KOMPAS.com - Cokelat adalah salah satu produk olahan makanan atau minuman yang digemari banyak orang.
Hasil olahan biji kakao atau Theobroma cacao ini paling umum dijumpai dalam bentuk cokelat batangan, namun bisa juga diolah menjadi minuman hangat atau dingin.
Meski memiliki banyak penggemar, namun cokelat juga dikaitkan dengan sejumlah mitos, antara lain, menyebabkan kegemukan, gigi berlubang, dan lain sebagainya.
Berikut mitos-mitos seputar cokelat dan faktanya:
1. Cokelat mengandung kafein tinggi
Melansir laman Michigan State University, cokelat sejak lama dipercaya mengandung kafein dalam jumlah tinggi.
Faktanya, satu buah cokelat batangan seberat 1,4 ons mengandung 6 miligram kafein.
Jumlah tersebut sama dengan kandungan kafein yang terdapat dalam segelas susu cokelat atau secangkir kopi bebas kafein (kopi yang kadar kafeinnya diturunkan).
2. Cokelat tidak mengandung nutrisi
Karena banyak diolah menjadi camilan, cokelat dipercaya tidak memiliki nutrisi bagi tubuh.
Faktanya, cokelat kaya akan magnesium, zat besi, dan seng. Selain itu, cokelat juga mengandung flavonol yang mengandung sifat melawan kanker.
3. Cokelat menyebabkan kegemukan dan meningkatkan kolesterol jahat
Pada umumnya, olahan cokelat memiliki cita rasa manis. Hal ini membuat cokelat dipercaya menyebabkan kegemukan dan meningkatkan kolesterol jahat di dalam tubuh.
Faktanya, lemak utama dalam cokelat disebut asam stearat, yang merupakan komponen utama dari mentega kakao yang membuat cokelat menghasilkan sensasi "meleleh di mulut" ketika dikonsumsi.
Penelitian menunjukkan bahwa lemak dalam cokelat tidak meningkatkan kolesterol jahat (LDL). Sebaliknya, makan cokelat dalam takaran yang tepat dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam tubuh.
4. Cokelat menyebabkan gigi berlubang
Olahan cokelat juga dipercaya menyebabkan gigi berlubang.
Faktanya, lubang gigi terbentuk ketika bakteri yang ada di mulut memfermentasi makanan manis dan bertepung.
Produk dari proses fermentasi tersebut adalah asam, yang dapat menyebabkan gigi berlubang.
Menyikat gigi secara teratur dengan pasta gigi berfluoride dapat mencegah gigi berlubang.
5. Cokelat menyebabkan jerawat
Diberitakan Kompas.com pada 16 November 2013, mitos lain yang melekat pada cokelat adalah dipercaya menyebabkan jerawat.
Faktanya, hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
Cokelat murni mengandung zat-zat antioksidan yang sangat baik untuk kulit. Kelebihan lain dari makanan ini adalah bisa menimbulkan perasaan senang.
Akan tetapi, cokelat yang kebanyakan beredar di pasaran mengandung gula dan susu yang tinggi dan bisa memicu gangguan kulit seperti komedo dan jerawat.
6. Cokelat meningkatkan gairah seksual
Diberitakan Kompas.com pada 5 September 2020, cokelat dipercaya sebagai makanan yang dapat meningkatkan gairah seksual atau bersifat afrodisiak.
Mitos tersebut sudah berkembang sejak era Kekaisaran Aztec di masa kepemimpinan Kaisar Montezum.
Sebuah penelitian di jurnal "Sexual Medicine" mengamati efek cokelat pada perempuan untuk menemukan kaitan antara cokelat dengan peningkatan gairah seksual.
Perempuan secara khusus dipilih sebagai subjek penelitian karena dianggap lebih sensitif terhadap efek cokelat.
Para peneliti dari Italia mengambil dan menganalisis sampel acak dari 163 perempuan dewasa dengan usia rata-rata 35 tahun.
Partisipan diminta mengonsumsi satu porsi cokelat secara teratur setiap hari. Kelompok partisipan lain mengonsumsi tiga porsi cokelat per hari.
Hasilnya, penelitian ini tidak menemukan perbedaan signifikan antara tingkat gairah atau tekanan seksual dengan konsumsi cokelat.
Mereka yang mengonsumsi tiga porsi cokelat per hari juga tak mengalami efek dalam hal gairah sesksual apapun.
Studi ini menyimpulkan jika cokelat memiliki kualitas afrodisiak, itu mungkin masalah psikologis, bukan fisiologis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.