Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Fakta Bicara] Berbagai Hoaks Seputar Varian Omicron, Ini Bantahannya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Naeblys
Ilustrasi varian Omicron. Studi menemukan masa inkubasi varian Omicron hanya 3 hari.
|
Editor: Bayu Galih

KOMPAS.com - Sejak varian Omicron terdeteksi untuk kali pertama pada 24 November 2021, beredar berbagai informasi simpang-siur tentang varian baru virus corona ini.

Varian yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan ini kini mulai menjadi varian mendominasi kasus infeksi di berbagi negara.

Di Indonesia sendiri, hingga Senin (3/1/2021), ada 152 kasus terkonfirmasi dengan varian Omicron.

Studi terkait varian baru ini masih terus dilakukan. Di tengah penanganan sebaran varian ini, berbagai mitos dan informasi menyesatkan seputar Omicron.

Berikut mitos-mitos seputar varian Omicron dan faktanya:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Tes PCR tidak bisa mendeteksi Omicron

Ada mitos yang menyebut tes Covid-19 menggunakan polymerase chain reaction (PCR) tidak efektif mendeteksi varian Omicron.

Mitos yang banyak beredar di media sosial itu menyebutkan bahwa yang bisa mendeteksi varian virus corona B.1.1.529 hanyalah metode computed tomography (CT) scan paru-paru.

Faktanya:

Tes PCR masih efektif untuk mendeteksi berbagai macam varian virus corona, termasuk varian Omicron.

Hal ini dibenarkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Laboratorium Indonesia (PDS PatKLln) Prof Aryati.

"Masih efektif. Jadi tidak ada masalah dengan varian apa pun termasuk Omicron, tetap dapat terdeteksi oleh metode PCR maupun antigen yang sekarang," kata Aryati seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (3/12/2021).

Umumnya, hasil tes PCR akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis terkait variannya.

Baca juga: [HOAKS] Tes PCR Tidak Bisa Mendeteksi Varian Omicron

Adanya dropout gen S yang teridentifikasi pada varian Omicron, bukan berarti membuat tes PCR menjadi tidak efektif.

Sederhananya, ketika gen S tidak terdeteksi, maka kemungkinan besar ada varian Omicron dan baru bisa divalidasi dengan genome sequences di laboratorium.

2. Omicron sudah ada sejak November 2020

Di media sosial beredar mitos yang menyebut bahwa varian Omicron sudah ada sejak November 2020.

Beredar pula tabel berisi tentang variant of concern (VOC) yang mencatut nama WHO dilampirkan untuk memperkuat klaim tersebut.

Faktanya:

Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ardyanto menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar atau hoaks. Tabel tersebut rekayasa atau hasil editan.

"Ada yang mengedit foto dari laman WHO sehingga menunjukkan seolah-olah Varian Omicron sudah dinyatakan keberadaannya oleh WHO sejak November 2020," ungkap Tonang, mengutip Kompas.com, Kamis (30/12/2021).

Baca juga: [HOAKS] Varian Omicron Sudah Ada sejak November 2020 Menurut WHO

Temuan kasus di Afrika Selatan itu diberi nama Omicron dan ditetapkan sebagai Variant under Monitoring (VuM) pada 24 November 2021.

Setelahnya, WHO menetapkan sebagai VOC pada 26 November 2021.

Tabel sesungguhnya diterbitkan di laman resmi WHO, di mana tertera bulan dan tahun ditemukannya varian Omicron, yakni November 2021.

3. Omicron sudah direncanakan dan viral 6 bulan lebih awal

Mitos tentang awal kemunculan Omicron muncul dalam berbagai narasi. Ada yang menyebut bahwa varian ini viral 6 bulan lebih awal dari yang direncanakan, yakni pada Mei 2022.

Mitos yang beredar di media sosial itu juga disertai gambar berupa daftar dan jadwal peluncuran varian virus corona. Daftar dan jadwal tersebut memuat logo WHO, Forum Ekonomi Dunia (WEF), Universitas Johns Hopkins dan Yayasan Bill dan Melinda Gates.

Faktanya:

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa informasi itu keliru. Tidak ada yang bisa merencanakan kapan virus akan bermutasi.

"Hoaks karena virus kan selalu mutasi," ujar Nadia dikutip dari Kompas.com, Senin (6/12/2021).

Baca juga: [HOAKS] Varian Omicron Sudah Direncanakan dan Viral 6 Bulan Lebih Awal

Nadia menyebutkan, varian-varian ini tidak bisa diprediksi dan direncanakan karena seperti sifat virus lainnya, virus corona terus bermutasi.

"Iya (tidak bisa direncanakan)," kata dia.

WHO dan WEF menyatakan, daftar dan jadwal yang beredar itu bukan berasal dari mereka.

Kantor pers Yayasan Bill dan Melinda Gates juga memberi penjelasan bahwa narasi yang beredar tentang varian yang direncanakan adalah salah.

Pihak Universitas Johns Hopkins juga membantah terlibat dalam narasi sesat tersebut.

"Klaim-klaim ini telah terbukti salah dan Universitas Johns Hopkins tidak memiliki peran dalam menyebarkan disinformasi," kata pihaknya dalam sebuah pernyataan.

4. Game "Omikron" buatan Bill Gates

Laiknya menyusun kisah fiksi, mitos soal varian Omicron juga dikaitkan dengan temuan-temuan di masa lalu.

Contohnya, beredar klaim bahwa game dengan nama Omikron yang keluar pada 1999 adalah buatan Bill Gates. Game ini kemudian dikaitkan dengan varian Omicron yang merupakan salah satu varian virus corona.

Sehingga menyimpulkan secara sederhana, Bill Gates telah merencanakan varian Omicron karena telah membuat game "Omikron".

Faktanya:

Pembuat game tersebut bukan Bill Gates. Melansir Kompas.com, 22 Desember 2021, game dengan nama asli "Omikron: The Nomad Soul" dirilis pada 2 November 1999.

Itu adalah game dengan genre petualangan dan aksi, yang dikembangkan oleh Quantic Dream dan diterbitkan oleh Eidos Interactive bekerja sama dengan penyanyi David Bowie.

Baca juga: [HOAKS] Game Omikron Buatan Bill Gates Terkait dengan Varian Omicron

Konsep permainannya, ada setan berpura-pura menjadi manusia untuk memikat manusia ke Omikron. Kemudian, jika pemain kalah dalam permainan, satu-satunya kehidupan nyata mereka disebut akan hilang.

Game itu dirilis untuk Microsoft Windows, yang merupakan perusahaan milik Bill Gates, pada 1999.

Kendati demikian, Bill Gates tidak terlibat dalam pembuatan game ini. Penamaan Omicron juga tidak terkait dengan game tersebut.

5. Varian baru berkaitan dengan film Omicron pada 1963

Beredar mitos yang menyebut varian B.1.617.2 dikaitkan dengan film Omicron yang dirilis pada 1963, karena memiliki nama sama.

Faktanya:

Film Omicron yang dirilis pada 1963 tidak ada hubungannya dengan Covid-19 atau varian Omicron yang baru ditemukan.

Menurut situs IMDb, dijelaskan bahwa film ini berkisah tentang seorang yang alien mengambil alih tubuh seseorang bernama Earthman. Alien itu memasuki tubuh manusia untuk belajar tentang planet, sehingga rasnya bisa mengambil alih Bumi.

Mengutip Kompas.com, 5 Desember 2021, seorang perwakilan dari salah satu distributor film LCJ Editions menegaskan, film tentang invasi alien tersebut tidak ada hubungan dengan virus apa pun.

Baca juga: [HOAKS] Film Omicron Tahun 1963 Berkaitan dengan Varian Baru Covid-19

Adapun alasan WHO menamai varian B.1.617.2 dengan nama Omicron, berdasarkan urutan huruf Yunani.

Sejauh ini, ada 5 VOC dan 2 Variants of Interest (VOI), yang semuanya memiliki nama Yunani masing-masing agar penyebutannya mudah.

WHO memutuskan untuk menamai temuan varian terbaru dengan huruf "Omicron" yang loncat dua urutan dari huruf Yunani, yakni "Nu" dan "Xi".

Ini untuk menghindari pemberian nama Xi agar tidak menimbulkan spekulasi dan demi menghormati Presiden China, Xi Jinping. Xi juga tidak dipakai karena itu adalah nama yang umum dipakai.

Sementara itu, nama Nu sedikit mirip dengan varian sebelumnya, yakni Mu. Pengucapannya membuat bingung karena mirip dengan kata 'new' atau baru dalam bahasa Inggris.

Pemilihan nama ini juga tidak ada kaitannya dengan film yang dirilis pada 1963.

6. Varian baru Covid-19 bernama Delmicron

Beredar mitos tentang varian baru gabungan dari varian Delta dan Omicron, yang disebut Delmicron.

Faktanya:

Istilah Delmicron dipakai untuk merujuk lonjakan kasus di India akibat varian Delta dan Omicron, tetapi bukan varian baru gabungan dari keduanya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tidak ada varian baru dengan nama Delmicron.

"Tidak ada varian baru," kata Nadia dikutip dari Kompas.com, Jumat (31/12/2021).

Pihaknya mengatakan bahwa istilah Delmicron ini muncul karena dilontarkan seorang anggota satuan tugas (satgas) Covid-19 India, dr Shashank Joshi.

"Ini juga hanya ucapan salah satu Satgas India saja ya, dan WHO tidak memberikan (keterangan) ini," ujar Nadia.

Baca juga: [HOAKS] Varian Baru Covid-19 Delmicron

Berdasarkan catatan WHO, varian yang saat ini menjadi VOC meliputi Aplha, Beta, Gamma, Delta, dan Omicron. Sedangkan yang masuk kategori VOI yakni Lamda dan Mu. Tidak ada sama sekali yang menyebut tentang varian baru bernama Delmicron.

Epidemiolog Indonesia dari Griffith University Australia, Dicky Budiman juga mengatakan bahwa varian baru bernama Delmicron itu hoaks.

"Berita Delmicron itu hoaks ya," kata Dicky, Minggu (26/12/2021).

Hingga kini, tidak ada varian baru yang muncul dari mutasi dua rekombinan atau dua varian Delta dan Omicron.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi