa demikian?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Beberapa Orang Lemah dalam Matematika

Sistem pencarian tubuh

Beberapa orang lebih mudah penasaran dan mempertanyakan sesuatu, namun beberapa lagi seolah menganggap semua hal adalah wajar sehingga mereka tak memiliki keingintahuan lebih lanjut mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi.

Melansir dari Big Think, otak menghargai hal-hal baik yang sudah dilakukan oleh tubuh. Jadi ketika kita selesai menyesap kopi atau berpelukan dengan orang yang kita cintai, otak akan "menghadiahi" kita dengan hormon kebahagiaan atau hormon endorfin.

Jaak Panksepp, ahli saraf, di tahun 1998 mengaitkan proses otak ini dengan sistem pencarian tubuh, yang mencakup 7 emosi dasar seperti ketakutan, panik, dan bahagia.

Sistem pencarian inilah yang membuat kita mau meneliti, mencari, dan mencoba keluar dari zona nyaman untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Sistem pencarian ini bekerja berdasar tujuan dan iming-iming akan hadiah apa yang akan diterima tubuh jika kita berhasil menemukan apa yang kita cari.

Tanpa adanya sistem pencarian, dunia tak akan menjadi maju. Semua orang hanya akan duduk diam di "sarangnya" tanpa keinginan menemukan tempat-tempat baru atau hal-hal baru.

Baca juga: 8 Rutinitas Pagi untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Sistem yang terasah dari waktu ke waktu

Hampir seluruh bagian dari tubuh kita akan makin terasah jika sering digunakan dari waktu ke waktu. Begitu juga sistem pencarian tubuh yang berkaitan dengan rasa penasaran atau kepo.

Sejak kecil kita sudah memiliki sistem ini. Setiap kali kita mencari dan mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang kita cari, otak akan menghadiahi kita dengan endorfin dan dopamin.

Hal ini jika sering dilakukan, akan menjadi semacam candu. Itulah sebabnya, usia remaja biasanya lebih ceroboh karena selalu terdorong melakukan hal-hal baru tanpa pertimbangan matang terlebih dahulu.

Jadi jika sistem ini terasah bekerja sedari kecil, maka anak akan tumbuh dewasa dengan sistem pencarian yang terus berjalan aktif.

Semisal orang tua yang selalu memberikan anak-anak ruang untuk bermain, ruang untuk berbicara dan ruang untuk bertanya, maka anak-anak mereka akan tumbuh dewasa menjadi pribadi yang selalu ingin belajar hal-hal baru, mengeksplorasi hal-hal asing.

Selain kebiasaan sedari kecil, level dari sistem pencarian ini juga kerap dikaitkan dengan genetika.

Namun tetap saja, bentuk hadiah dari otaklah yang bisa membuat seseorang terpacu untuk mencari dan mencari lagi tanpa pernah lelah.

Baca juga: Penjelasan Ilmiah Mengapa Wajah Jadi Jelek Ketika Bangun Tidur

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi