Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Fakta Bicara] Miskonsepsi dan Sejarah Terciptanya Sistem Tulisan Braille

Baca di App
Lihat Foto
Encyclopædia Britannica
Ilustrasi Braille
|
Editor: Bayu Galih

KOMPAS.com - Hari Braille Sedunia diperingati setiap tahun pada 4 Januari, diambil dari kelahiran Louis Braille sebagai pencetusnya, pada 4 Januari 1809.

Melansir laman Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hari Braille Sedunia dirayakan sejak 2019.

Menurut PBB, Hari Braille Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai peran penting Braille sebagai alat komunikasi, terutama bagi penyandang disabilitas netra.

Dalam rangka memperingati Hari Braille Sedunia, Tim Cek Fakta merangkum kesalahpahaman atau miskonsepsi mengenai Braille dan fakta-faktanya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miskonsepsi tentang Braille

Karena penggunaannya yang cenderung terbatas untuk kalangan disabilitas netra, timbul sejumlah miskonsepsi mengenai Braille.

Kesalahpahaman yang umum dijumpai adalah menganggap Braille sebagai bahasa yang digunakan penyandang disabilitas netra untuk berkomunikasi.

Selain itu, Braille juga kerap disangka sekadar tulisan abjad yang memiliki tekstur "timbul" di atas kertas untuk memudahkan tuna netra membaca.

1. Braille bukan bahasa

Melansir Britannica, Braille adalah sistem penulisan dan pencetakan yang berlaku secara universal untuk penyandang disabilitas netra.

Sistem ini ditemukan oleh Louis Braille yang berkebangsaan Perancis pada 1824. Karakter Braille diembos di atas kertas dan dibaca dengan menyentuhnya.

Braille bukan bahasa. Ini adalah kode yang dengannya semua bahasa dapat ditulis dan dibaca oleh penyandang disabilitas netra.

Terdapat versi Braille dalam bahasa Mandarin, Spanyol, Arab, Ibrani, dan bahasa Inggris.

Untuk diketahui, kode Braille untuk bahasa Inggris baru diadopsi pada 1932.

Modifikasi Braille juga tersedia dalam berbagai versi, termasuk Braille yang digunakan untuk matematika dan untuk notasi musik.

2. Braille bukan sekadar huruf yang timbul

Sistem Braille didasarkan pada matriks enam titik timbul, yang tersusun dalam dua kolom yang berisi tiga titik timbul.

Terdapat 63 kombinasi yang bisa diciptakan dalam sistem Braille, dan mewakili huruf, angka, tanda baca, serta kata umum.

Braille bukan sekadar huruf yang timbul di atas kertas. Braille adalah sistem titik, di mana kombinasi titik yang berbeda membentuk berbagai huruf, simbol, dan tanda baca.

Artinya, huruf "A" dalam Braille tidak sama seperti huruf A dalam aksara Latin.

Terdapat sistem di mana huruf dicetak timbul sama seperti dalam aksara aslinya. Sistem ini disebut sebagai Moon print dan sangat berbeda dibanding Braille.

Ini adalah sistem yang digunakan oleh tuna netra sebelum penemuan Braille. Sistem ini telah ditinggalkan karena Braille lebih mudah digunakan.

Sejarah terciptanya huruf Braille

Melansir Braille Works, sejarah sistem ini bermula dari tahun 1800-an.

Pada saat itu, seorang pria bernama Charles Barbier yang pernah bertugas di militer Perancis di bawah kepemimpinan Napoleon Bonaparte, mengembangkan sistem unik yang dikenal sebagai "night writing" sehingga tentara dapat berkomunikasi dengan aman di malam hari.

Sebagai seorang veteran militer, Barbier kerap melihat beberapa tentara tewas karena mereka menggunakan lampu di malam hari untuk membaca pesan di tengah pertempuran. 

Barbier mendasarkan sistem "night writing" matriks 12 titik timbul, yang tersusun dalam dua kolom yang berisi enam titik timbul.

Setiap titik atau kombinasi titik mewakili huruf atau suara fonetik. Akan tetapi, muncul permasalahan karena ujung jari tidak bisa merasakan semua titik dengan satu sentuhan.

Sistem "night writing" ciptaan Charles Barbier ini kemudian disempurnakan Louis Braille.

Louis Braille lahir di Coupvray, Perancis pada 4 Januari 1809. Ia kehilangan penglihatannya di usia sangat muda, karena matanya tidak sengaja tertusuk perkakas milik ayahnya. 

Pada usia 10 tahun, Braille mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di National Institute of the Blind di Paris, Perancis.

Lalu, pada usia 11 tahun, Braille bertemu dengan Barbier yang berkunjung ke sekolahnya. Ia tertarik dengan sistem "night writing" dan berusaha menyempurnakannya.

Selama sembilan tahun berikutnya, ia menghabiskan waktu mengembangkan dan menyempurnakan sistem titik timbul yang kemudian dikenal dengan namanya, Braille.

Braille meninggal pada 1853 dalam usia 43 tahun, setahun sebelum tanah kelahirannya, Perancis, mengadopsi Braille sebagai sistem komunikasi resmi untuk tuna netra.

Beberapa tahun kemudian, pada 1860, Braille mulai dikenal di Amerika Serikat, di mana sistem tersebut diadopsi pertama kali oleh The Missouri School for the Blind di St. Louis.

Dari tahun ke tahun, warisan Louis Braille telah mencerahkan kehidupan jutaan penyandang disabilitas netra di seluruh dunia. 

Berkat sistem Braille, tuna netra dapat menikmati membaca buku, sama seperti orang lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi