Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kenali Quarter Life Crisis dan Cara Mengatasinya

Baca di App
Lihat Foto
Medio
Quarter life crisis
Editor: Sandro Gatra

OLEH: Nur Ithrotul Fadhilah dan Brigitta Valencia Bellion

FASE dewasa dimulai saat kita merasakan berbagai persoalan dalam kehidupan. Persoalan tersebut dapat berupa percintaan, karier, atau kehidupan sosial.

Hal tersebut biasanya menimbulkan kebimbangan, kegalauan, hingga ketakutan.

Dari situ, kemudian mulai terdengar istilah quarter life crisis atau krisis seperempat abad.

Dalam Penelitian yang berjudul “Halfway Between Somewhere and Nothing: an Exploration of the Quarter Life Crisis and Life Satisfaction Among Graduate Students”, Black menjelaskan bahwa quarter life crisis adalah kondisi krisis emosional yang terjadi pada individu berusia 20-an.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi ini memiliki karakteristik perasaan tak berdaya, terisolasi, ragu akan kemampuan diri sendiri, serta takut akan kegagalan.

Apabila kondisinya semakin buruk, krisis ini juga bisa mengarah ke depresi hingga gangguan psikis lainnya.

Hal tersebut juga dirasakan oleh Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompascom, saat tengah menempuh studi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (STFD).

Saat itu menjadi titik penting dalam hidupnya. Dengan belajar filsafat, ia dapat mempertanyakan segala sesuatu termasuk keimanan.

“Banyak orang yang belajar filsafat kalau tidak sanggup menginternalisasi pengalaman dan mengkonfrontasi apa yang terjadi, itu orang bisa mempertanyakan segala hal,” terang Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com dalam siniar BEGINU X Soleh Solihun bertajuk “Wisnu Nugroho dan Quarter Life Crisis”.

Inu, sapaan akrab Wisnu Nugroho, saat itu berkeinginan menjadi pastor karena ingin bermanfaat bagi banyak orang dengan mengabdikan diri pada umat.

Hal tersebut lantas membuatnya berkuliah di STFD setelah lulus dari sebuah seminari.

Saat menjadi mahasiswa, ia mengalami quarter life crisis berupa mempertanyakan cita-cita dan hal yang telah dijalani olehnya.

Baginya, filsafat dapat membedah hidupnya hingga ia merasa termurnikan. Beberapa hal yang ia jalani tapi tidak sungguh-sungguh, akhirnya ditinggalkan, termasuk keinginannya menjadi pastor.

Momen itu berlangsung saat Inu membantu sebuah acara di gereja. Dalam kegiatan tersebut, ia merasa bahwa pastor bukanlah tujuan akhirnya.

Menurut dia, tanpa menjadi seorang pastor, ia tetap bisa membantu orang dan berbuat baik.

Lantas, apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi quarter life crisis? Simak penjelasan berikut.

Akui ada pilihan yang tidak sesuai

Melansir wikihow, fase pertama dari quarter life crisis adalah perasaan terjebak oleh pilihan hidup.

Ada beberapa pilihan hidup yang mungkin tak sesuai dengan prinsip hidup kita.

Dengan mengakui bahwa diri merasa terjebak, dapat menjadi langkah pertama untuk mengatasi krisis yang terjadi.

Hal itu dirasakan juga oleh Inu saat menjadi seorang wartawan. Kala itu, ia merasa tak menyukai topik entertainment karena melelahkan.

Banyak acara yang perlu diliput saat larut malam. Meskipun ia berusaha mendistraksinya dengan menulis, pada akhirnya setahun kemudian Inu memutuskan hengkang dari Rileks.com dan memilih Kompas.

Luangkan waktu sejenak dari segalanya

Pada fase kedua, terkadang diri sendiri mungkin dirasa perlu untuk meluangkan waktu sejenak dari segalanya.

Salah satunya dapat dilakukan dengan memutuskan keluar dari situasi saat ini, seperti melakukan liburan untuk beberapa hari.

Gunakan waktu ini untuk mengambil jeda dan mempertimbangkan kembali tujuan dan rencana hidup sebelum membuat keputusan besar.

Cobalah untuk tidak membuat keputusan tergesa-gesa. Misalnya, alih-alih berhenti dari pekerjaan, kita dapat menggunakan beberapa hari libur atau meminta agar jam kerja dikurangi.

Menerima kemungkinan perubahan

Fase ketiga terjadi ketika kita mulai bisa mempertimbangkan untuk keluar dari pilihan atau perasaan yang menjebak diri.

Pada fase ini, kita bisa mulai memikirkan bagaimana cara untuk mengubah hidup ke arah yang lebih baik.

Buat komitmen dan tujuan baru

Setelah menyelesaikan tiga fase pertama dari krisis seperempat abad, kita dapat mulai mempertimbangkan untuk membuat komitmen dan tujuan baru.

Kita harus fokus pada pengembangan diri dalam menanggulangi krisis dengan mengambil langkah-langkah yang tepat.

Untuk mencapai fase keempat, mungkin membutuhkan waktu yang tak sebentar, terutama jika diri sendiri menghadapi gejolak emosi karena telah meninggalkan hal yang sudah lama dijalani.

Oleh karena itu, fase ini merupakan tantangan untuk diri agar siap membuat komitmen dan tujuan baru.

Berhenti membandingkan dengan orang lain

Dilansir dari alodokter, membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuang-buang waktu dan membuat kita semakin khawatir.

Alih-alih memikirkan kehidupan orang lain, mulailah cari tahu apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup.

Tanamkan dalam pikiran bahwa jawabannya mungkin tidak akan langsung ada. Fokus saja dengan bagaimana kita bisa melewati satu hari dengan sebaik-baiknya.

Yakinlah bahwa perlahan-lahan akan mengetahui keinginan dan tujuan tanpa harus memproyeksikannya dengan orang lain.

Belajar mencintai diri sendiri

Ketika sedang terjebak dalam quarter life crisis, kita mungkin akan cenderung mengabaikan berbagai kemampuan yang sebenarnya dimiliki.

Padahal, untuk mencapai tujuan dalam hidup, kita perlu menghargai dan mencintai diri kita terlebih dahulu.

Jadi, mulailah perhatikan kebutuhan diri, apa yang disukai, apa yang membuat nyaman, dan apa yang ingin dilakukan.

Kemudian, wujudkan mereka satu per satu dari hal terkecil. Tanpa disadari, hal-hal kecil ini akan perlahan membawa hidup lebih berwarna.

Pembahasan tentang bagaimana Wisnu Nugroho menangani quarter life crisis-nya dapat didengar lebih lengkap dalam siniar BEGINU musim kedua episode bonus bertajuk “Wisnu Nugroho dan Quarter Life Crisis” .

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi