Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Babak Belur Belajar Kemanusiaan

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi.
Editor: Sandro Gatra

SAYA berkeyakinan bahwa kemanusiaan adalah mahkota peradaban. Tanpa kemanusiaan, peradaban umat manusia rawan bersifat buruk bahkan destruktif.

Hal itu telah dibuktikan oleh para tokoh yang menyalahgunakan kemanusiaan sebagai alasan untuk melakukan kekerasan, kekejaman bahkan kebengisan terhadap sesama manusia.

Maka di masa sisa hidup makin mendekat ajal, saya ingin mempelajari apa yang disebut sebagai kemanusiaan.

Ibu Theresa

Semula saya ingin belajar kemanusiaan dari tokoh pejuang kemanusiaan yang saya kagumi, yaitu Ibu Theresa.

Namun berhubung Ibu Theresa melakukan perjuangan menjunjung tinggi kemanusiaan bukan di Indonesia, tetapi di India, maka sebagai warga Indonesia saya belum sempat menjumpai beliau.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahkan pada tanggal 5 September 1997, Ibu Theresa meninggalkan dunia fana ini. Pupuslah harapan saya berjumpa dengan beliau untuk belajar kemanusiaan dari tokoh pejuang kemanusiaan.

Namun sebenarnya saya tidak perlu ke India, sebab di Indonesia juga ada tokoh pejuang kemanusiaan tanpa pamrih, kecuali pamrih berjuang untuk menolong sesama manusia yang sedang menderita, yaitu Sandyawan Sumardi.

Berhubung di Indonesia saya punya seorang maha guru etika, yaitu Romo Frans Magnis Suseno yang kebetulan sama-sama Jesuitawan dengan Sandyawan Sumardi, maka saya mohon pendapat Romo Frans tentang rencana saya berguru kemanusiaan kepada Sandyawan Sumardi.

Romo Frans sepenuhnya mendukung hasrat saya belajar kemanusiaan dari Sandyawan Sumardi, yang menurut Romo Frans adalah Anugerah Tuhan.

Namun saya tidak pernah lupa pesan wanti-wanti Romo Frans bahwa dalam belajar kemanusiaan pasti saya akan memperoleh perlawanan dari pihak yang merasa dirugikan oleh kemanusiaan.

Menghambat

Semula saya tidak paham bagaimana kemanusiaan bisa merugikan manusia.

Namun setelah saya jatuh-bangun, maka babak-belur akibat mempelajari kemanusiaan dari bukan teori, namun sikap dan perilaku Sandyawan Sumardi secara nyata pada kenyataan, lambat namun pasti akhirnya saya sadar tentang makna pesan Romo Frans bahkan niscaya ada pihak yang dirugikan akibat kemanusiaan.

Misalnya kemanusiaan merupakan kendala akhlak merugikan pihak-pihak yang ingin menyengsarakan sesama manusia.

Kemanusiaan jelas menghambat hasrat seorang lelaki yang ingin memperkosa seorang perempuan.

Kemanusiaan potensial menghambat perintah seorang jenderal kepada para anak-buahnya untuk membinasakan sesama manusia yang dianggap sebagai musuh.

Kemanusiaan potensial menghambat kehendak penguasa menggusur rakyat miskin dan masyarakat adat atas nama pembangunan infrastruktur.

Kemanusiaan rawan menghambat nafsu para pebisnis untuk mengambil profit sebesar mungkin dari vaksin dan tes antigen/ PCR terhadap virus Corona yang kini disebut Omicron setelah Delta.

Kemanusiaan menghambat angkara murka Kurawa menyengsarakan Pandawa. Kemanusiaan menghambat hasrat Adolf Hitler membinasakan jutaan kaum Yahudi.

Kemanusiaan menghambat obsesi Stalin menyingkirkan segenap pihak yang tidak sepaham politis dengan dirinya.

Kemanusiaan menghambat gelora Revolusi Kebudayaan yang dicanangkan oleh Mao sehingga para Pengawal Merah tega menghancurkan kedua belah tangan sepupu saya yang pianis berbakat cemerlang.

Kemanusiaan menghambat hasrat entah siapa yang pada suatu malam hari pasca G-30-S di Bali tega menyulik ayah kandung saya sehingga sampai kini tidak jelas jenazah beliau berada di mana.

Namun kemanusiaan pula lah yang justru terbukti menggerakkan lubuk sanubari para warga hati yang berbaik hati menyelamatkan ibu kandung dan saudara-saudari kandung saya dari angkara murka para perusak kemanusiaan sehingga sanak-keluarga kandung saya dapat melarikan diri dari pulau Bali ke pulau Jawa.

Kemanusiaan

Meski habis-habisan dihujat sebagai lemah, lembek, penakut, pengecut, dungu, anakronis, ketinggalan jaman mau pun munafik sok berperikemanusiaan, namun saya tetap berupaya teguh berpegang pada keyakinan bahwa pada masa sisa hidup yang sudah makin mendekat ke arah ajal ini, saya ingin mempelajari demi lebih menghayati apa yang disebut kemanusiaan sebagai mahkota peradaban selaras makna adiluhur terkandung pada sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia. MERDEKA !

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi