KOMPAS.com - Pemerintah Turkmenistan akan menutup salah satu objek wisata paling terkenal di negara itu, yaitu kawah gas alam yang sering disebut sebagai Gates of Hell atau "Pintu Neraka".
Kawah gurun yang terletak sekitar 260 kilometer sebelah utara ibu kota, Ashgabat itu telah menyala selama beberapa dekade dan menjadi pemandangin populer bagi wisatawan yang datang ke Turkmenistan.
Berdampak negatif dan membahayakan
Melansir DW, Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov muncul di televisi pemerintah pada Sabtu (8/1/2022) dan mengatakan kepada para pejabat untuk memadampkan api di kawah itu.
Pada 2010, Berdymukhamedov juga memerintahkan para ahli untuk menemukan cara memadamkan api yang telah berkobar sejak operasi pengeboran oleh Uni Soviet yang gagal.
"Kawah buatan manusia berdampak negatif, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan orang-orang yang tinggal di dekatnya," kata Berdymukhamedov.
"Kami kehilangan sumber daya alam yang berharga, padahal kami bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan dan menggunakannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kami," ujar dia.
Baca juga: Viral, Video Detik-detik Dinding Tebing Runtuh dan Menimpa Wisatawan
Terbentuk pada 1971
Kawah itu terbentuk pada 1971 selama kecelakaan pengeboran Uni Soviet yang menghantam gua gas.
Kecelakaan itu menyebabkan rig pengeboran jatuh dan tanah runtuh di bawahnya.
Kawah yang dihasilkan memiliki diameter sekitar 70 meter dengan kedalaman 20 meter.
Untuk mencegah asap berbahaya menyebar, ahli geologi kemudian menyalakan api, berharap gas akan habis dalam beberapa minggu.
Namun usaha tersebut gagal dan sejak saat itu api di "Gerbang Neraka" masih terus menyala hingga saat ini.
Baca juga: Penjelasan BBKSDA soal Video Viral Penangkapan Lumba-lumba di Pacitan
Presiden off-road dekat lokasi
Pada Agustus 2019, Berdymukhamedov menggunakan truk off-road untuk melaju di sekitar "Gerbang Neraka" yang ditayangkan langsung di TV pemerintah, dikutip dari ABC News.
Hal itu dilakukannya untuk menjawab desas-desus tentang kematiannya.
Desas-desus bahwa Berdymukhamedov telah meninggal dimulai dengan outlet media kecil berbasis asing yang dijalankan oleh lawan rezim Turkmenistan.
Ini kemudian menyebar ke seluruh situs web berbahasa Rusia setelah seorang analis Rusia yang kurang dikenal mengutip pengusaha di Turkmenistan yang mengklaim memiliki kenalan di dinas keamanan.
Sumber tersebut kemudian mengkonfirmasi informasi kematian Berdymukhamedov selama wawancara dengan radio Moskow.
Berdymukhamedov berkuasa di Turkmenistan yang dikontrol ketat pada 2006 setelah pendahulunya, Saparmurat Niyaziv meninggal akibat serangan jantung.
Baca juga: Cara Menggunakan BPJS Kesehatan untuk Berobat Saat di Luar Kota
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.