Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Imunisasi, Apakah Anak Bisa Langsung Vaksinasi Covid-19?

Baca di App
Lihat Foto
Kodam IX Udayana
Vaksinasi anak yang digelar oleh Kodam IX Udayana kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bali.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 sampai 11 tahun telah dimulai sejak 14 Desember 2021.

Jumlah sasaran vaksinasi mencapai 26,5 juta anak berdasarkan data sensus penduduk 2020.

Namun, tidak semua anak bisa langsung divaksinasi Covid-19, karena beberapa kondisi. Salah satunya jika belum lama ini anak menerima imunisasi rutin, seperti polio, campak, dan lainnya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, jarak pemberian vaksin Covid-19 setelah mendapat imunisasi adalah minimal 2 minggu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"2 minggu minimal," kata Nadia pada Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Selain itu ada beberapa kondisi yang membuat seorang anak harus menunda vaksinasi Covid-19 menurut Nadia, yaitu:

  1. Demam
  2. Batuk
  3. Pilek
  4. Sakit bawaan.

"Kalau sedang tidak sehat, demam, batuk pilek, atau ada sakit bawaan yang harus dinilai dokternyaa dulu ya," tutur Nadia.

Namun untuk mengetahui apakah seseorang bisa divaksin atau harus menunda vaksin perlu dilakukan screening sebelum vaksinasi.

"Nanti ada form skriningnya," ujar Nadia.

Baca juga: Vaksinasi Anak 6-11 Tahun, Apakah Bisa Daftar via PeduliLindungi?

Dihubungi terpisah, Ketua Umum IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), juga mengatakan hal yang sama, yakni jarak pemberian imunisasi rutin dan vaksin Covid-19 adalah 2 minggu.

"2 minggu," kata Piprim pada Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Melansir laman Covid-19.go.id tentang Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6688/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bagi Anak Usia 6 sampai dengan 11 tahun, disebutkan kondisi-kondisi yang membuat anak harus menunda vaksinasi Covid-19, yaitu:

  1. suhu lebih dari 37,5 derajat Celcius
  2. tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg dan sudah dilakukan pengukuran tekanan darah ulang 5 sampai 10 menit kemudian
  3. anak mendapat vaksin lain (vaksin rutin) kurang dari 2 minggu
  4. anak pernah sakit Covid-19
  5. dalam keluarga terdapat kontak dengan pasien Covid-19
  6. anak menderita demam atau batuk pilek atau nyeri menelan atau muntah atau diare
  7. dalam 7 hari terakhir anak pernah mendapat perawatan di RS atau menderita kedaruratan medis seperti sesak napas, kejang, tidak sadar, berdebar-debar, perdarahan, hipertensi, tremor hebat
  8. anak sedang menderita gangguan imunitas (hiperimun: auto imun, alergi berat dan defisiensi imun: gizi buruk, HIV berat, keganasan)
  9. anak sedang menjalani pengobatan imunosupresan jangka panjang (steroid lebih dari 2 minggu, sitostatika).

Di Keputusan Menteri Kesehatan tersebut juga terdapat format form screening yang akan diisi oleh anak sebelum vaksinasi.

Baca juga: Jadwal Imunisasi Dasar Anak yang Wajib Diketahui Orangtua

Ruang tunggu

Ketika berada di ruang tunggu, anak mengisi data sebagai berikut:

Meja 1 (skrining dan vaksinasi)

Di meja 1 anak akan diperiksa suhu dan tekanan darahnya. Jika suhu lebih dari 37,5 derajat Celcius vaksinasi ditunda sampai sembuh.

Lalu jika tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg, pengukuran tekanan darah diulang 5 sampai 10 menit kemudian. Jika masih tinggi maka vaksinasi ditunda dan dirujuk.

Anak juga akan mendapatkan pertanyaan dari petugas meja 1. Berikut pertanyaan-pertanyaannya:

  1. Apakah anak mendapat vaksin lain (vaksin rutin) kurang dari 2 minggu sebelumnya?
    Jika Ya, vaksinasi ditunda.
  2. Apakah anak pernah sakit Covid-19?
    Jika Ya, untuk derajat ringan dan sedang vaksinasi ditunda 1 bulan setelah sembuh. Untuk derajat berat vaksinasi ditunda 3 bulan setelah sembuh.
  3. Apakah dalam keluarga terdapat kontak dengan pasien Covid-19?
    Jika ada kontak, vaksinasi ditunda 2 minggu.
  4. Apakah saat ini anak menderita demam atau batuk pilek atau nyeri menelan atau muntah atau diare?
    Jika Ya, vaksinasi ditunda, dianjurkan untuk berobat.
  5. Apakah dalam 7 hari terakhir anak pernah mendapat perawatan di RS atau menderita kedaruratan medis seperti sesak napas, kejang, tidak sadar, berdebar-debar, perdarahan, hipertensi, tremor hebat?
    Jika Ya, vaksinasi ditunda sampai dinyatakan sembuh.
  6. Apakah anak sedang menderita gangguan imunitas (hiperimun: auto imun, alergi berat dan defisiensi imun: gizi buruk, HIV berat, keganasan)?
    Jika Ya, vaksinasi ditunda, sampai diizinkan oleh dokter yang merawat.
  7. Apakah saat ini anak sedang menjalani pengobatan imunosupresan jangka panjang (steroid lebih dari 2 minggu, sitostatika)?
    Jika Ya, vaksinasi ditunda, sampai diizinkan oleh dokter yang merawat.
  8. Apakah anak mempunyai riwayat alergi berat seperti sesak napas, bengkak, urtikaria di seluruh tubuh atau gejala syok anafilaksis (tidak sadar) setelah vaksinasi sebelumnya?
    Jika Ya, vaksinasi disarankan di rumah sakit
  9. Apakah anak penyandang penyakit hemofilia/kelainan pembekuan darah?
    Jika Ya, vaksinasi disarankan di rumah sakit

Setelah itu petugas akan memberi hasil skrining, yaitu berupa rekomendasi "lanjut vaksin", "tunda", atau "tidak diberikan".

Kemudian jika lanjut vaksin, maka dilanjutkan dengan pemberian suntikan.

Baca juga: Vaksinasi Anak 6-11 Tahun: Syarat, Gejala KIPI, dan Anak yang Tidak Boleh Divaksin

Meja 2 Pencatatan dan Observasi

Pada Meja 2, anak yang telah divaksinasi dipantau apakah ada keluhan atau tidak.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi